AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)

PEREMPUANKU

["Kalau nikah sama aku, ijab kabulnya panjang banget ya byy. By the way, kamu mau nikah sama aku?"]

Hatiku bergetar, ketika membaca pesan dari Aucha tentang ijab kabul dan pernikahan. Tiba-tiba, airmataku menetes begitu saja. Aku selalu membayangkan bisa menikah dengan orang yang aku cintai. Bahkan, aku selalu percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya ketika Dia sudah berkehendak. Hanya saja, sebelum dengan Aucha, aku seringkali ditertawakan jika aku melontarkan keinginan untuk menikah bersama pacarku suatu hari nanti.

["Iya aku mau nikah sama kamu. Aku ga pernah main-main saat aku udah sayang sama orang. Dari dulu juga aku selalu begitu, hanya saja mantan-mantanku dulu selalu mentertawakan keinginan itu. Mereka menganggap semuanya mustahil. Tapi, kamu berbeda. Makasih ya, kamu ga mentertawakan mimpi aku itu."]

["Kan ga ada yang mustahil buat Tuhan sayang. Dia tinggal berkata Kun Fayakun, semuanya bisa terjadi. Aku ga akan mentertawakan mimpi kamu. Nanti sebelum tidur, kamu bayangin aku ya, biar aku masuk dalam mimpi kamu. I love you, hubby sayang."]

***

Hari ini Aucha masih terasa moody bagiku. Tadi pagi, aku bahkan tidak mengucapkan selamat pagi kepadanya, tapi aku justru mengucapkan selamat pagi di dalam grup. Bukan, bukan aku lupa untuk mengucapkan selamat pagi kepada Aucha. Sepertinya aku mulai merasakan apa itu cemburu. Dan aku akan selalu diam, ketika aku tengah dilanda cemburu. Aku tidak habis pikir, kenapa aku bisa merasakan perasaan sejauh ini kepada Aucha. Aku yang terbiasa bebas, kini mulai panas, ketika Aucha masih belum terbiasa dengan kehadiran Sandra yang sudah pulang ke Indonesia. Sejak saat itu, aku merasa Aucha sedikit berbeda. Dia tidak seceria sebelumnya.

["Seharusnya aku ikut ke Jogja. Tapi, aku menolak. Jujur, kemarin waktu ketemu di kantor aja, dia tanpa sengaja nyakar aku. Dia mau ngomong sama aku, tapi aku menghindar terus. Jadi, tangannya ga sengaja nyakar."]

Aku kaget saat mengetahui kalau Sandra tanpa sengaja mencakar Aucha. Sepertinya mereka sudah terbiasa saling menyakiti seperti itu.

["Kamu coba luangin waktu deh buat ngobrol sama dia. Barangkali aja ada yang mau dia sampaikan."]

["Aku ga mau byy. Aku ga mau nanti suaminya curiga dan kemudian dia tahu hubungan aku dan Sandra sebelum ini. Aku takut Sandra dipukul lagi sama suaminya. Aku cuma lagi menjaga dia agar hubungan dia dan suaminya baik-baik saja."]

Sejak Sandra sudah pulang ke Indonesia bersama suaminya, aku merasa Aucha mendadak mellow. Dia mungkin masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan semuanya, begitupun dengan aku. Sepertinya aku juga perlu beradaptasi dengan sikap Aucha yang tidak sehangat dulu. Sebab, kini Aucha seringkali sibuk dan tidak bisa menelponku berlama-lama. Dia bahkan tidak pernah mengirimkan lagi voice note kepadaku. Tapi, aku memang tidak pernah ingin menuntut apa-apa darinya. Aku hanya ingin agar Aucha segera move on dan berbahagia dengan kehidupannya yang sekarang.

***

Ketika suasana hatiku sedang tidak enak, aku selalu melajukkan motorku dengan sangat kencang. Aku memang suka balapan. Aku bisa mendadak merasa bahagia kembali, ketika aku bisa memacu adrenalinku dijalanan. Terpaan angin subuh, suara mesin yang meraung-raung dan udara yang masih begitu segar membuatku bersemangat untuk memulai hari ini dengan sedikit kebahagiaan.

Aku terbiasa bangun pada pukul 02.30 setiap harinya. Aku sudah melakukan itu sejak kecil, karena orangtuaku yang membiasakannya. Sebagai orang yang terlahir dari keluarga yang memiliki usaha sendiri, kita memang sudah dibiasakan untuk bekerja keras dari kecil. Kakekku yang memang memiliki sebuah pabrik, dulu harus terbangun lebih awal, sebelum karyawan-karyawannya bangun dan mulai bekerja. Sejak kecil, aku terbiasa melihat keluargaku memimpin usahanya sendiri. Aku bangga dengan kakekku yang bisa sukses dan aku selalu bercita-cita agar suatu hari aku bisa seperti dia.