"Byy, aku lagi badmood. Ada aja orang yang bikin suasana hati aku berubah tiba-tiba. Terus ini headset yang biasa rusak lagi, udah beli dikonter, eh malah rusak juga, mana dusnya udah dibuang dan ternyata ga bisa dituker. Kesel deh."
Suasana hati, itu yang seringkali aku jaga agar aku bisa bahagia setiap harinya. Dan aku sering menyarankan Aucha untuk bisa menstabilkan emosinya setiap saat. Jika tiba-tiba dia merasakan emosi negatif, aku selalu meminta dia untuk segera mengubahnya, sebab emosi negatif ibarat magnet yang bisa menarik hal-hal negatif lainnya, sehingga kita akan merasa tidak bahagia seharian.
"Sayang, aku pernah bilang sama kamu, tutup mata, hati dan telinga untuk hal-hal yang sekiranya membuat hati kita ga nyaman. Ga usah dengerin orang-orang yang berbicara negatif ya. Kata Anthony Robbins, dalam bukunya 'Unlimited Power', sebetulnya suasana hati itu bisa diubah dengan mengubah posisi tubuh. Misalnya, saat kamu sedih, kamu kan biasa menunduk dengan bahu sedikit membungkuk, nah itu ubah sayang ya. Tegakkan posisi duduk kamu, lalu wajah kamu mendongak ke atas dan tersenyum, dijamin suasana hati kamu kembali baik. Jadi, jangan biarkan sikap tubuh kamu, mendukung suasana hati negatif yang sedang kamu rasakan. Dalam agama islam pun dianjurkan begitu. Saat kita marah, ketika sedang duduk, maka berdirilah dan ambillah air wudlu. Kamu harus memfilter semua informasi yang masuk yang bisa merusak mood kamu ya. Masalah headset, kamu kasihkan aja headset tadi ke konternya, bilang aja ngasih, kalau mereka tetep ga mau ganti. Nanti aku beliin yang baru buat kamu ya. Sekarang, kamu senyum dulu dan lupain semua yang udah bikin kamu BT. Kalau udah senyum, kamu kan cantik banget sayang. Udah ya, kamu harus bahagia hari ini."
***
Buncahan-buncahan bahagia datang dipagi hari. Rasanya menggelitik hati yang baru saja mengeja aksara-aksara di depan layar kaca. Kata-kata 'Sayang' dari Aucha di dalam grup, seakan memberikan energi tanpa batas yang bisa membuatku berlari secepat kilat dari Bandung ke Jakarta. Aku berbunga-bunga. Aucha memang selalu memiliki cara bagi setiap nama untuk tergila-gila dibuatnya. Suaranya bak tarian melodi yang tak bisa beranjak dari kepala dan juga hati. Gerakan wajah dan bibirnya, seperti sang bidadari yang tengah mengedipkan matanya ketika jatuh hati. Gerak tubuhnya yang gemulai, ibarat tarian sang penari yang tengah meliuk-liuk di dalam istana rasa yang membuat setiap pasang mata jatuh cinta dibuatnya. Oh Aucha, kini aku semakin gila.
Jantungku berdebar-debar, setiap kali layar kaca ditanganku menampilkan perempuan berlesung pipi itu. Kulitnya putih, seperti susu yang sering aku teguk setiap pagi. Rambutnya hitam dan berkilau, ibarat rambut yang sering aku lihat dilayar televisi. Dia mempesona, dengan mata indah yang membuat aku berdebar-debar, tatkala pupil matanya menarikku hingga masuk ke dalam kornea rasa. Aku tersedot oleh wajah cantiknya. Oleh bibirnya yang tipis dan kepalanya yang bergerak ke kanan dan ke kiri. Oh, indahnya permaisuri yang aku miliki saat ini.
"Astaghfirullahaladzim (Aku memohon ampun kepada Allah)."
Bibirku langsung mengucap kalimat permintaan ampun, ketika mata, hati dan pikiran mulai lalai dan fokus melihat keindahan makhluk ciptaan-Nya yang kini terpampang jelas di depan mata. Aku juga lantas mengambil air wudlu dan membasuh muka, tangan, rambut, telinga dan kaki, untuk kemudian kembali beristighfar dan mulai berdzikir mengingat-Nya. Kadang-kadang, perasaan membuat kita terlena dan lupa bahwa mata, hati dan pikiran kelaka akan dimintai pertanggung jawaban. Zina mata dengan melihat, zina hati dengan berangan-angan dan zina kemaluan adalah dengan merelasisasikan semuanya. Tidak bisa dipungkiri memang, menjelang menstruasi, keinginan-keinganan seperti itu memang terasa menjadi-jadi. Keinginan untuk memandang fotonya, mendengar suaranya dan membayangkan kontak fisik dengannya sudah menjadi kebahagiaan tersendiri, ketika memasuki masa menstruasi. Tapi, benarkah itu kebahagiaan?
“Maka apakah engkau telah melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?”. (QS. Al Jasiyah: 23)
KAMU SEDANG MEMBACA
AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)
RomanceBecky adalah perempuan yang sudah menutup hatinya selama dua tahun. Dia tidak pernah ingin menjalin hubungan lagi dengan siapapun. Sampai suatu hari, dia berkenalan dengan Freen Sarocha yang dia panggil Aucha dalam sebuah grup khusus lesbian. Becky...