MAKING LOVE

368 9 0
                                    

"Byy, maafin aku ya. Aku ga maksa kamu untuk percaya sama aku. Tapi, aku sudah menjelaskan semuanya."

Tiga jam sudah aku dan Aucha bercakap-cakap ditelpon. Kita kemudian saling mengakui kesalahan masing-masing dan mencoba memperbaikinya.

"Iya, aku juga minta maaf ya. Aku ga banyak menyalahkan kamu kok. Aku juga introspeksi diri dari kemarin. Aku sadar, kalau aku juga banyak melakukan kesalahan, seperti posting screenshoot chat digrup atau mengumbar tentang kamu sakit dan akan dikemo. Aku juga minta maaf ya."

Setelah saling meminta maaf satu sama lain, kita lalu menjadi biasa kembali. Hingga obrolan kemudian berlanjut ke phisical touch. Awalnya aku bertanya, apakah Aucha pernah mandi bareng bersama Sandra. Aucha hanya menjawab tidak pernah. Aucha bahkan mengatakan, saat phisical touch pun, dia tidak pernah menyukai saat Sandra melakukannya dengan jari. Dia pernah mencobanya satu kali dengan menggunakan jari kelingking lebih dulu, namun ketika jari kelingkingnya masuk setengah, dia sudah merasa kesakitan. Sejak saat itu, Aucha tidak pernah mau melakukannya dengan jari.

"Kalau aku jadi cowok, kamu ga akan mau dong ya nikah sama aku? Jangankan memasukkan penis, jari kelingking aja kamu udah kesakitan sayang."

"Kalau kamu jadi cowok, aku mau kok nikah sama kamu. Aku juga mau melakukan itu sama kamu. Aku mau punya anak dari kamu."

Aku langsung berbunga-bunga mendengar pesan dari Aucha. Pikiranku langsung melayang-layang, membayangkan aku menikah dengan Aucha dan melakukan malam pertama dengannya. Aku jadi cekikikan sendiri.

"Aamiin, makasih ya sayang. Semoga semuanya terwujud ya."

***

Aucha baru saja keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk. Rambutnya masih basah, karena dia baru saja dikeramas. Dari jauh, aku dapat mecium aroma sabun dan sampo yang dia pakai. Dia tampak begitu seksi, dengan kulit putih yang masih basah oleh air. Mataku tidak bisa berkedip melihatnya. Dia lalu mendekat ke arahku. Jantungku berdegup dengan kencang. Aucha semakin mendekat dan kini tubuhnya duduk di atas kakiku. Dingin rasanya. Aku merasakan sesuatu yang menggelitik di atas kakiku. Rambut-rambut vaginanya seakan tengah mengelus-elus kakiku. Aucha terus bergerak, hingga wajah kita kini saling berhadapan satu sama lain. Dia sangat cantik. Kita saling berpandangan. Mulutnya lalu sedikit terbuka, sehingga aku bisa mencium aroma pasta gigi yang baru saja dia pakai.

Aucha lalu menempelkan bibirnya di atas bibirku. Dia menghisap bibirku dan mengulum lidahku dalam mulutnya.

"Hmm.."

Aku menikmati bibir lembutnya yang kini sedang aku hisap. Kita terus berciuman dan tanganku meremas pantatnya yang kini sedang duduk di atas tubuhku. Tak berapa lama kemudian, aku membuka handuk yang melekat ditubuhnya. Aku melihat dua gundukan indah di sana yang terlihat sudah menegang. Libidoku semakin naik melihatnya. Aku lalu menciumi leher Aucha terlebih dahulu. Lehernya wangi dan sungguh menggairahkan. Sesekali aku menggigit lehernya, hingga tangan Aucha meremas-remas punggungku.

"Terus sayang.."

Setelah menciumi leher dan telinganya, mulutku langsung bergerak menuju payudaranya. Lidahku langsung menjilati payudara kanannya yang terasa begitu dingin, karena Aucha baru saja mandi, sedangkan tanganku meremas dan memilin payudara sebelah kirinya. Aucha terlihat menggelinjang, ketika mulutku menghisap puting payudaranya yang sudah menegang itu.

"Aaarrrggghhh.."

Aucha terus mengerang. Mulutku kini bergantian menghisap payudara sebelah kirinya. Putingnya terasa kenyal dan lembut. Aku terus menjilat dan menghisapnya. Lidahku lalu turun dan mejilati perut dan pusar Aucha. Kulitnya sungguh mulus dan sangat wangi. Aku sungguh bergairah melakukannya. Aku lalu mendorong tubuh Aucha, sehingga kini dia terbaring di sebelahku. Mataku semakin tidak bisa berkedip, ketika melihat dia sudah terbaring dengan telanjang di depan mataku.

AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang