Chapter 19

6.3K 320 12
                                    

2 bulan kemudian

Musim dingin membuat fang yin menghabiskan waktunya untuk menyulam di kediamannya, sesekali lee mengunjunginya bersama pangeran sying quon.

Pangeran sying quon sangat menyukai saat fang yin dan lee memainkan seruling bersama sama hingga fang yin tidak merasa kesepian meskipun kaisar li shing belum pernah mengunjunginya sejak dirinya keguguran.

Suatu hari pangeran sying quon datang bersama lee, keduanya mengabarkan kalau putri meilin telah melahirkan seorang putra.

"Mengapa ayah tidak pernah mengunjungimu lagi, selir fang yin?!" Tanya pangeran sying quon membuat fang yin terkejut namun segera ia sembunyikan perasaan terkejutnya.

"Aku sering melihat ayah pergi ke kediaman selir xiu, aku harap informasi ini bisa membantumu," bisik pangeran sying quon sambil memperhatikan lee yang sedang memainkan serulingnya.

"Mengapa kau ingin membantuku?"

Pangeran sying quon tersenyum.

"Karena kau adalah temanku, aku tidak ingin melihatmu merasa di abaikan oleh ayahku!"

Fang yin tersenyum sambil menuangkan teh buatannya ke cawan pangeran sying quon.

"Terimakasih pangeran atas kemurahan hatinya"

"Sama sama, mungkin aku bisa membantumu lagi, kau bisa bertanya apapun kepadaku," ujar pangeran sying quon sambil menoleh ke fang yin.

"Apa kau tahu kediaman plum?!" Tanya fang yin setelah beberapa saat terdiam.

Dahi pangeran sying quon mengkerut, ia merasa tidak yakin saat akan menjawabnya.

"Aku tahu tapi mengapa kau tahu tempat seperti itu, apa kau mendengar dari seseorang?!"

"Aku punya teman di sana, aku ingin mengunjunginya"

Wajah pangeran sying quon tampak menunjukkan keterkejutannya, ia tidak menyangka fang yin mempunyai teman di sana.

"Aku akan mengantarkanmu kesana, aku akan mengajak lee juga, mungkin lee bisa mencari wanita di , dayang istana tidak bisa menarik perhatiannya tapi entahlah saat melihatmu, pandangan lee terasa seperti laki laki yang sedang jatuh cinta!"

"Itu hanya dugaanmu saja pangeran, lee hanya sahabatku" bantah fang yin sambil mengambil buah jeruk di depannya.

"Kapan pangeran sying quon bisa mengantarku?" Tanya fang yin dengan penuh harap.

"Tiga hari lagi, dua hari ke depan aku ikut pertemuan dengan para menteri bersama ayah, baru kali ini ayah mengizinkanku ikut, biasanya kakakku zhao yang selalu mendampingi ayah"

Keduanya kemudian terdiam mendengarkan suara alunan seruling lee yang begitu indah.

Tiga hari kemudian

Pangeran sying quon tersenyum saat melihat fang yin keluar dari belakang istana dengan menggenakan topi bercadar.

Pangeran sying quon tersenyum saat melihat fang yin keluar dari belakang istana dengan menggenakan topi bercadar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fang YinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang