41. Sunyi Sang Kabut.

574 101 11
                                    

Tokitou PoV

"Tokitou-san, akan kemana kau setelah ini? " tanya Kanroji.

Gadis itu uniq, aku mengakuinya, semua orang yang diakui oleh Oyakata-sama adalah orang-orang yang kuakui.

Selain itu, mereka semua tak berguna.

Hembusan angin meniup tengkuk ku, sejuk kunikmati bersama sang angin malam.

"Udaranya sejuk sekali" ujarku tiba-tiba.

"Mou! Tokitou-kun! Setidaknya jawab pertanyaan ku dulu" rajuk Kanroji.

Kembali ku nikmati sepoi angin, dan mengacuhkan Kanroji. Suasana ini mengingatkan ku.

Akan tempat yang telah terkubur jauh dalam ingatan ku, yang tau-tau muncul mengacak-acak emosi ku, lalu pergi lagi membuatku penasaran.

"Oh! Mungkinkah karna ini?"

Kanroji menoel kepala ku, aku mendongak menatap tubuh besarnya. Hampir ku sumpah serapahi wanita kesayangan Iguro itu, otaknya dangkal, lebih pendek dari tinggi badanku.

"Sepertinya (Name)-chan mengucir rambut mu dengan ini"

Aku menyentuh surai hitam kebiruan milikku, surai sepanjang punggung itu kini telah terikat rapih dengan sebuah pita putih mengikatnya.

"Sejak kapan" tanyaku.

Kanroji mengangkat bahunya, isyarat bahwa ia tak tau-menau. Akupun tak tau kapan gadis itu mengikat rambutku.

Yang kami lakukan sepanjang perjalanan adalah berdebat, aku terus berkata kasar padanya.

Dan ia begitu keras kepala, jauh dari apa yang pernah aku bayangkan. Ia tak mau mengalah, dan mulutnya hampir seperti mulutku.

Tapi...

"Tokitou-san, setelah ini akan pergi kemana kau? Apa masih mau mencari seseorang yang bisa menempa pedang mu itu? " tanya Kanroji.

Ku tatap sebentar pedang butut, berkarat yang ku ambil dari boneka latihan milik anak kecil itu. Pedang seperti ini tak cukup untuk mendukungku.

"Aku... " tiba-tiba aku jadi plin-plan begini.

Penempa pedangku yang pertama, telah tiada karna penyakit jantung. Dan saat ini aku tengah berkeliling untuk mencari seseorang yang mau melakukan semua yang ku perintah tanpa membantah.

Itu kodrat mereka, para penempa pedang. Membela diri adalah hal yang sia-sia.

"Tokitou-san, maafkan aku tapi aku harus pergi sekarang juga, sampai jumpa yah! " Kanroji berlalu, bersama Kakushi yang telah menunggunya di gerbang ia pergi.

Aku tidak tau mau melakukan apa, tau begini aku juga ikut pulang dan melakukan sesuatu daripada memiliki waktu luang seperti ini.

Ku tatap lurus pintu gerbang desa ini, di baliknya pasti ada hutan rimbun, melangkah lebih jauh lagi pasti ada sungai deras, lebih jauh lagi mungkin tebing terjal.

"Tidak mau ah"

Dalam sekejap ku urungkan niatku untuk kembali ke benteng Kisastutai, terlalu bersiko untuk pergi.

Ku tatap pedang rampasan berkarat di tanganku, tekad ku bulat mencari kembali penempa yang bersedia menempa pedangku.

Sampai...

"Ternyata kau ada disini! " teriaknya, menulikan pendengaranku.

Berbalik, ku lihat siapa yang berani menganggu ku. Ternyata itu , orang asing yang tau-tau sering kali berada di sisi Oyakata-sama.

Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang