Aucha, Inikah Cinta?

2.4K 66 0
                                    

Berawal dari grup khusus perempuan penyuka perempuan, aku kemudian mengenalnya. Dia yang ikut aku berikan rayuan-rayuan gombal, seperti yang sering aku lontarkan kepada anggota grup lainnya. Aucha, semua orang memanggilnya begitu. Nama lengkapnya adalah Freen Sarocha. Seorang gadis tionghoa dengan rambut panjang, mata tidak terlalu sipit, kulit putih dan tubuh tinggi semampai. Dia bak seorang model dan artis yang sering aku lihat di televisi.

[“Kamu mirip banget sama artis Adinia Wirasti.”]

Pujiku, ketika pertama kali aku menyapanya di dalam grup. Aku memang selalu memperhatikan foto-foto semua anggota grup, meskipun tidak semua anggota memakai foto aslinya. Dan saat aku melihat foto Freen Sarocha, aku langsung teringat dengan seorang artis yang bernama Adinia Wirasti.

[“Ah engga kakak, dia itu cantik, aku sih biasa-biasa saja.”]

Itu adalah jawaban yang seringkali dia ucapkan, ketika aku memujinya di dalam grup. Aku lalu melancarkan aksi-aksiku dengan menggombal kepada dia dan kepada anggota grup lainnya. Ketika sedang menggombal, aku sering tertawa sendiri menatap layar handphoneku. Ini adalah salah satu caraku untuk melepas penat setelah seharian beraktivitas.

Aku seperti mendapatkan duniaku di dalam grup ini. Dunia dimana aku tidak dianggap sebagai alien, karena mempunyai orientasi seksual yang berbeda. Aku merasa bisa menjadi diri sendiri di sini dan mulai berani melepaskan topeng yang selama ini aku pakai hanya untuk menyenangkan semua orang.

Aku tidak pernah berpikir untuk mencari pasangan, seperti yang kebanyakan aku lihat di dalam grup. Aku hanya mencari keluarga baru dan hiburan baru di sini. Tidak lebih. Dan awal mula aku bergabung di dalam grup ini, aku jarang berinteraksi satu sama lain dengan anggota grup, karena aku lebih sering membagikan tulisan-tulisanku saja, lalu end chat dan selesai. Hingga kemudian beberapa anggota grup mulai mengirimkan chat pribadi melalu whatsapp dan menjadi penggemar tulisan-tulisanku, aku kemudian menjadi sangat bersemangat untuk menulis.

[“Becky, coba tulisan-tulisan kamu itu diposting deh di platform novel online. Tulisan sebagus ini sayang banget kalau hanya diposting di dalam blog. Aku akan menjadi pembaca pertama di sana, kalau kamu sudah posting. Semangat ya. Aku tunggu karya-karya kamu.”]

Ajram, dia adalah orang pertama yang menyukai tulisanku. Dia bahkan orang pertama yang membuatku bersemangat untuk memposting tulisanku di platform novel online. Setelah itu ada Royce yang juga menyemangati aku digrup dan anggota-anggota lainnya juga.

Mulanya menulis hanya aku lakukan sesekali dan itupun tergantung mood. Aku memang bukan murni seorang penulis, hanya saja aku sudah menyukai hobi itu sejak lama. Aku adalah orang yang sangat menyukai seni, mulai dari membuat lagu, melukis, hingga menulis. Namun, aku tidak mencari uang dari hobiku, karena menurutku, jika aku menekuni hobi dengan tujuan mencari uang, maka aku akan kehilangan kebebasan dalam berekspresi, sebab aku terbebani oleh hasil dan penilaian orang lain.

Aku mencari uang dari bisnisku sendiri. Aku sudah senang berwirausaha sejak aku masih duduk di bangku sekolah dasar. Hingga kemudian aku bisa mendirikan perusahaanku sendiri, aku merasa sangat bangga dengan hal itu, karena semua yang aku bangun berasal dari kerja kerasku sendiri dan bukan dari modal orangtua. 

[“Aku tidak niat pacaran, karena aku sudah dua tahun ini memang memutuskan untuk sendiri. Aku sedang sibuk untuk mencintai diriku sendiri. Aku lelah dengan sebuah ikatan yang ujungnya hanya akan berakhir dengan kata putus.”]

Ucapku kepada Ay, salah satu anggota grup yang berasal dari Sumatera. Dia adalah orang keempat yang mengirimkan chat pribadi kepadaku. Dia memang salah seorang anggota grup yang paling sering mengirimkan chat dan sharing pengalaman-pengalaman pribadinya denganku.

AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang