51. Yang Dicintai Langit.

277 31 1
                                    

Mereka semua terdiam, terkejut mungkin tak siap, dan Amane mungkin hanya istri tuan rumah ini namun dia juga bukan orang bodoh. Ia nampak menyadari keganjalan pertemuan kali ini.

"Apa yang sedang terjadi disini? " tegas tanya Amane.

Tentu saja, dirinya masih tidak mengerti dan tak ingin salah presepsi, tentang dua orang pillar yang saling mencabut pedang.

Dan-

"(Name)-sama!" sungguh, jika mereka semua tidak melihatnya sendiri, mungkin tidak akan ada yang percaya, melihat wajah cemas milik Amane.

"Apa anda baik-baik saja?" Tergesa-gesa Amane mengeluarkan sapu tangannya.

Wanita itu cekatan membersihkan darah yang terus mengalir, dan menyumbatnya dengan sapu tangan itu.

"Maafkan aku, lantai kayunya jadi kotor" suara mu sumbang, sebisa mungkin mengulum senyuman.

"Anda sebaiknya berbaring untuk menghentikan aliran darahnya" kau menggeleng kecil pada Amane.

Di situasi seperti ini bagaimana mungkin kau bisa berbaring dengan tenang.

"Amane-sama! Maaf untuk mengintrupsi anda saya Shinazugawa Sanemi memohon dengan sangat untuk memprioritaskan pertemuan kali ini, tentang seringnya bermunculan para Iblis tingkat atas akhir-akhir ini adalah topik yang harus kita bahas" Shinazugawa memberi wanita itu hormat.

Muichirou memberikan pandangan sinis sekali lagi pada pria bercodet itu.

"Amane-sama, biarkan rapatnya tetap berlangsung, untuk mengurangi rasa khawatir anda, saya akan memastikan (Name) berbaring"

Dengan raut wajah ragu, Amane meninggalkan kalian bertiga di sudut ruangan.

"Tokitou-kun juga sebaiknya berkumpul bersama para Hashira lainnya" pintamu.

"Tapi (Name-"

"Kumohon" potongmu cepat.

Kau mendengarkan Amane dengan seksama, meskipun sedang berbaring disudut ruangan ditemani Shinobu, setelah menyampaikan alasan mengapa dia yang menggantikan Kagaya untuk memimpin pertemuan kali ini barulah dia masuk ke topik utama.

"Kalian pasti sudah mendengar tentang Iblis yang bisa menaklukkan Matahari, dan dia ada disini, Tuanku yakin, Kibutsuji Muzan akan mengubah tujuannya dan mengejar Iblis bulan tersebut dan mencari tahu bagaimana dia bisa menaklukkan Matahari"

"Pertempuran besar pasti akan terjadi di era kalian"

"Lalu kami juga mendapat laporan bahwa ada sebuah tanda aneh yang muncul pada Kanroji-sama dan Tokito-sama saat mereka bertempur melawan Iblis Bulan atas ke empat dan kelima"

"Jadi aku ingin bertanya bagaimana anda mendapatkan tanda itu dan apa saja persyaratan untuk menerimanya, kepada kalian bertiga yang hadir disini"

Semuanya merasa aneh, tiga? Bukankah itu sudah terdengar aneh, pasalnya dari tujuh pillar yang tersisa dan hadir di pertemuan kali ini hanya ada dua diantara mereka yang memunculkan tanda.

"Selama era Sengoku, ada beberapa ahli pedang dari napas pertama yang nyaris mengakhiri hidup Kibutsuji Muzan, mereka semua memiliki tanda yang sama dengan lambang Iblis" Amane meneruskan kalimatnya.

Para pillar nampak terkejut, semua informasi ini sungguh tidak ada hubungannya denganmu. Meskipun pada kenyataannya sudah tinggal di sini hampir tujuh bulan.

Semuanya masih terasa asing untukmu.

"Informasi ini telah diwariskan kepada keluarga kami secara turun-temurun, selain itu informasi ini hanya diketahui oleh keturunan pillar era Sengoku, dan tak banyak dari mereka yang memiliki keturunan jadi hanya ada beberapa orang saja yang mengetahui nya" Amane nampak melihat salah seorang anaknya yang bersurai hitam legam.

"Tapi saya sama sekali belum pernah mendengarnya bahkan di era pillar sebelumnya, mengapa kita menyembunyikan informasi ini? "

Ibu dari lima anak itu nampak memasang raut wajah kecewa.

"Karna banyak orang yang merasa tanda itu tidak pernah muncul, beberapa orang percaya itu adalah bualan belaka, agar kami tetap memiliki motivasi dan percaya Kibutsuji Muzan tidaklah mutlak" Keluarga Kagaya bahkan pernah mengalami masa-masa sulit untuk menyatukan kekuatan para pillar dengan terbatasnya sumber daya manusia yang ada waktu itu.

Desas-desus adalah hal yang berbahaya, itu bisa menjadi kekuatan namun juga bisa menjadi bisa racun.

Ada banyak desas-desus tentang Muzan, mereka yang tak memiliki tekad kuat, hanya akan merasa ketakutan dan mundur. Lalu menyebar racun itu pada pemburu Iblis yang lainnya untuk menyerah, bahkan menuduh kisah para ahli pedang yang nyaris membunuh Muzan adalah bualan keluarga Ubuyashiki belaka.

"Dan pada akhirnya meskipun keluarga kami berhasil mempertahankan informasi itu, Informasi tentang tanda itu smakin pudar sering berjalan nya waktu, mungkin karna kami tidak memiliki bukti konkrit, karna pada kenyataannya Informasi itu tidak pernah tertulis dimanapun"

"Dan Organisasi pemburu Iblis hampir runtuh berkali-kali, sehingga mungkin para penerus yang tahu kebenaran sesungguhnya tewas di masa-masa itu"

"Namun pendekar pedang pengguna pernapasan pertama mengatakan, Ketika seseorang memperoleh tanda tersebut, tanda itu akan menyebar ke yang lainnya, seolah tanda itu sedang beresonasi" Anak Amane yang berambut hitam itu membaca buku lusuh yang kertasnya telah menguning kecoklatan, dengan semangat harapnya.

"Dan saat ini, orang pertama yang memiliki tanda itu bukanlah salah seorang pillar yang ada di sini"

Lalu pembicaraan pun berlanjut pada persoalan tanda yang muncul pada para pillar juga Tanjirou.

Amane dan Kagaya merasa frustasi karna tak bisa mendapatkan petunjuk apapun soal penjelasan Tanjirou. Kecuali sedikit petunjuk tentang bagaimana adiknya, Kamado Nezuko bisa selamat dari sinar matahari.

Mitsuri pun juga berusaha menjelaskan, apa yang dirinya rasakan hingga tanda itu muncul, namun dia dan Tanjirou tak jauh berbeda. Keduanya buruk dalam menjelaskan.

Tokito juga dimintai kesaksian, ia menjelaskan dengan baik. Tentang bagaimana suhu tubuh nya menukik tajam, dan detak jantungnya yang berdetak cepat.

Para pillar lainnya setuju untuk membuat metode pelatihan dan memprioritaskan kemunculan tanda ini.

"Tolong sampaikan kepada Oyakata-sama, bahwa kami akan melakukan sesuatu untuk memunculkan tanda ini, agar beliau bisa sedikit lebih tenang" ucap Gyoumei menjadi perwakilan, dia yakin rekan-rekannya juga memikirkan hal yang sama.

Amane nampak bersujud dihadapan para pillar, bahkan anak yang berada di sampingnya pun tidak menyangka Ibunya akan bertindak sejauh itu.

"Amane-sama!" Mitsuri berjengat.

"Kumohon angkat kepala anda, Amane-sama! " Obanai ikut meminta.

"Hahaue-"

"Saya benar-benar minta maaf, saya merasa malu dengan diri saya sendiri karna jujur saja, saya merasa legenda tentang Pendekar pedang legendaris dan tanda yang muncul itu hanya bualan belaka"

"Saya benar-benar, merasa gagal sebagai istri Tuan Ubuyashiki"

Tak seorang pun dari para Hashira bisa membalas ucapannya. Mereka juga baru tau tentang informasi ini, untuk kedepannya mereka hanya berencana akan latihan setengah mati sembari memprioritaskan kemunculan tanda yang telah disebutkan.

Entah sampai kapan, bahkan jika itu memakan waktu selamanya mereka akan terus berjuang.

Kini melihat nyoya Ubuyashiki, mereka juga ikut merasa rapuh, dendam dan amarah mungkin telah memakan nalar mereka, namun Amane benar, siapa yang bisa memvalidasi legenda itu? Bagaimana jika benar itu hanya bualan Kisatsutai saja?

"Tolong angkat kepala anda, Amane-sama!"

"Saya bisa bersaksi bahwa itu bukan bukan hanya sekedar legenda"


Tbc~



Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang