Menjadi Imammu!

91 1 0
                                    

["Kamu ngalah Hubby sayang. Pakai akal sehat kamu ya. Aku tahu banyak perempuan  cantik di luar sana yang bisa kamu pacarin. Jadi, makannya stop ribut di room oke! Kemarin-kemarin, Molmol ribut seperti itu dengan Spider, terus Royce, dan sekarang kamu sama Molmol. Mending kamu wudlu ya."]

Aucha mengingatkanku untuk segera meredam emosi, karena aku kesal dengan Molmol yang masih saja mengganggu Aucha, padahal dia sudah memiliki pacar dan Aucha juga sudah terang-terangan mengatakan kalau aku adalah pacarnya. Pagi ini, aku bahkan tidak menyinggung Molmol sama sekali, padahal aku tahu sampai detik ini dia selalu menghubungi Aucha, mengajak Aucha nonton walau Aucha sudah menolak, dan banyak hal lainnya yang tidak pernah aku pedulikan. Namun, pagi ini dia terus menerus memancing emosiku. Dia mengatakan digrup, kalau Aucha adalah mantannya, padahal sudah jelas bahwa Aucha tidak pernah pacaran dengan dia.

Hingga kemudian Alice juga muncul di dalam room dan bercanda dengan mengatakan kalau Aucha adalah pacarnya, aku langsung menutup perdebatan itu dengan satu kalimat yang merupakan luapan kekesalan aku pagi ini.

["Ambil aja tuh! Masih banyak cewek-cewek cantik yang suka sama aku. Ngapain ribut-ribut begini, kaya ga ada cewek lain aja."]

Aku tidak sekedar hanya mengucapkannya begitu saja, namun aku memang mengatakan fakta yang sebenarnya. Kalau aku mau, aku masih bisa kembali kepada Eve atau Anna. Mereka masih menungguku sampai detik ini. Kalau aku mau, aku bisa menjalin hubungan dengan Tasya, orang yang sudah bertahun-tahun mengenalku dan dia sudah dengan sukarela mengajakku tinggal di Jakarta untuk mengurus butiknya. Kalau aku mau, aku bisa pacaran dengan DJ yang sudah tertarik denganku akhir-akhir ini. Kalau aku mau, masih ada sepuluh anggota room yang sejak awal mengirimkan chat pribadi dan memang tertarik kepadaku. Tapi, aku bukan orang yang bisa menjalin sebuah hubungan tanpa perasaan. Dan sejak awal aku masuk grup, aku juga tidak pernah berniat untuk pacaran. Semua mengalir begitu saja, hingga akhirnya, tiba-tiba aku jatuh cinta dengan Aucha. Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan pacaran dengan dia.

["Biasanya aku ga pernah terpancing. Mungkin badan aku lagi drop aja. Dari subuh sudah beraktivitas ke luar rumah, tapi belum sarapan, jadi mungkin aku capek fisik dan akhirnya terpancing. 

By the way, Kalau hal seperti ini sering terjadi sebelumnya dan Molmol selalu terlibat, jadi masalahnya ada pada siapa kalau begitu?

Iya maaf ya sayang. Dulu aku temperamen. Kalau ada karyawanku yang begitu, langsung aku pecat. Sekarang, alhamdulilah aku ga seperti dulu. Sekali lagi maaf ya, Humaira sayang."]

Aku langsung mengirimkan pesan kepada Aucha dan Aucha terlihat sedang mengetik balasan pesan untukku.

["Kamu pinter, kamu pasti tahu masalahnya ada pada diri siapa. Please stop it yah! It's oke, hari ini aku ngerti badan kamu lagi ga fit dan kamu juga kurang istirahat. Tapi, kendalikan emosi kamu ya. Kamu hebat, kamu pinter, kamu sering memotivasi aku. Kamu itu role model aku. Jadi, please jangan buat pola pandang aku tentang kamu yang begitu istimewa menjadi sama seperti mereka."]

["Iya maaf ya. Mungkin dari kemarin aku capek. Insyaallah aku bakal perbaiki mood aku cepet-cepet. Dan ini efek belum sarapan juga mungkin. Makasih banyak udah ngingetin ya. Hani juga barusan ngingetin aku. Sekali lagi makasih ya. Aku mungkin kurang sehat, soalnya dari kemarin, aku sakit kepala juga. Nanti aku sekalian mau cek."]

Setelah membalas pesan dari Aucha, aku langsung membagikan nasi jumat. Dari dulu, aku dan keluargaku selalu rutin untuk membagi-bagikan nasi jumat, di pagi hari dan di siang hari. Pagi hari, aku biasa membagikan kepada tukang becak, tukang ojek dan siapapun yang memang sekiranya perlu untuk diberi. Sedangkan siang harinya, aku terbiasa memberikannya ke masjid, karena banyak yang melakukan shalat jumat berjamaah di sana.

AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang