Aku mendongak, menatap wajahnya yang tebilang tampan, alisnya agak tebal dan lucu, namun rahangnya gagah, kulitnya putih bersih, hidungnya mancung, surainya sebahu, berantakan dan mencuat ke mana-mana, menggelitik geli pipiku.
"Apa kau baik-baik saja? " ujarnya menyentak lamunan ku.
"Ah! Eh!? Bahu ku baik-baik saja" tawaku sungkan.
Merasa malu karna memandang wajah orang lain, terlebih orang asing, lama sekali membuatku gugup menjawab tanpa persiapan
Ia membantuku berdiri, memegang bahuku perlahan.
"Lihat siapa yang datang, ada keperluan apa Kyoujurou? " suara Kagaya menyapa nya, membuatnya mengalihkan pandangan tanpa melepas tangannya pada bahuku.
"Oyakata-sama! Aku kemari untuk menyampaikan laporan atas misi yang kau berikan sebelumnya" ini bukan hanya perasaanku.
Namun cara bicara pria ini, terdengar menggebu-gebu, semangat dan benada tinggi.
"Benarkah? Baiklah (Name), terimakasih telah memenuhi panggilanku, kau bisa kembali bersama para Kakushi dan kumohon, tolong pikirkan baik-baik tentang pembicaraan kita" ucapnya, prediksinya luar biasa.
Ia berhenti memanggilku dengan sebutan "yang mulia", paham tanpa ku beritahu, aku tak terlalu suka dengan keformalan itu.
" Dan Kyoujurou, Shinobu kemarilah! aku minta maaf telah membuatmu menunggu"
"Sampai kapanpun aku tidak akan menyetujui ide itu. Kalau begitu aku permisi! " pamitku, melenggang pergi begitu saja.
---***---
Aku terus menatap awan yang selalu bergerak tak menentu, senja menutup usia, digantikan oleh malam. Burung-burung gagak milik para pemburu iblis berputar-putar diatas bangunan sambil terus bersuara.
"Yuma" begitulah aku memanggil nama bayi ini, namanya kutemukan terajut di selimutnya. Kini ia kembali terlelap dalam dekapan ku.
Setelah tangisnya menyibukkan seluruh penghuni kediaman kupu-kupu. Padahal ia begitu mudah ditenangkan.
Tak ada salah satupun dari kami yang bisa menyusuinya, beruntung Tanjirou menyarankan untuk memberinya makan secara manual.
"Himeko~" rintihku.
Sekarang ini pikiran ku sedang kalut, pekerjaan kuil belum selesai, aku belum menyeleksi tumpukan doa yang telah menggunung itu. Belum juga menguasai tarian kagura, dan parahnya lagi sebentar lagi ujian masuk universitas ku akan segera dimulai.
Sebelumnya, semuanya telah tertata rapih, setelah tahun baru berlalu, dan kesibukan kuil usai. Aku bisa belajar, menyusul ketertinggalan nilai milikku.
Semuanya jadi kacau, aku terdampar di masa lalu, 107 tahun yang lalu. Di era paling bar-bar dan berbahaya. Tanpa ku ketahui sebabnya.
Terbesit di benakku, akan mengunjungi kuil dewa lain disekitar sini dan bertanya, cara untuk kembali setelah aku mengembalikan Yuma pada orang tuanya.
Aku tak bisa meninggalkannya begitu saja.
"Ah! Ternyata kau ada disini (Name)-san" panggil Shinobu, muncul entah dari mana.
"Kouchou-san" sahutku.
Ia mengambil tempat duduk tepat di sebelahku tanpa meminta izin, aku sama sekali tak mempersalahkannya dan tetap menatap lurus ke arah taman kediaman ini.
"Kumohon panggil aku Shinobu saja, lagipula aku telah memanggil nama depan mu" balasnya.
"Terimakasih banyak Shinobu-san" tanpa banyak komplain aku setuju memanggil nama depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.
Fanfic"Aku pasti!!! " "Aku pasti akan menggunakan kekuatan ini untuk menyelamatkan kalian!!!!" "Karna itu! Menikahlah denganku!!" Kimetsu no Yaiba || Taiyo no Hanayome || Sun Wife. Tanjirou X Reader x Pillar Pernikahan itu menjiji...