"Nanti ketika kita telah sampai pada puncaknya dan gugur, kita takkan pergi kemanapun"
"Tidak ada surga ataupun Neraka yang menunggu kita semua, tidak ada kehidupan selanjutnya yang dijanjikan pada jiwa kita, aku dan yang lainnya hanya akan menghilang di ruang hampa"
"Oleh karna itu, para dewa memiliki kekuatan untuk bebas melakukan apapun yang mereka mau, karna setelah kami tiada, takkan ada lagi yang tersisa... "
"Tidak bahkan penerus selanjutnya, reinkarnasi tak menjamin kami dapat seutuhnya menjaga jiwa ini tetap sama, perasaan kami akan terurai, sepenuh nya terhapus permanen dan generasi baru berhak memperoleh perasaannya sendiri"
"Kalaupun ada reinkarnasi yang masih memiliki perasaan pendahulunya, mereka hanya dapat dihitung dengan jari, dari 800 juta dewa dewi Shinto"
"Hanya ada beberapa yang memiliki kekuasaan itu"
"Dan aku, memilih menghabiskan waktuku bersama mu... "
"Mentariku... "
***
"(Name)-san!" jerit seseorang padamu.
Tetesan hujan membasahi pipimu, kau mencoba membuka kelopak mata, berat sekali. Seperti mencoba bangun pagi setelah seharian bekerja keras.
"Eh? Tanjirou-kun?" sapamu menatapnya yang duduk tepat di wajahmu.
"Selamat pagi!" sambungmu.
Pria itu semakin menangis tak karuan, bersama sang adik yang lebih dulu memelukmu, terisak.
"Aw aw aw auchhh! Nezuko-chan selamat pagi! " sapamu.
Menatap langit kau tak melihat tanda-tanda hujan, tapi pipimu basah akan tetesan air. Kau melihat baik-baik sekitar.
Reruntuhan rumah, bekas terbakar, dan puluhan orang terluka, lalu pemandangan Tanjirou yang tengah menangis.
Uwapahhh???
"Ta-tanjirou kunn? Kenapa kau menangis? Apa- apa ada sesuatu yang mengganggu mu? " kau gelagapan, berusaha menenangkannya.
"Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang terluka? Sini sebentar! Coba perlihatkan wajahmu! Aku yakin Daki tadi melukai wajahmu bukan? Apa matamu baik-baik saja? " kau mencengkram pipi Tanjirou, memeriksanya baik-baik.
Hingga sampailah kau melihat tanda merah di keningnya itu, tanda itu juga dimiliki pria yang ada di mimpi mu.
Mungkinkah...
"Ini salah mu! Jika kau tak terpotong semuanya pasti tidak seperti ini! " cemoh Gyuutarou pada kepala adiknya.
Yang tergeletak tak berdaya di tanah. Mereka begitu dekat bahkan di akhir hayat mereka, sayang kedua saudara itu tak bisa mengakui perasaan mereka.
"Oh! Jadi ini salahku? Bukankah sudah kubilang untuk menghabisi mereka semua selagi sempat! Ini salahmu karna terlalu banyak bermain-main dengan mereka! " pekik Daki tak mau kalah.
"Oh jadi ini salahku? Kalau begitu coba saja kalahkan mereka sendirian! Kau iblis bulan atas yang tak berguna!" balas Gyuutarou.
"Apa!? Tidak mungkin! Tidak mungkin pria menjijikkan seperti mu adalah kakak ku! Kita mungkin saja bukan saudara kandung! " Daki terus meluapkan emosinya.
Tanjirou dan dirimu melihat pemandangan itu miris, melihat hancurnya sebuah ikatan persaudaraan.
"Jangan bercanda! Kau benar-benar tak berguna! Slama ini akulah yang melindungimu, kau tak memiliki satupun kelebihan! Sekarang aku benar-benar menyesal telah melindungimu sepanjang saat! Andai saja kau tak ada di dunia ini! Andai saja kau bukan saudariku! Maka hidupku takkan-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.
Fanfic"Aku pasti!!! " "Aku pasti akan menggunakan kekuatan ini untuk menyelamatkan kalian!!!!" "Karna itu! Menikahlah denganku!!" Kimetsu no Yaiba || Taiyo no Hanayome || Sun Wife. Tanjirou X Reader x Pillar Pernikahan itu menjiji...