Nezuko PoV.
Aku mendengarkan tangisan Tanjirou-Nii-san. Suaranya begitu kecil dan pilu.
Buru-buru aku keluar dari kotak ini, aku tak memiliki keluarga yang tersisa selain Nii-san seorang.
Deppp...
Aku berhasil menyelamatkan Nii-san, meskipun ku tau musuh kami tak sepenuhnya mati. Setidaknya Nii-san selamat.
Ku lihat sekeliling, pandangan mengerikan apa ini? Rumah-rumah hancur yang bernoda darah dan beberapa tubuh tak bernyawa tersaji di depan mataku.
Amarahku mendidih, ada sesuatu yang sangat kubenci, ini mengingatkan ku pada sesuatu, sesuatu yang tak dapat kuingat dengan jelas.
Tentang seorang wanita dewasa yang pelukan maupun tutur kata nya begitu hangat dan empat orang bocah kecil yang begitu lucu dan menyayangiku.
Aku hampir menangis, namun amarahku lebih kuat daripada tangisku.
Ku tatap wanita setengah telanjang itu, kepalanya mulai beregenerasi. Ia sama marahnya denganku, namun aku takkan kalah.
Entah mengapa selain amarah aku memiliki sesuatu yang lain dalam hatiku. Aku memiliki Nii-san dan sesuatu yang ingin kulindungi.
Aku berlari, begitu cepat sampai angin menerbangkan surai ku. Tendangan ku arahkan kembali, mengincar kepalanya.
Crashhh...
Namun kali ini ia berhasil memotong salah satu kakiku, selendangnya menghempasku jatuh dari atap. Aku merangkak, kesakitan tak bisa kupungkiri.
Aku kehilangan banyak darah, tapi amarah masih mengendalikan ku.
Merangkak seraya ku dengar omelannya yang tak bisa ku pahami. Ia mengatakan sesuatu. Namun aku tak bisa memahaminya.
Aku tak mau memahaminya, seorang yang telah mengambil banyak nyawa orang tak berdosa. Aku bahkan tak ingin mendengar nya dan tak ingin menjadi makhluk sekeji dirinya.
Aku harus berjuang, lebih keras...
Aku harus lebih kuat agar Tanjirou-Nii-san tak harus merasakan rasa sakit. Nii-san seorang manusia, tangan dan kakinya takkan kembali tumbuh ketika ia terbelah.
Tidak sepertiku...
Sugesti itu merasuki alam bawah sadar ku, membuat ku tak terkendali. Dalam sekejap aku menumbuhkan kaki kanan ku.
Seluruh otot ku menguat, tubuhku membesar seukuran wanita dewasa. Bambu di mulutku retak dan jatuh lalu hancur berkeping-keping menghantam tanah.
Air liur berjatuhan dari mulutku, dan sesuatu seperti tanduk mencuat dari dahiku di tambah dengan tanda hitam dedaunan yang muncul mengelilingi kulitku.
Aku menyerangnya kembali, dan lagi-lagi wanita itu kembali memotong kakiku.
Namun kali ini bukan masalah besar...
Kehilangan satu atau dua kaki, bukan jadi masalah bagiku.
Kakiku beregenerasi begitu cepat, hingga ia tak menyadarinya, ku injak punggungnya, ia tersungkur tak berdaya. Kakiku menembus punggung dan mungkin telah menghancurkan jantungnya.
Ia menatapku ketakutan.
Tak kuberikan ia kesempatan untuk bangkit, kembali kuinjak punggungnya, terus kulakukan sampai aku merasakan hal ini begitu menyenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.
Fiksi Penggemar"Aku pasti!!! " "Aku pasti akan menggunakan kekuatan ini untuk menyelamatkan kalian!!!!" "Karna itu! Menikahlah denganku!!" Kimetsu no Yaiba || Taiyo no Hanayome || Sun Wife. Tanjirou X Reader x Pillar Pernikahan itu menjiji...