Chapter 36

3.6K 189 2
                                    

Upacara pengangkatan jendral chow menjadi panglima perang dilakukan sebulan kemudian setelah meninggalnya Zhang Fei karena bunuh diri di penjaranya dengan cara membenturkan kepalanya ke dinding.

Pangeran zhao tersenyum senang melihat Jendral Chow menduduki posisinya yang sekarang.

Malamnya kaisar li Shing mengadakan pesta yang meriah untuk jendral chow, di hadiri oleh para menteri dan bangsawan, diantaranya pemimpin dari suku han yaitu Bao Chang.

"Aku dengar pangeran zhao belum mempunyai istri?!" tanya bao chang yang duduk tidak jauh dari kaisar li Shing.

"Ia baru saja kehilangan istrinya"

Bao chang mengangguk angguk sambil tersenyum.

"Aku mempunyai seorang putri yang cantik bernama Li Mei, ia bisa menari dan memainkan beberapa alat musik yang bisa memikat hati pangeran zhao," kata bao chang dengan tersenyum.

Kaisar li Shing tersenyum.

"Apa putrimu yang duduk di sebelahmu itu?"

"Apa putrimu yang duduk di sebelahmu itu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya yang mulia"

Kaisar li Shing memperhatikan gadis yang duduk di samping bao chang, menikahkan pangeran zhao dengan li mei akan mengurangi rasa cemburu di hatinya.

Suara musik ruan yang dimainkan fang yin mengalihkan perhatian kaisar li Shing dan yang ada di istana utama, jendral chow tampak senang melihat selir fang yin yang begitu cantik.

Pangeran zhao menatap selir fang yin dengan rasa rindu sambil menikmati alunan merdu ruan yang di mainkan oleh fang yin.

"Kau beruntung sekali memiliki selir secantik dia!" puji bao chang sambil tersenyum lebar.

"Ya"

Kaisar li Shing tersenyum, ia sangat ingin fang yin mengandung anaknya karena hatinya telah di miliki oleh fang yin.

Permaisuri Lin Yao ikut tersenyum namun hatinya berkata lain, rasa benci mengakar kuat hingga ia ingin berbuat apapun untuk mencelakakan fang yin. Sudah beberapa kali dirinya memberi racun di makanan atau minuman fang yin, tapi entah mengapa sampai sekarang fang yin masih bernafas, hal ini membuat permaisuri lin yao mengalami frustasi. Perlahan fang yin mendongak lalu menatap permaisuri lin yao. Permaisuri lin yao tersentak saat melihat kilatan api yang berkobar di mata fang yin selama beberapa detik, mata itu segera berganti dengan senyum ramah.

Permaisuri lin yao menoleh ke kasim chang.

"Apakah kau melihat tatapan selir fang yin tadi kepadaku?" tanya permaisuri lin yao berbisik hingga hanya kasim chang yang bisa mendengarnya.

"Tatapan apa yang mulia? Saya tidak mengerti?"

"Dia tadi menatapku seakan aku akan dibunuhnya!"

Kasim chang mengernyit.

"Maaf yang mulia, saya tidak melihatnya, selir fang yin tidak akan berani menatap yang mulia seperti itu, meskipun ia memang wanita yang berani menggoda yang mulia kaisar!" jawab kasim chang dengan pelan.

Pandangan permaisuri lin yao kembali ke selir fang yin yang hampir menyelesaikan alunan ruan nya. Gerakannya begitu gemulai saat memainkan ruan, dia sendiri pun terpukau melihatnya, apalagi laki laki.

Kaisar li Shing bertepuk tangan sambil tersenyum dan menatap fang yin dengan bangga.

Setelah melakukan pertunjukannya, fang yin berniat kembali ke kediamannya, namun dayang chen tidak ia temukan.

Tiba tiba seseorang meraih pergelangan tangannya lalu menariknya di lorong sempit dekat taman istana.

"Apa yang kau lakukan pangeran zhao?!!!"

Pangeran zhao menatap fang yin dengan punggung bersandar di dinding. Salah satu tangan pangeran zhao menahan kedua pergelangan tangan fang yin di atas kepala fang yin.

"Aku sangat merindukanmu, merindukan saat saat kita bersama"

"Tapi sayang, aku tidak merasakan hal yang sama sepertimu," balas fang yin sambil membalas tatapan pangeran zhao.

"Kalau begitu aku perlu bukti....." ucap pangeran zhao seraya mendekatkan wajahnya, namun fang yin segera memalingkan wajahnya.

Tangan pangeran zhao yang bebas meraih dagu fang yin lalu sedikit mencengkram dagu fang yin Agar fang yin tidak bisa berpaling, perlahan pangeran zhao mencium bibir fang yin.

Pikiran fang yin mencoba menolak mereson ciuman pangeran zhao dengan membuat kaku tubuhnya.

Namun ciuman pangeran zhao membangkitkan gairah fang yin hingga mulutnya terbuka karena mendesah, lidah pangeran zhao menyelinap ke dalam mulut fang yin dan menelusuri rongga mulutnya.

Setelah melepas tangan fang yin, tangan pangeran zhao merengkuh punggung fang yin hingga tubuhnya menempel ke tubuhnya.

Suara erangan kasar pangeran zhao membuat fang yin membelitkan jarinya ke rambut pangeran zhao.

Keduanya terengah engah saat mengakhiri ciuman mereka.

"Aku akan membunuh tua bangka itu!" bisik pangeran zhao mengatakan niatnya.

Fang yin menatap pangeran zhao.

"Bagaimana cara kau membunuhnya?!"

"Aku akan menyerangnya saat dia sendirian"

"Kalau begitu aku akan mempersiapkan upacara kematianmu"

Pangeran zhao tersentak mendengar ucapan fang yin.

"Apakah kau tidak tahu kalau yang mulia selalu di kelilingi prajurit bayangannya yang kemampuan bela dirinya melebihi kita berdua?!" tanya fang yin menjawab pertanyaan zhao yang sempat berprasangka buruk kalau fang yin menginginkan kematiannya.

"Kalau begitu apa kau punya cara untuk membunuhnya, kekasihku yang cerdas?!" tanya pangeran zhao seraya membelai pipi fang yin.

Fang yin tersenyum.

"Aku tahu tapi aku tidak akan mengatakannya kepadamu, pangeran zhao!"

Terimakasih vote & follownya

Fang YinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang