Chapter 18

6.4K 304 21
                                    

Fang yin tersenyum sendiri saat berjalan menuju kediamannya, malam ini kaisar Li Shing memberinya hadiah sebuah tusuk konde dengan hiasan batu giok yang sangat cantik.

Hadiah itu di berikan kaisar atas penampilannya malam ini, hampir semua selir menatapnya dengan pandangan iri terutama selir xiu yang tadi dengan sengaja memilih nada yang rumit agar fang yin tidak bisa mengiringi alunan seruling selir xiu.

Saat mendongak fang yin melihat pangeran zhao sedang berdiri menunggunya, kedua tangan zhai di sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Selamat malam pangeran zhao!" Ucap fang yin seraya tersenyum.

"Apakah kau mau ikut denganku, aku ingin berbicara denganmu, berdua saja!"

"Maafkan saya pangeran, saya rasa itu perbuatan yang kurang pantas jika kita hanya berduaan, jika ingin berbicara datanglah ke kediamanku saat yang mulia berada di sana," jawab fang yin dengan tegas.

"Aku tidak akan membiarkan kamu lewat jika kau tidak mau menuruti keinginanku!" Kata zhao dengan mata bersinar marah.

"Pangeran, malam ini saya sudah lelah, saya...."

Kata kata fang yin terpotong saat tangan pangeran zhao mencengkram pergelangan tangannya.

"Lepaskan!!" Teriak fang yin seraya menggerakkan tangannya, berusaha melepaskan diri.

Para pelayan dan dua dayang di belakang fang yin tampak terdiam dan menunduk melihat kejadian itu.

Fang yin melayangkan tangan yang satunya ke wajah zhao, tamparan itu menggema di kesunyian malam.

"Kau menamparku?!" Tanya pangeran zhao seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia alami.

"Aku sudah menjadi selir ayahmu, mengapa kau tidak menghormatiku?!!" Sahut fang yin seraya memegangi perutnya, merasakan sedikit sakit karena merasa sedih melihat pangeran zhao telah berubah menjadi kasar meskipun ia menyadari kalau kemungkinan besar pangeran zhao dalam keadaan sedikit mabuk.

"Selama aku bernafas, aku tidak akan pernah mengakuimu sebagai selir ayah, kau....."

"Pangeran zhao!" Sapa seseorang yang berjalan mendekati keduanya.

Lee berjalan mendekat seraya memperhatikan wajah fang yin yang memucat.

Zhao menoleh tajam ke arah lee tanpa melepaskan cengkramannya.

"Bisakah saya meminta agar anda melepaskan selir fang yin?" Tanya lee dengan tersenyum ramah namun senyumannya tidak menyentuh matanya.

"Tidak, lebih baik kau pergi!"

"Maaf saya tidak bisa melihat seorang wanita yang tersakiti, bisakah kau melepaskannya?!"

"Tidak, fang yin ayo ikut aku!"

Namun sebelum pangeran zhao menyeret fang yin tiba tiba tangan pangeran zhao terasa sangat sakit, seperti ada ribuan kalajengking di dalam tangannya, ia berteriak kesakitan hingga melepaskan cengkraman tangannya.

"Pergilah selir fang yin!"

Dengan tergesa fang yin berjalan pergi dengan di ikuti oleh dayang dan pelayannya.

Pangeran zhao terjatuh ke tanah dan akhirnya jatuh pingsan.

"Siapa yang menyakiti fang yin harus berhadapan denganku!" Kata lee yang kemudian melangkah pergi meninggalkan pangeran zhao yang pingsan.

Saat sampai di gerbang kediamannya, fang yin melihat kasim chang di temani beberapa pelayan sedang berdiri di halamannya, entah mengapa fang yin hatinya merasa enak.

Fang YinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang