"Harus jadi apa aku ini supaya dekat denganmu? Jadi angin? Percuma, tak bisa kamu lihat. Jadi air? Percuma, tak bisa kamu genggam. Menjadi sosok nyata, cukup membatasiku untuk mencintaimu. Dan kini, aku hanya bisa diam ditemani rindu yang murung di relung hati. Menumpahkannya lewat syair untukmu."
["Itu puisi buat kamu ya."]
Aku menitikkan airmata, ketika membaca puisi yang ditulis Aucha untukku. Aku sadar, bahwa aku masih berada di persimpangan, sehingga aku belum bisa memberikan hatiku seutuhnya kepadanya. Aku masih takut untuk berjalan lurus atau berbelok lagi. Aku masih butuh peta hidup. Aku masih butuh untuk bisa meyakinkan diriku agar semua bisa berjalan seiring. Aku ingin bisa mencintainya dalam cinta yang tidak melanggar aturan-Nya. Tapi, apakah itu mungkin? Apakah dia mau seperti itu?
["Aku ingin kamu menjadi sosok nyata bagiku, tapi kamu bilang, ketika kamu menjadi sosok nyata, itu cukup membatasimu untuk mencintaiku. Kenapa?"]
Aku mencoba bertanya kepada Aucha tentang maksud dari puisi yang dia tuliskan tadi.
["Iya, karena cinta kamu milik-Nya, yaitu Tuhan. Itu yang selalu kamu bilang."]
Aku langsung terdiam. Airmataku menetes. Ya, dia benar bahwa aku tidak bisa mengkhianati-Nya. Dan aku hanya bisa mencintai dan dicintai dalam batasan yang memang sudah Dia buat.
Hatiku terasa sakit sekali, ketika mengingat hal ini. Ingin rasanya aku melanggar batas-batas itu, seperti yang aku lakukan dulu. Tapi, aku tidak bisa.
["Iya kamu benar, tapi kita masih bisa saling mencintai dengan cara yang benar. Oya, maaf baru balas. Barusan perutku melilit bukan main. Barusan aku sampai menjerit, karena sakit banget seperti ditonjok. Sayang, kalau seandainya aku ga ada. Siapa yang bakal ngasih tau kamu ya? Semua handphoneku diamankan dengan finger print."]
Tiba-tiba aku merasa sangat mellow malam ini, begitupun dengan Aucha. Sepertinya kita terbawa suasana, karena kita sama-sama sedang sakit, ditambah juga kita sama-sama sedang menstruasi.
["Sayang, kamu sakit lagi? Istirahat dulu ya dan jangan capek-capek. Kakak jangan ngomong gitu ya. Kalau aku duluan yang ga ada gimana? Kalau aku duluan yang pergi, aku bakal datang ke mimpi kamu dan ngasih tahu kamu, kalau aku sudah sembuh."]
Aku menangis sesenggukkan, sakit rasanya. Aku merasa sangat menyayangkan, kenapa kita harus bertemu, disaat aku sedang dalam masa pertaubatan dan disaat aku dan dia juga tengah mengalami sakit yang cukup serius dan bisa merenggut nyawa kita secara tiba-tiba.
Aku lalu mendengarkan lagu Fiersa Besari yang berjudul, "Lekas Pulih". Lagu yang memang sangat mewakili apa yang tengah aku dan Aucha rasakan saat ini.
Kau dan aku sepasang orang asing
Yang membawa kisah masing-masing
Bertemu karena sakit berbeda
Berjuang untuk sembuh yang sama
Aku tahu mereka berdusta
Kita tidak baik-baik saja
Tapi, dengan menggenggam harapan
Tubuh ini mencoba bertahan
Di Nafas yang tersisa
Sayup terdengar doa
Ku takkan hidup selamanya
Namun, tak pernah siap berpisah
Tidak apa-apa, menangislah
Itu tak menjadikanmu lemah
Semuanya memiliki hikmah
Tuhan Maha Baik, Percayalah
KAMU SEDANG MEMBACA
AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)
RomantizmBecky adalah perempuan yang sudah menutup hatinya selama dua tahun. Dia tidak pernah ingin menjalin hubungan lagi dengan siapapun. Sampai suatu hari, dia berkenalan dengan Freen Sarocha yang dia panggil Aucha dalam sebuah grup khusus lesbian. Becky...