46. Dia Yang Kupanggil

177 21 3
                                    

"HEIII! "

Netraku terbuka lebar, kesadaran ku secara instan tersentak.

"Dimana aku sekarang?" Ujarku sendirian.

Nampaknya memang aku sedang sendirian saat ini.

"Tanjiro, Nezuko-chan" Suaraku tak bergema, itu seperti hanya hilang menyebar kemana-mana.

Suara-suara burung berterbangan serentak dari dahan pepohonan mengejutkanmu.

"Aku ada di hutan? "

Apa yang sedang terjadi? Sebenarnya bagaimana aku bisa berakhir di tempat ini? Waktu itu aku sedang tidur pulas, di ruangan yang sama dengan Tanjiro dan Nezuko-chan.

Lalu gemuruh datang, dan aku seperti diterbangkan sangat jauh lalu benar-benar kehilangan kesadaran.

"Tuhan, sebenarnya apa yang sedang terjadi? "

Tuhan mana yang sebenarnya sedang ku pikirkan? Apa itu aku sendiri? Yang benar saja, hanya karna aku mewarisi tahta Amaterasu-san.

"Tidak ada gunanya melamun disini, aku akan segera mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi jika aku kembali dan bertanya langsung pada Tanjiro"

Aku berdiri sambil meraba batang kayu, mengerti betul kondisi ku yang tak bisa melihat apapun, demi mendapat jawaban yang kumau, akan ku lewati ini semua.

"Mungkin jika aku terus berteriak di belantara hutan, seorang warga lokal akan menemukan ku"

"DINGIN!!! "

Rasa dingin menyengat tanganku, ia seperti menyelimuti permukaan telapak tanganku. Digenggam erat, namun sama sekali tak terasa hangat.

"Siapa? " Tanyaku.

Sedetik kemudian aku ditarik, siapapun itu nampaknya sangat terburu-buru.

"Pelan-pelan! Aku tidak bisa melihat! "

Kalimat itu! Bukankah baru-baru ini aku juga mengucapkannya? Pada orang baik hati yang telah menolongku waktu itu?

"Apa itu kau! " Tarikku kuat-kuat.

Kami saling menarik ke arah yang berlawanan, agar langkah cepat nya mau berhenti.

"Katakan sesuatu! Kenapa diam saja? Yang kemarin menolong ku itu kau bukan? "

"Kemana saja dirimu? Aku selalu mencarimu karna menghilang begitu saja! Aku bahkan-" Isakku lolos.

Bersama air mata yang membasahi perban yang baru di ganti oleh Tanjiro hari ini.

"Aku bahkan belum mengucapkan Terimakasih"

"Terimakasih telah menolong ku"

Aku tak lagi merasakan genggaman kuatnya, ia perlahan melepaskan tanganku. Dan jatuh, menyambar dengan pelukannya.

"Kau ini betul seorang dewa?"

.
.
.
.

"Siapa namamu tadi? " Muichirou yang masih beradu pedang menyentak kesadaran Kotetsu.

Ia masih merasa shock menemukan kerabatnya yang dibunuh dan dijadikan hiasan tak wajar, oleh iblis guci itu.

"K-kotetsu, namaku Kotetsu" Masih terisak ia masih berusaha menjawab.

"Bawa Kanamori-san ke tempat yang aman" Perintah Muichirou.

"Eh tapi-"

"Sudah kubilang padamu kan? Kalian ini hanya seorang penempa pedang! Pada akhirnya kami lah yang akan berjuang, kalian ini tidak ada gunanya"

Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang