Pesta penyambutan kedatangan pangeran sying quon di rayakan oleh seluruh anggota kerajaan dan para menteri.
"Istrimu sangat cantik kak!" puji sying quon saat di pesta.
Meilin tersenyum seraya mengucapkan selamat kepada pangeran sying quon yang berhasil memenangkan peperangan.
Sying quon adalah putra dari selir utama yang sudah meninggal dunia saat sying quon masih kecil.
"Terima kasih putri, peperangan ini juga berkat bantuan jendral dan temanku Lee!"
"Dimana temanmu lee itu?!" tanya pangeran zhao.
"Katanya dia ingin istirahat, besok aku akan memperkenalkan ke ayahanda, ia sangat membantuku di medan perang"
Pangeran sying quon terdiam.
"Sebenarnya jika tidak ada lee yang membantuku, aku pasti kalah!" ucap sying quon di dalam hati, ia sengaja tidak mengatakan yang sebenarnya agar ayahnya tidak kecewa kepadanya.
Seorang pelayan datang dengan membawa minuman lalu menuangkan ke cangkir pangeran zhao dan istrinya.
"Mari kita bersulang untuk kemenangan pangeran sying quon!" sahut kaisar seraya mengangkat cawan minumannya.
Semua tertawa gembira sambil mengikuti kaisar mengangkat cawan masing masing.
"Semoga yang mulia di karunia hidup yang panjang!" sahut semua menteri dan keluarga kerajaan secara bersamaan sebelum meminum minumannya.
Beberapa jam kemudian
Fang yin tersenyum saat melihat bunga bunga yang bermekaran di taman istana, hari ini tugasnya telah selesai dan ia bersiap untuk istirahat, pangeran zhao beberapa hari yang lalu sudah mengatakan kalau hari ini dirinya tidak bisa menemuinya.
Tiba tiba fang yin mendengar suara seruling yang sepertinya tidak asing di telinganya.
"Kak jiang yin!"
Fang yin segera berlari ke arah suara.
Seorang asing menggenakan baju serba hitam sedang berdiri membelakangi fang yin sambil meniup serulingnya.
Laki laki itu menghentikan permainan serulingnya dan berbalik, ia terdiam begitu melihat fang yin berdiri di depannya.
"Siapakah anda?" tanya fang yin seraya menatap laki laki yang berdiri di depannya.
Laki laki itu menatapnya.
"Namaku Lee"
"Apakah anda mengenal JiangYin?"
"Tidak"
Tubuh fang yin terasa lemas, ia mengira akan bisa bertemu dengan sahabatnya yang sudah ia anggap seperti saudaranya.
Namun jiangyin yang di kenalnya memang sudah meninggal dunia, rasanya fang yin sangat merindukannya terutama dengan kebaikan jiangyin yang selalu baik kepadanya.
"Maaf telah mengganggu anda, saya...saya pamit dulu!"
Dengan sedih dan kecewa fang yin keluar dari halaman kediaman lee yang di siapkan oleh sying quon.
Lee menatap punggung fang yin, jemari tangannya mengepal kuat di samping tubuhnya.
Malam ini ia telah bertemu dengan gadis yang di sukainya tanpa bisa menyentuhnya, ilmu yang di dapat dari buku ayahnya, telah membuatnya berubah menjadi laki laki. Seorang laki laki tua menolongnya dari luka lukanya yang parah. Selama tiga bulan jiangyin hanya bisa berbaring sambil menyalurkan tenaga dalam murninya untuk mempercepat penyembuhannya.
Setelah sembuh laki laki yang menyelamatkannya, memberikan buku miliknya. Dalam waktu lima bulan jiangyin menguasai ilmu penguasaan racun darah. Namun ilmunya mengakibatkan dirinya berubah menjadi laki laki begitu pula dengan suaranya.
Saat dirinya menuju ibukota, jiangyin melihat pasukan pangeran sying quon terdesak dalam peperangan, iapun memutuskan membantunya dan membalik keadaan.
Dalam waktu sehari pasukan musuh mati dengan menggenaskan.
Karena malam ini jiangyin sangat merindukan fang yin, jiangyin yang merubah namanya menjadi lee, memainkan serulingnya dengan nada yang ia buat bersama fang yin ketika keduanya masih tinggal bersama.
"Akhirnya aku menemukanmu fang yin....."
- ooOoo -
Meilin perlahan membuka matanya, ia melihat pangeran zhao berbaring di sampingnya.
Semalam permaisuri mengingatkan kalau malam ini adalah malam untuk menghabiskan malam pertamanya bersama pangeran zhao.
Menunggu lama hingga tengah malam akhirnya pangeran zhao datang ke kediamannya, namun saat sampai pangeran zhao berkata kalau dirinya mencintai gadis lain dan berjanji pada kekasihnya itu tidak akan pernah menyentuh wanita lain.
Perkataan zhao membuat meilin menahan rasa sedih dan kecewanya, ia calon permaisuri yang akan memberi keturunan kaisar, bagaimana cara dia mewujudkannya jika pangeran zhao tidak menyentuhnya.
Namun saat akan berdiri, pangeran zhao merasa pusing dan badannya merasa panas.
Lalu pangeran zhao memandanginya, memanggilnya dengan menyebutnya "Fang Yin".
Dengan perlahan pangeran zhao mendekati wajahnya lalu mencium bibirnya, ciuman pangeran zhao membawanya ke dalam pusaran gairah. Pangeran zhao melepaskan satu persatu kain yang menutup tubuh putri meilin. Meilin pasrah saat pangeran zhao membaringkannya ke ranjang.
Pangeran zhao menyentuh dan menciuminya dengan penuh kelembutan hingga akhirnya ia memekik pelan penuh nikmat saat mendapatkan klimaksnya.
Meilin menggigit bibir bawahnya saat rasa sakit menderanya, ia tidak boleh berteriak karena itu sesuatu yang tidak pantas ia lakukan meskipun sesakit apapun.
Namun rasa sakit itu hanya sesaat dan tergantikan dengan nikmat yang terasa membahagiakan meilin.
Hingga keduanya meraih klimaksnya dan zhao mengerang menyebut nama fang yin kembali.
Airmata membasahi pipi meilin saat menyadari kalau pangeran zhao menyentuhnya seraya membayangkan dirinya adalah gadis yang bernama fang yin.
Rasa sakit di organ intimnya masih terasa namun saat ia berusaha bangun tidak sengaja mengeluarkan erangan kesakitan.
Zhao membuka kedua matanya dan terkejut ketika melihat meilin berada di sampingnya sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Apa yang kau lakukan di sini?!" tanya zhao yang segera bangun dan memakai zhangyi nya (hanfu lapisan pertama).
Tatapan zhao langsung tertuju ke tempat tidurnya, ada bercak darah di sana sebagai bukti yang tidak terbantahkan.
"Apa semalam aku menyentuhmu??!"
Meilin hanya menunduk, airmatanya mengalir membasahi pipinya.
Zhao segera mengambil lapisan hanfunya dan melangkah pergi.
Namun zhao menoleh saat berada di depan pintu.
"Malam ini adalah yang terakhir aku mengunjungimu," ucap zhao yang kemuadian membuka pintu kamar dan keluar meninggalkan meilin yang menatap kepergiannya.
"Oh Dewaku yang agung, semoga benih pangeran zhao tumbuh di rahimku, aku sungguh mencintainya dan berharap kenangan indah ini berbuah manis, aku mohon padamu dewa.....!" bisik meilin dengan penuh harap.
Terimakasih vote & follownya😆

KAMU SEDANG MEMBACA
Fang Yin
Randomcerita ini hanya khayalanku saja, cerita dewasa, banyak adegannya, jika banyak typo salah nama tolong di maafkan.