"Apa pelayan itu sudah tidak apa apa?" Tanya fang yin dengan kuatir.
"Dia sudah tidak apa apa, kertas mantra yang di bawanya sudah ku bakar"
Fang yin duduk menyadari tubuhnya lemas setelah melihat adegan mengerikan di depannya. Tianzhi mencari seorang pelayan yang sedang mengandung di luar nikah, setelah pelayan itu setuju untuk menggantikan fang yin, tianzhi meminta pelayan itu menyimpan kertas mantranya di dalam hanfunya agar mereka yang melihat pelayan itu secara gaib, akan melihat pelayan itu mirip fang yin.
"Aku tidak menyangka permaisuri bisa melakukan hal ini, apakah nanti tanganku juga berlumuran darah sepertinya?!" Ucap fang yin lirih seakan berbisik.
"Fang yin dengarkan paman!"
"Tinggal di istana tidaklah mudah, kau harus bisa bertahan di istana yang penuh intrik kejam"
"Kaisar sendiri menutup mata atas kematian ibunya pangeran sying quon, kau harus bisa menolong dirimu sendiri untuk tetap berada di samping sang naga, membunuh atau di bunuh hanya itu pilihannya," kata tianzhi membuat fang yin merasa mual.
Tianzhi terbatuk batuk.
"Apa paman tidak apa apa?" Tanya fang yin yang kuatir.
"Tidak apa apa, sekarang kamu beristirahatlah, malam sudah larut tidak baik buat bayimu," kata tianzhi menasehati fang yin.
"Baiklah paman, paman beristiratlah juga!"
Tianzhi berdiri di halaman kediaman fang yin sambil menatap langit, memandangi bintang bintang yang bertaburan menghiasi langit.
Tiba tiba langit berubah menjadi gelap beberapa bintang tertutup oleh awan gelap itu.
"Sepertinya saatnya aku beristirahat," ucap tianzhi dengan pelan.
- ooOoo -
"Paman tidak tinggal di sini lebih lama?" Tanya fang yin terkejut setelah empat hari ini tianzhi menginap di kediamannya, dayang ling juga telah fang yin usir dari kediamannya setelah kedapatan mengambil kertas mantra di bawah pot bunganya.
"Maafkan aku, aku harus pergi meninggalkanmu, kau harus bisa menjaga dirimu sendiri"
Kedua mata fang yin berkaca kaca.
Tianzhi mengeluarkan sebuah gelang dari batu giok berwarna hijau.
"Pakailah gelang ini, gelang ini bisa sedikit melindungimu dari ilmu sihir, dulu kakek memberikan gelang ini kepadaku ketika aku masih kecil," kata tianzhi seraya mengulurkan gelangnya.
"Tapi gelang ini sangat berarti untukmu paman! Aku tidak bisa menerimanya!"
Tianzhi tersenyum.
"Aku sudah menganggapmu sebagai putriku sendiri, aku ingin menghadiahkan gelang ini untukmu karena aku tidak mempunyai apapun untuk ku hadiahkan kepadamu," kata tianzhi membuat fang yin terharu dan sedih harus berpisah dengan pamannya yang akan kembali ke pedesaan, tempat tinggal mereka dulu.
"Sesekali aku akan mengunjungi paman," kata fang yin lirih, menahan rasa sedihnya.
Tianzhi tersenyum lalu memberi hormat ke fang yin.
"Selamat tinggal fang yin....."
Saat tianzhi berbalik dan berjalan pergi, airmata fang yin menetes membasahi pipinya.
Tianzhi berhenti saat sampai di pintu gerbang kediaman fang yin lalu ia berbalik melihat fang yin untuk yang terakhir kalinya.
Tianzhi terdiam menatap fang yin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fang Yin
Randomcerita ini hanya khayalanku saja, cerita dewasa, banyak adegannya, jika banyak typo salah nama tolong di maafkan.