"Rengoku-san tiba-tiba mengatakan hal itu, aku tak bisa tenang sama sekali! " ujarmu sendirian.
Kau bahkan tak bergeming dari teras setelah Rengoku meninggalkan mu. Apa yang sebenarnya sang pria penyandang posisi pillar api itu pikirkan?
"Benarkah ia mencintaiku? Argh! Kalau begini jadinya persis seperti yang Ubuyashiki Kagaya telah prediksi itu! Tidak! Tidak! Aku tidak bisa Himeko dan yang lainnya menungguku! " sambungmu.
Lalu menekan dadamu sendiri yang terasa perih, kepala mu tertunduk rendah, memandang bebatuan taman.
Pipimu memanas, dan detak jantungmu tak karuan. Kau tak pernah merasakan perasaan aneh seperti ini, tidak pernah sekalipun.
Tentu saja kau yakin itu bukan berarti kau mencintai Rengoku. Meskipun tak memiliki ayah dan ibu, kau memiliki segudang adik dan kakak di panti asuhan, kau mengenal cinta, kau mencintai mereka, tapi rasanya tidak sesakit ini.
"Ada apa denganku? " tanyamu setelah menemukan air mata mengalir begitu saja, membasahi kedua pipi mu.
"Ada yang salah denganku! " ujarmu, lalu menguatkan diri untuk berdiri.
"Permisi! Apa ada kuil di sekitar sini? " tanyamu kepada pemilik penginapan.
"Kuil? Keluar dari penginapan ini 200 meter ke arah kanan, lurus saja dan ambil belokan yang paling dekat dengan rumah manisan, dari sana berjalam sedikit saja pasti bisa melihatnya, kuilnya sedikit naik hampir memasuki hutan, tapi ada apa tiba-tiba bertanya kuil malam-malam begini? " tanyanya balik.
"Ah! Aku merasa buntu dan ingin berdoa saja! " balasmu sekenanya, tak begitu pandai membuat alasan.
"Begitu yah! Jangan pergi terlalu lama yah! " pintanya terlihat cemas.
"Baik, terimakasih banyak telah menunjukkan jalannya! Kalau begitu aku akan pergi sekarang" pamit mu, mengamit sandal penginapan dan mulai berjalan sendiri.
Angin kuat menerpa mu ketika kedua kaki itu benar-benar keluar dari gerbang peninapan. Itu bukan pertanda baik, namun perasaan mu tak bisa tenang sebelum pergi kekuil.
Mengambil arah kanan seperti intruksi Ibu penginapan, 200 meter itu cukup jauh, sunyi dan mencekamnya malam tak membuat mu ketakutan.
Permintaan dan pernyataan Rengoku lah yang membuatmu merasa ketakutan, takut jika kau menolaknya akan ada hal buruk yang akan terjadi.
Sampailah kau di jalan bercabang, saat berniat mengambil cabang yang paling dekat toko manisan Anmitsu kau terpaku melihat seorang gadis bersama seorang pria.
Mereka bergandengan tangan, sambil tertawa. Membuatmu yang tak melakukan apa-apa tersipu malu.
"Apa yang ku pikirkan! " tepis mu.
Sekilas kau melihatnya seolah-olah mereka berdua adalah kau dan Rengoku.
Kaki mu kembali berjalan, menuju kuil dan menaiki anak tangganya yang bukan main banyaknya.
Kau telah terbiasa, bahkan 6 bulan terakhir ini telah terbiasa dengan daerah pegunungan, toh kuil tempat mu tinggal lebih tinggi dari kuil ini.
Bertepuk 3 kali sebagai ucapan salam, kau memanggil namanya.
"Tenjin! Tenjin! Tenjin-sama!" teriak mu memanggil sang pemilik kuil.
Namun ia tak juga muncul, benar juga! Akhir tahun sebentar lagi dan dewa-dewi sangat sibuk mengurus, urusan mereka masing-masing.
Apalagi musim ujian telah tiba, kau yakin Tenjin benar-benar sibuk.
Kembali dengan tangan kosong kau hanya bisa pasrah menerima keadaan. Mungkin lain kali kau akan pergi ke kuil Ebisu atau Bishamon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.
Fanfiction"Aku pasti!!! " "Aku pasti akan menggunakan kekuatan ini untuk menyelamatkan kalian!!!!" "Karna itu! Menikahlah denganku!!" Kimetsu no Yaiba || Taiyo no Hanayome || Sun Wife. Tanjirou X Reader x Pillar Pernikahan itu menjiji...