"Yang mulia datang!" sahut pelayan di luar pintu kediaman fang yin.
Fang yin segera keluar untuk menyambut kedatangan kaisar li Shing yang kesekian kalinya semenjak fang yin kembali ke istana.
"Malam ini aku akan menemanimu!" ucap kaisar li Shing dengan sinar mata tidak mau di bantah karena fang yin selalu memberi alasan menolak di temani.
Wajah fang yin memucat saat kaisar li Shing memasuki kediamannya, fang yin menatap langit yang gelap tanpa bintang, akhirnya fang yin menyusul masuk ke dalam.
Dengan cekatan fang yin menyeduhkan minuman untuk kaisar li Shing yang duduk di kursi memperhatikannya.
Setelah sedikit meminumnya, kaisar li Shing menaruh cawan minumannya.
"Malam ini aku akan tidur denganmu"
"Kemarilah fang er......"
Dengan sedikit gugup namun ia tutupi dengan senyuman, fang yin melangkah mendekat.
Fang yin memekik pelan saat kaisar li Shing meraih pergelangan tangannya dan menarik tubuhnya hingga jatuh ke pangkuannya.
"Aku sangat merindukanmu....." ucap kaisar li Shing seraya menyibak hanfu fang yin hingga payudara fang yin terlihat sebelah, tangan kaisar li Shing meremas payudara fang yin lalu mencubit puncaknya yang berwarna pink.
"Yang mulia.....!"
"Mengapa kau selalu menolakku fang yin?!"
"Apa kau sudah mempunyai pengganti ku, untuk memuaskan hasratmu selama kau di luar istana?!"
"Tidak yang....mu....lia.....!" jawab fang yin terbata bata dengan menggigit bibirnya saat kaisar li Shing meremas dengan kuat.
"Kalau begitu malam ini kau harus melayaniku!!" kata kaisar li Shing yang kemudian menurunkan tubuh fang yin lalu menariknya berjalan menuju ranjang.
Dengan kasar kaisar li Shing merobek hanfu fang yin lalu mendorongnya ke tiang tempat tidur.
Setelah melepas celananya dengan cepat, kaisar li Shing menghujamkan kejantanannya ke liang fang yin dari belakang.
Fang yin memekik kesakitan merasakan hujaman kasar kaisar li Shing. Payudaranya di remas oleh kaisar li Shing dengan penuh nafsu. Sedangkan bahu dan punggungnya di gigit oleh kaisar li Shing. Airmata membasahi kedua pipi fang yin.
Dengan kuat kaisar li Shing melenguh seraya menyemburkan benihnya ke rahim fang yin.
"Jangan permainkan hatiku fang er, aku bisa memenggal pangeran zhao dengan mudah!"
Setelah memberikan ancaman, kaisar li Shing mengambil selimut lalu menutupi tubuh fang yin yang lemas.
"Tidurlah fang er, maafkan aku yang terlalu cemburu melihatmu kembali bersama zhao, aku tidak tahu apa yang terjadi selama kalian tinggal bersama, tapi sulit untukku untuk mempercayaimu karena di masa lalu kalian pernah mempunyai hubungan" bisik kaisar li Shing setelah mendengar dengkuran halus dari mulut fang yin.
- ooOoo -
Sejak kejadian malam itu kaisar li Shing jarang menemui fang yin membuat fang yin merasa lega, namun dirinya tidak bisa terus menyembunyikan kehamilannya, ia harus pergi ke suatu tempat, jauh dari istana.
Beberapa hari kemudian di sebuah kedai tampak seorang pelayan istana sedang duduk sendirian dengan segelas arak di tangannya.
Tiba tiba seorang laki laki duduk di dekatnya.
Pelayan yang bernama wen hua memperhatikan laki laki yang duduk di sebelahnya, beberapa kali ia memincingkan untuk memperjelas penglihatannya.
"Kau mirip sekali dengan teman dekatku, ia bermarga Fei," kata wen hua sambil tersenyum.
"Benarkah?"
"Iya," jawab wen hua sambil tersenyum lebar.
"Kalau begitu hari ini aku akan mentraktirmu!"
Wen hua tampak senang mendengarnya, ia segera memesan arak kembali.
