03. Sang Mentari

5K 760 72
                                    

"Eh?  Ada apa ini? " bingung kutatap wajah-wajah baru itu. 

Satu yang tengah mengatur nafas nya,  terengah-engah diambang pintu,  tubuhnya penuh luka, terutama wajahnya.

Ia tak lebih tinggi dariku,  mungkin terpaut dua cm.

Sementara yang satunya,  seorang gadis surai panjang,  dengan bambu dimulutnya,  kimononya terlihat agak lusuh, namun coraknya begitu indah dan simetris. 

Yang kupermasalahkan adalah,  ia tak berhenti memelukku sambil mengusapkan kepalanya manja.

"Ne-" pria itu mengambil nafas dalam-dalam. 

"Nezuko!  Hentikan itu,  kau menganggu tamu Shinobu-san! " teriaknya,  kembali berusaha memisahkan gadis itu dariku. 

"Sebenarnya ada apa ini? " tanya Shinobu kebingungan. 

Bayi dalam dekapan ku menangis,  kami semua terkejut khawatir,  terutama pria yang telah berteriak keras hingga membangunkannya itu. 

Tangan gadis ini terlulur,  bersamaku menenangankan sang bayi, aku menimangnya dan ia bersenandung untuknya. Suasana kembali hening,  namun ia tetap tak mau melepas pelukannya dariku. 

"Nezuko! Lepaskan orang itu sekarang! " kini pria itu mengubah suaranya menjadi setengah berbisik. 

"Aku tidak keberatan" ujarku. 

"Ini hanya sebuah pelukan" imbuhku. 

"Tanjurou,  apa yang terjadi dengan Nezuko?  Aku paham tingkahnya kekanak-kanakan,  namun tak biasanya ia mengabaikan mu" Shinobu masih duduk tenang disamping ranjangku. 

"Sebenarnya,  ketika aku bersiap-siap mengikuti pelatihan rehabilitasi bersama Zenitsu dan Inosuke, aku ingin memastikan keadaan Nezuko, mengingat ia pernah ditusuk oleh pria bercodet itu" ku tatap eksresi jengkel pria itu. 

Tawa ku tertahan melihat gigi-gigi nya saling menggertak gemas. 

"Saat kubuka pintunya,  Nazuko langsung berlarian, menuju ruangan ini,  aku juga mencium sesuatu yang harum dari sini, aromanya seperti perkebunan buah Yuzu" jelas pria itu. 

"Tapi~ tidak ada pohon jeruk disini" Shinobi mengingat-ingat,  rumah kupu-kupu memang dipenuhi berbagai macam tanaman,  apalagi bunga.  Mengingat ratusan kupu-kupu menghisap nektarnya, tapi tak satupun ada pohon Yuzu disekitar sini. 

"Yuzu? Aku tak mencium apapun, Kouchou-san,  apa kau mencium buah jeruk disini?" tanyaku, satu-satunya yang indra penciumanku tangkap ada bau khas bayi dan obat-obatan pahit. 

"Aku tak menciumnya, apa seseorang tengah mengeringkan kulit jeruk? " balas Shinobu. 

"Benarkah? Padahal aku yakin mencium aromanya,  terlebih darimu" pria itu menunjukku, apa Sumi-chan membasuhku dengan air kulit jeruk? 

"Aku tak mencium apapun" pernyataan Shinobu memperkuat kesaksian ku,  kami tak mencium aroma jeruk sama sekali. 

"Ah,  Kamado-kun, kau pernah dengar kepribadian seseorang bisa dilihat dari auranya? " Shinobu, mengemasi barang-barangnya dan beranjak pergi. 

"Mungkin yang Kamado-kun cium adalah aroma (Last Name) -san, aku akan pergi ke kediaman Oyakata-sama untuk mencari informasi keberadaan keluarga anak ini" imbuhnya, meninggalkan kami berempat di ruangan ini. 

Hening kembali tercipta,  pikiran ku menerawang jauh, apa Himeko akan menghkawatirkan ku?  Sehari semalam sudah aku hilang dari kuil Anaterasu-san.  Kini wajah marahnya terbayang-bayang di pikiranku. 

Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang