Aucha tengah bercerita tentang hujan, ketika senja mengintip malu-malu di balik lembayung yang menyodorkan satu buah payung. 'Tak ada yang ingin menjadi basah', begitu katanya. Lidahnya lalu merapal satu persatu kata yang kini dia baca sebagai kalimat-kalimat dalam paragraf. Aucha memulainya. Ada banyak balon dalam rumah pelangi yang kini datang menghampiri. Aucha senang, ketika balon-balon itu mengudara dan hinggap pada syair-syair sang pujangga yang memberikannya sedikit udara. Mereka mulai bernafas, dan bercerita tentang perjalanannya tentang 'cinta' yang hanya menjadi buah dari airmata.
Sukma, satu nama yang seringkali aku sebut mirip dengan sosok "Marissa Anita". Dia adalah salah satu admin di dalam grup pelangi ini. Tak ada banyak yang aku ketahui tentang dia sebelumnya. Sebab dia ibarat es beku yang jarang menampakkan diri, ketika musim panas tiba. Dia mungkin takut 'mencair', atau mungkin takut kehilangan 'rasa dingin' yang bisa mengawetkan perasaannya, dikala pijaran mentari datang menghangatkan semua bentuk dari kebimbangan dan kehilangan.
Mata Aucha berbinar-binar dan dadanya berdegup kencang, tatkala satu persatu warna di dalam 'jagat para wanita' mulai jatuh cinta pada serangkaian kata yang aku hias bersama senja. Nama-nama itu lalu datang dengan wajah merah malu-malu dan mulai bersenandung tentang bait-bait lain dari rindu. Aku terpaku.
"Hubby, aku bahagia ketika banyak orang yang terbius oleh kata-kata Sang Pujangga. Jadi, kamu jangan berhenti menulis ya sayang. Kamu liat mereka suka tulisanmu dan teman-temanku juga menyukainya."
Ucapan Aucha ibarat kata 'Selamat Datang' yang aku tatap digerbang kehidupan. Hatiku meronta-ronta ingin memeluknya. Mengecup sesuatu yang hanya bisa aku raba bersama tarian waktu. Aku menukik rinduku dalam getaran-getaran perasaan yang masih belum bisa untuk dipertemukan. Aku dan Aucha tengah bercinta dalam metafora. Kita hanya bisa 'menduga-duga', hingga kereta kencana datang dan menjemputku untuk menemuinya. Dia begitu istimewa.
Dan kembali kepada Sukma, dia adalah salah satu balon udara yang terlepas dari sangkarnya. Hatinya lalu bercerita tentang apa itu rasa dan kenapa dia 'memulainya'. Kenapa pelangi lalu menyapukan warna-warna dimatanya, hingga dia tertambat pada satu tetes sejuk kerinduan, 'Perempuan'.
["Berawal dari rasa sakit, karena aku adalah seorang anak dari orang tua yang broken home (keluarga tidak utuh/bercerai). Aku lalu tidak tertarik dengan laki-laki, sebab tidak ada contoh laki-laki yang baik dimataku. Aku kemudian coba-coba untuk masuk dan berkenalan dengan dunia pelangi. Melalui Facebook, dulu aku mulai mengenal Miss R. Dia yang pertama kali mem-follow dan mengirimkan pesan untukku. Dari percakapan itu, kita lalu bertukar nomor handphone dan pin BBM. Kita mulai intens berkomunikasi, hingga satu waktu, dia mulai menyatakan perasaannya. Aku gugup bukan main, sebab ini adalah pengalaman pertama aku mengenal cinta, sehingga aku meminta waktu beberapa hari kepadanya. Aku lalu mengatakan 'iya', dengan buncahan-buncahan bahagia yang mulai memenuhi isi hati dan kepala. Aku jatuh cinta. Meskipun kita terlibat hubungan jarak jauh (LDR), karena dia tinggal di Bekasi dan aku di Bandung, tapi itu tidak menyurutkan api asmara yang tengah kita rasakan berdua. Kita tetap memperjuangkannya. Beberapa bulan kita lewati, sungguh mulus dan tanpa duri. Hingga kemudian, seseorang menelponku, karena rasa iri. Dia adalah salah satu rekan kerjanya yang tidak habis pikir dengan Miss R yang cantik bak seorang bidadari, kini harus jatuh hati pada seseorang yang belum ia temui sama sekali. Mereka penasaran, kenapa Miss R tergila-gila pada seseorang didunia maya yang belum menampakkan wujud aslinya. Aku mulai menjawabnya, aku membela diriku sendiri. Aku katakan kepada mereka, bahwa 'cinta' bisa menemukan jalannya sendiri. Sebab, kita ibarat dua magnet yang berada di tempat yang berbeda, namun kita saling tarik menarik, karena kita sejatinya adalah belahan jiwa yang tengah dipisahkan oleh selaksa warna, namun kita saling bertautan dan merasakan apa itu kenyamanan. Tapi, sebuah jawaban tidak bisa menghentikan 'rasa iri' yang bersarang dalam hati kotor sang pembenci. Aku terus dihujam oleh kata-katanya yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Hingga memasuki bulan ke delapan selama kita berpacaran, aku masih belum memiliki waktu untuk bisa menemuinya. Hingga masuk bulan ke sepuluh, aku lalu mendengar kata 'putus' keluar dari mulutnya. Dia mungkin bosan bercengkrama dengan apa yang tidak bisa dia raba. Dia mungkin tidak bisa menunggu, kapan aku bisa memeluknya diruang rindu. Dia tidak bisa bersabar, kepada waktu yang terus mengajarinya tentang 'menunggu' dan bukan 'bertemu'. Tapi, meski 'status' sudah mulai kita hapus, namun kita masih berkomunikasi layaknya orang yang berpacaran. Hingga pada bulan Desember, aku memutuskan untuk menemuinya di Bekasi untuk sekedar silaturhami. Dan di Bekasi, aku bertemu dengan orang iri yang menerorku selama ini. Dia tidak ingin aku bertemu berduaan dengan Miss R. Hingga Miss R lalu mengajakku untuk shalat dimushola dekat rumahnya, karena dia ingin bisa ngobrol berdua denganku. Dia kemudian mengatakan sesuatu yang membuat duniaku terasa runtuh. Dia mengatakan bahwa dia akan menikah pada tahun depan. Perasaanku campur aduk, ketika aku membayangkan dia akan bersanding dengan orang lain dipelaminan. Aku sulit untuk membayangkan bahwa perempuan pujaanku akan disentuh oleh orang lain yang bukan diriku. Sakit rasanya, ketika aku mulai bisa menemuinya, disaat dia sudah dipinang oleh orang lain. Aku baru tahu kalau dunia pelangi, selain terasa indah, namun juga sangat nyeri, sebab kita tidak bisa memiliki. Selang tujuh bulan setelah pernikahannya, aku mendapat kabar, bahwa dia sudah bercerai dengan suaminya, karena suaminya berselingkuh. Aku merasa iba mendengarnya, namun aku juga bahagia, sebab aku masih memiliki kesempatan untuk kembali mendekatinya. Kita masih berkomunikasi baik sampai sekarang, meskipun setelah perceraian itu, dia sangat dingin kepadaku dan tidak sehangat dulu. Aku lalu mendengar kabar, bahwa dia sempat berpacaran dengan buci (sebutan untuk perempuan tomboy yang berpenampilan seperti laki-laki), namun sikap buci itu sangat kasar, karena Miss R pernah dia tampar. Aku sempat bingung, kenapa Miss R tidak memberiku kesempatan untuk memilikinya lagi, walaupun dalam hubungan jarak jauh. Tapi, sekarang aku sadar, bahwa mungkin LDR adalah ruang bagi para pengeja nafsu yang bisa membunuhmu karena rindu. Setelah dari Miss R, aku memang sempat dua kali berpacaran dengan orang Kalimantan yang sedang KKL (Kuliah Kerja Lapangan) di Bandung dan juga satu lagi dengan orang Bandung, tapi hubunganku dengan mereka hanya seumur jagung. Selama tiga kali pacaran, aku hanya melakukan phisical touch dengan pacar kedua, dan itupun hanya ciuman saja. Sekarang aku sudah menjomblo hampir tiga tahun dan memutuskan untuk fokus bekerja. Aku baru mendapatkan pekerjaan di Bekasi. Besok aku pergi ke sana dan senin mulai bekerja. Ya, begitulah kisah aku. Aku ga tahu apakah aku ini murni seorang lesbian atau bukan, karena dulu aku tidak begitu, tapi setelah coba-coba itulah, aku kemudian menjadi semakin tertarik dengan perempuan. Aku juga kadang-kadang masih penasaran dengan phisical touch antar perempuan yang belum aku rasakan lebih jauh sampai detik ini."]
KAMU SEDANG MEMBACA
AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)
RomanceBecky adalah perempuan yang sudah menutup hatinya selama dua tahun. Dia tidak pernah ingin menjalin hubungan lagi dengan siapapun. Sampai suatu hari, dia berkenalan dengan Freen Sarocha yang dia panggil Aucha dalam sebuah grup khusus lesbian. Becky...