Seminggu kemudian di sebuah pasar tampak seorang wanita dengan menggenakan perhiasan yang berlebih sedang belanja bersama dua pelayannya, tiga pengawal membuntutinya dari belakang.
Xin ye akhirnya membayar kain sutra yang di belinya.
"Kalian bawa pulang dulu belanjaanku! Aku masih ingin belanja lagi!" perintah xin ye kepada dua pelayannya yang membawa semua belanjaannya.
"Suamiku pasti akan senang sekali jika aku memakai hanfu ku yang terbuat dari sutra," ucap xin ye berbicara sendiri dengan hati senang.
"Sepertinya jalan kesini menuju penjahit itu?!"
Xin ye masuk ke gang sepi namun sampai di tengah jalan seorang laki laki berbaju hitam sedang menghadangnya.
"Menyingkirlah! Sebelum para pengawalku membunuhmu!!"
Melihat laki laki itu melangkah maju, Xin ye mundur.
"Pengawal!! Serang laki laki itu!" perintah xin ye dengan lantang namun xin ye terkejut saat melihat ketiga pengawalnya tidak ada, malah orang lain yang juga berbaju hitam mengepungnya.
"Kalian mau apa?!! Aku akan membayar kalian tiga kali lipat!!!" teriak xin ye ketakutan.
Ketiga laki laki yang mengepung Xin ye tidak bergeming, dengan cepat salah satu laki laki berbaju hitam itu memukul tengkuk Xin ye hingga jatuh pingsan.
- ooOoo -
Zhang Fei turun dari kudanya.
Sebelum masuk ke dalam rumah yang di sewakan untuk kekasihnya, zhang Fei memperhatikan sekitarnya, hari ini dirinya sudah berjanji untuk menemuinya setelah sebulan tidak bertemu.
Setelah yakin tidak ada seorang pun yang akan lewat, Zhang Fei membuka pintu rumah dan mengernyit saat melihat sandal seorang wanita berjejer dengan sandal kekasihnya, wen hua.
Tiba tiba Zhang Fei mendengar suara desahan wanita yang cukup keras, dengan dada berdebar ia masuk ke dalam rumah.
Suara desahan semakin keras saat Zhang Fei masuk ke rumah, rasa cemburu dan waspada muncul menyerang hatinya, dengan kasar Zhang Fei membuka pintu kamarnya.
Wajah Zhang Fei memerah karena amarah melihat istrinya Xin Ye dan Wen hua sedang bersetubuh dengan penuh nafsu, keduanya tersentak saat melihat Zhang Fei yang tiba tiba muncul.
"Ini bukan seperti yang kau sangka suamiku!" jerit Xin Ye sambil menangis dan menutupi tubuhnya dengan selimut.
Dengan mata kejam, Zhang Fei mencabut pedangnya lalu menebas leher istrinya.
Wen hua menjerit ketakutan melihat Xin ye bersimbah darah dengan mata melotot, ia kembali teringat beberapa jam yang lalu, seorang teman yang baru di kenalnya dan kebetulan wajahnya mirip Zhang Fei kekasihnya memberinya minuman, wen hua pun baru tersadar kalau minuman itu pasti ada obat perangsang.
"Aku di jebak sayang, aku berani bersumpah!!" teriak wen hua sebelum ujung pedang menembus jantungnya.
Puluhan prajurit istana tiba tiba masuk ke dalam di ikuti oleh jendral Chow.
Zhang Fei berbalik dan tersentak saat melihat dirinya di kepung, akhirnya ia pun sadar kalau seseorang berusaha menjebaknya.
"Jendral Zhang Fei! Kamu di tangkap atas pembunuhan seorang pelayan dan putri Xin Ye, sepupu kaisar Li Shing!!" sahut jendral Chow sambil menghunus pedangnya, mempersiapkan diri jika ada perlawanan.
Suara pedang jatuh menandai penyerahan diri jendral Zhang Fei.
Terimakasih vote & follownya

KAMU SEDANG MEMBACA
Fang Yin
Randomcerita ini hanya khayalanku saja, cerita dewasa, banyak adegannya, jika banyak typo salah nama tolong di maafkan.