57. Jatuh

222 33 3
                                    

Pandangan ku kembali melayang-layang, menembus abu-abu awan di langit mendung itu.

Semerbak bau tanah yang dibasahi rintik hujan mulai menyebar di seluruh bukit ini. Bersama sang angin, riuh berhembus melewati celah-celah dedaunan Ginko yang sedikit lagi menguning.

"Musim gugur sebentar lagi tiba" bisikku.

Mulutku mengeluarkan uap putih, sementara tanganku mengeratkan genggaman pada buruan yang berhasil kutangkap berupa babi hutan sebesar tubuh wanita dewasa.

Srrkkk!

SLASHHH!!!

Pedangku menghunus, dengan sekali tebasan telah menggunduli rerimbunan semak dan beberapa pohon.

Kembali kulihat urat-urat tangan ku yang mencuat dan kembali bersembunyi di bawah kulit.

Kebiasaan ku masih tidak berubah, teknik pedang dan pernapasan ku juga belum tumpul.

"Kurasa tidak mudah untuk membuang semua ini" gumamku.

Lantas kulihat siapa dalang dibalik semak-semak, bersembunyi ketakutan seekor kelinci hutan, ia nampak ketakutan namun juga kesulitan untuk menyembunyikan badan gembul itu di celah celah akar pohon.

"Hmmm..." Kepala ku menoleh ke belakang dan depan.

Antara Babi hutan yang baru saja kutangkap itu dan kelinci ini...

"Hmmm..."

.
.
.

"Kau suka yang mana?" Tanya nya.

Kau menoleh, mengabaikan masakan dalam kendi yang telah meletup-letup tanda telah masak.

"Eh?" Ucapmu.

"Kau lebih suka daging kelinci ini atau babi hutan ini?" Ujar Tokitou kembali.

Melihat wajahmu yang nampak masih tak bisa mengerti, ia berniat melangkah masuk.

"T-tunggu sebentar... AA-a, jangan masuk dulu"

Bergegas kau menghampirinya, menggunakan ujung kimono mu kau menghapus noda di wajahnya.

"Kenapa bisa sekotor ini? Dari mana saja sebenarnya kau ini, Tokitou-kun, apa-apaan dengan babi sebesar ini"

"Ah- uhm! Itu-" ia kesulitan bicara.

Membiarkan mu menyentuh wajah nya agak kasar, dirinya sedikit mendongak melihat wajahmu dengan tatapan lugu.

"Aku berburu, daging babi hutan sangat enak tapi kalau kelinci aku tidak pernah mencicipinya sih, orang bilang ini enak" blak-blakan anak itu bicara.

Sementara dirimu, masih tak percaya menatap babi hutan sebesar itu benar-benar ada rupanya. Dirimu cenderung curiga jangan-jangan itu bukan Babi tapi siluman.

Tidak menutup kemungkinan kan?

"Apa mereka sudah mati?" Tanyamu

Kau duduk berjongkok, berniat menyentuh perut babi itu takut-takut.

"Belum, aku hanya membuatnya pingsan, kalau mati sekarang rasanya nanti tidak segar, aku ingin kau menggunakan bahan paling segar" ia tersenyum lebar.

Alismu bertautan, rasanya Tokitou banyak berubah. Ia tak lagi menyebalkan seperti saat pertemuan pertama kalian.

"Hm ada apa? Apa ada yang aneh di wajahku" Hashira itu ikut duduk berjongkok tepat di hadapan mu.

Membuat mu yang berada di atas tatami rumah menjadi lebih tinggi dari nya. Tatapan kalian begitu intens, begitu dekat.

Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang