Tetua desa telah menjelaskan semua nya padamu, bagaimana awalnya desa ini terbentuk, bagaimana keluarga penempa pedang mewariskan teknik tempaan mereka secara turun-menurun.
Namun bukan itu yang sedang kau pikirkan, bukan pedang yang mana yang lebih kuat, atau bahkam keluarga penempa pedang yang mana yang lebih handal.
Ini soal pertanyaan tetua itu, siapkah dirimu menggenggam pedang yang telah di takdirkan untukmu itu?
Siapkah kau menebas rantai sengsara abadi ini?
Kau yang mengasihi seorang Iblis, yang menyediakan tempat terbaik untuk mereka. Siapkah engkau menjadi dewa pencabut nyawa mereka?
Awalnya kau bawa pedang Nichirin itu hanya untuk berjaga-jaga, bahkan kau berniat mengembalikannya ketika kau menemui pemiliknya.
Tapi keadaan berubah menjadi begitu genting, hingga kau harus menganggkat pedangmu, dan merusak pedang yang mungkin saja berharga bagi pemiliknya itu.
Sama sekali tiada niat untuk bergabung menjadi Kisatsubutai. Sama sekali tiada niat untuk mengambil nyawa.
Berpikir...
Berpikir...
Dan berpikir...
Hanya itu yang kau lakukan di dalam Onsen, yang konon katanya menyembuhkan luka itu.
Keraguan menguncimu, nurani menjadi gembok yang begitu besar, sementara kuncinya adalah keberanian.
Kau tak bisa menemukan keberanian di manapun dalam dirimu.
"Ara! Selamat sore (Name)-san bukan?" sapa seorang gadis, kau mendongak lupa bahwa kau tak dapat melihat apapun lagi.
"Siapa? " tanyamu.
"Siapa katamu? Tentu saja aku, ini aku" balasnya.
"Aku? " kau berpikir, mengingat kenalan mu yang memiliki suara erotis seperti itu.
"Kanroji Mitsuki, pilar cinta, apa kau masih mengingatku? " tanyanya.
"Oh gadis cantik dengan surai sakura itu? " pikirmu. .
"Konnbawa Kanroji-san" balasmu.
"Boleh aku duduk di sebelahmu? " tanyanya, kau mempersilahkan gadis itu duduk dimanapun. Ini pemandian umum.
Pikirmu.
"Ada keperluan apa kemari? " tanya nya, memulai percakapan.
"Ah itu anu" kebingungan bagaimana kau menjelaskan kondisi ini.
"Tanjirou-kun, ada keperluan mengambil pedang barunya dan aku hanya ingin memulihkan luka ku di pemandian desa ini"
"Hmmmm..., bagus-bagus! Pemandian ini sangat ampuh untuk luka-luka mu, mereka seolah sembuh bak diludahi! " ujarnya antusias.
"Hah!? Ludah!? " kau berjengat kaget, buru-buru berdiri dan bersiap kabur dari pemandian itu.
Pikiran mu melayang kemana-mana. Kau berpikir seisi kolam adalah air ludah.
"Ah bukan-bukan begitu! Maksudku adalah obat terbaik bukankah air ludah? " celetuk Kanroji.
"Lu-ludah? " kau tak habis pikir, tak hanya sistem pernikahan dini, dimasa ini pun pengetahuan umum soal obat-obatan dan perawatan pertama orang terluka pun tak diajarkan.
"Kenapa harus ludah? " tanyamu memberanikan diri.
"Igurou-san sering mengatakannya ketika pulang dengan luka" jawab Kanroji singkat.
Kau mulai nampak bisa menebak alur, percakapan ini.
"Lalu apa katanya? " tanyamu.
"Ehem" Kanroji berdehem, meninggikan suaranya hingga terdengar sedikit lebih berat, khas milik pria.
"Luka seperti ini, diludahi sedikit saja pasti langsung sembuh" Kanroji mengakhiri kalimat nya, iris hijaunya berbinar kagum dengan sosok yang bernama Igurou itu.
"Yosh! Yang satu bucin yang satu bodoh" putusmu dalam hati.
Kentara sekali pria yang bernama Igurou-san itu menaruh hati pada Kanroji. Terlihat dari bagaimana dirinya, mencoba menonjolkan kelebihannya itu tanpa harus bertemu sang pemilik nama pun, kau tau Igurou-san mencintai Kanroji.
"Hmm benar juga, ku rasa nyerinya sedikit berkurang dan lukanya perlahan-lahan mulai menutup" kau mengusap luka jahit, dimana selendang Daki dan pedang kembar kakaknya menyayat perutmu.
12 Luka jahit, termasuk luka yang cukup dalam di sekitar dada dan perut.
Senyum sederhana kau meraba jahitan rapih itu.
"Pasti Shinobu-san" pikirmu.
Nanti ketika lukanya telah menutup sempurna, kau akan meminta bantuan wanita itu untuk melepas benangnya.
Pemandiannya bekerja dengan sempurna, meskipun jauh jika kualitas nya dibandingkan dengan air terjun, anak sungai Zanshu yang kau temukan dengan Yabo kemarin.
Kalian kembali duduk dengan tenang, tiba-tiba terbesit sebuah rasa penasaran yang teramat.
"Ne, Kanroji-san, apa yang menbuatmu masuk ke Kisatsutai? " tanyamu spontan.
Ia terkikik geli, kau bertanya-tanya, ada apa di balik tawanya?
"Aku ini ingin mencari calon suami di Kisatsutai " tawanya malu-malu, khas seorang gadis desa.
"HA!? " pekikmu, cukup keras hingga mengusir para musang dan rakun yang awalnya juga berada di area pemandian.
"Tapi kau ini kan seorang pillar, a-apa tak ada satu alasan kuat yang memotivasi mu hingga menduduki posisi tertinggi saat ini? " tanyamu masih tak percaya.
Mungkin kau salah, mungkin Kanroji itu bukan wanita yang polos dan apa adanya, mungkin Kanroji adalah tipe orang yang suka membodohi dan menipu orang lain.
"Aku bersunguh-sungguh! Sebenarnya aku ini tak kehilangan siapapun, aku setidaknya belum pernah dirugikan oleh Oni, lahir dari keluarga terpandang, Ayah, Ibu serta adik-adikku masih hidup dan sehat, berbeda dengan yang lainnya, aku tak memiliki kenangan buruk "
"Hanya saja... " Kanroji menatap pantulan dirinya sendiri, air pemandian yang begitu tenang menunjukkan bayangannya yang begitu jelas.
Gadis cantik itu menatap cerminan dirinya sayu, kau bergerak maju mencipratkan air hingga beriak dan membuyarkan bayangan Kanroji.
"Sejak kecil aku dilahirkan berbeda, tidak seperti gadis yang lainnya, diusiaku yang ke tujuh tahun, kekuatanku melampaui 10 orang pria dewasa, aku tak pernah jatuh sakit, dan rambutku, seperti bunga sakura, warnanya terang dan aneh" Ceritanya, mencoba tetap tegar.
"Tidak ada pria yang mau menikahi ku, hal itu membuat Ibuku khawatir dan sering sekali jatuh sakit, aku berusaha untuk menjolkan sisi feminim ku, namun semua yang kulakukan seolah sia-sia, hingga kurasa aku mulai kelelahan"
"Tapi Oyakata-sama! Menerimaku! Ia orang pertama yang memuji kekuatanku! " irisnya berbinar, gemerlap indah hijau nampak kentara dari kedua matanya.
"Ada juga Iguro-san! Ia pria yang begitu lucu! Setiap kali jam makan siang ia selalu mentraktir ku"
Kanroji terus bercuit, kau turut bahagia mendengar nya ceria. Tak peduli apapun alasan Kanroji, ia adalah bagian dari benteng besar, satu dari 9 pilar kekuatan utama para Kisatsutai.
"Kanroji-san " kau menyerukan namanya.
"Hm? " responnya.
Dalam senyumanmu yang merekah, tulus dari hati kau berucap.
"Lain kali akan kutraktir es krim matcha sakura"
Ikatan kalian terbentuk, malam itu di bawah taburan langit berbintang, dan dinginnya malam.
Tanpa sepatah kata, kalian telah menyambung tali persahabatan.
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu no Yaiba X Reader || Taiyo no Hanayome || Sun Wife.
Fanfiction"Aku pasti!!! " "Aku pasti akan menggunakan kekuatan ini untuk menyelamatkan kalian!!!!" "Karna itu! Menikahlah denganku!!" Kimetsu no Yaiba || Taiyo no Hanayome || Sun Wife. Tanjirou X Reader x Pillar Pernikahan itu menjiji...