Tatapan-tatapan itu kembali menatap sudut ruangan dimana kau berada dan disisihkan dari pembicaraan antar pillar ini.
"Ugh sial! Mimisannya tidak mau berhenti" kau mengapit hidungmu, merasa tak enak jika darah kembali mengotori ruangan ini.
Dengan seluruh tekanan yang diberikan saat ini, rasanya tak baik untuk kesehatan mu.
"(Name)-sama, apa maksud anda? Apakah anda memiliki bukti –"
"Oi! Apa maksudmu? Apa kau mau membual sekali lagi-" Shinobu yang memang sedari awal sudah berada di dekatmu, menjadi penghalang antara dirimu dan Sanemi.
Pria itu tiba-tiba sudah bergerak cepat kearahmu dan hampir mencengkram kerah kimonomu.
"Shinazugawa-san!" tegas Shinobu.
"(Name) bisakah kau menjelaskan lebih jelas tentang hal itu? Aku akan menuntunmu ke tempat Amane-sama agar suaramu terdengar lebih jelas, mungkin dengan itu juga kau bisa menjadi lebih aman" di kalimat terakhir, Shinobu melempar lirikan tajam pada Sanemi, sambil menekan kalimat terakhir miliknya.
Shinobu memapahmu, canggung kau melewati para pillar yang berbaris dan duduk rapih.
Kau sampai di tempat Amane, dan kalian duduk saling berhadapan.
"Bagaimana kondisi anda (Name)-sama? " tanyanya.
"Aku baik-baik saja, maafkan tata krama ku mungkin aku harus bicara sambil mendongak agar darah mimisannya tidak jatuh" kau meminta izin.
Bisa jadi masalah jika kau disalah pahami sekali lagi.
"Tentang legenda yang para pendahulu kalian sampaikan itu benar adanya, di era Sengoku 400 sampai 500 tahun yang lalu, ada seorang pendekar pedang yang hampir saja membunuh Oni yang kalian sebut dengan Kibutsuji Muzan itu"
"Lalu bagaimana kami bisa mempercayaimu? Apa kau bahkan tau wajah Kibutsuji Muzan? " Obanai menunjuk wajahmu.
"Aku tidak tahu-" Kalimatmu menggantung, jujur kau memang tidak tau bagaimana rupa Kibutsuji Muzan.
"Tapi aku yakin namanya disebutkan dengan jelas! " potongmu.
Kali ini kau tidak akan kalah, apalagi di musyawarah seperti ini. Kau tidak akan membiarkan dirimu direndahkan lagi.
"Jadi anda sudah mengetahui nama Muzan sebelum datang kemari? Dimana anda mendengarnya?" Tanya Amane.
"Itu ada di dalam ingatanku"
"Sungguh malang sekali, apakah ketakutan mu pada Kibutsuji, membuatmu berdelusi dan selalu membayangkannya? " Gyoumei menimpali, ia menangis sambil menggosok tasbih merah besar miliknya.
"Itu benar! Memangnya berapa umurmu? Paling-paling juga 27 tahun kan? Kau selalu membual, semua yang kau katakan pasti dusta" Obanai seperti sedang menyiram minyak dalam asap dalam dirimu yang belum padam sempurna.
Jika kau meledak, kau akan menyalahkan pria ular itu.
Jika diizinkan, kau pasti sudah meneriakkan "Amaterasu- sama berikan aku kesabaran! " sekencang mungkin.
Kau menarik nafas.
"19! Usiaku sekarang 19 Tahun! Enak saja menyebutku 27 tahun, apa aku terlihat setua itu hah!? " Bisikmu.
"Itu bukan ingatanku, itu ingatan milik Amaterasu-san"
"Sejak datang kemari aku selalu diperlihatkan dengan kenangan nya, Oni, Pemburu Iblis dan –" kalimatmu berhenti.
Wajahmu jadi semerah tomat.
"Ugh itu-"
"Um... "
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.
Fanfiction"Aku pasti!!! " "Aku pasti akan menggunakan kekuatan ini untuk menyelamatkan kalian!!!!" "Karna itu! Menikahlah denganku!!" Kimetsu no Yaiba || Taiyo no Hanayome || Sun Wife. Tanjirou X Reader x Pillar Pernikahan itu menjiji...