Iman atau Perasaan

21 2 0
                                    

"Kamu tidak bisa menjadikan nafsu dan iman itu seiring. Kamu harus memilih antara Tuhanmu atau orang yang kamu cintai berlandaskan nafsu. Keimanan butuh pengorbanan dan cinta perlu keikhlasan. Ini bukanlah perihal tentang menyakiti atau meninggalkan, tapi ini adalah tentang bukti dari sejauh mana keimanan kamu mengakar dalam hati."

Aku terbangun tiba-tiba, pada pukul 23.00, dengan headset masih menempel ditelinga. Aku masih terdiam memikirkan kata-kata yang masih terngiang-ngiang dalam kepalaku. Kata-kata yang memintaku untuk memilih antara Dia atau dia. Sungguh pilihan yang sangat menyulitkan untukku. Jujur, aku tidak ingin untuk memilih, apalagi antara Tuhan dengan makhluk. Aku ingin bisa seiring, seperti pasangan heteroseksual yang bisa hidup dengan orang yang dicintai dan juga mendapat restu Ilahi. Tapi, aku bukan seorang heteroseksual, sebab orang yang aku cintai adalah seorang perempuan. Dan Tuhan masih belum mengijinkan semua itu, sehingga aku menunggu keajaiban untuk berubah menjadi laki-laki agar bisa menikahinya. Tapi, bukankah itu berarti aku tidak bisa menerima takdirnya yang telah menciptakan aku sebagai seorang perempuan? Entahlah, aku benar-benar bingung kali ini. Aku lalu melihat handphoneku dan membaca pesan dari Aucha.

["Byy, aku lagi makan dulu ya. Kamu lagi apa? Udah bobo ya?"]

["Ok My Wife, aku tadi lagi dengerin youtube sambil merem, eh ketiduran, hehe."]

Aku langsung tidur kembali setelah membalas pesan dari Aucha, karena aku masih merasa ngantuk. Sebelum tidur, aku merenungkan kata-kata yang menghantuiku tadi. Aku jadi teringat kata-kata nenek beberapa hari yang lalu, saat aku menceritakan tentang Aucha kepadanya. 

"Itu cobaan iman, apa kamu kuat atau tidak. Kalau kuat, maka drajat kamu akan naik, tapi kalau tidak kuat, maka kamu akan hancur."

Bukan hanya kata-kata nenek, aku teringat lagi kata-kata seorang ahli sufi yang tanpa sengaja bertemu denganku tahun kemarin. Ada ucapan bapak itu yang tidak bisa aku lupakan hingga detik ini.

"Kalau kamu terjebak dalam perasaan terhadap perempuan, maka kamu akan terus muter disitu-situ aja, tapi kalau kamu bisa mengatasinya, maka kamu akan sukses, benar-benar sukses, baik secara batiniah, materi ataupun kedudukan. Kamu akan terus diuji dengan perempuan, sampai kamu benar-benar bisa untuk melewatinya."

Aku merenung kembali mengingat semuanya. Bahkan selain mereka, ada dua orang lagi yang kata-katanya masih membekas dalam hati, yaitu ucapan Ibu Komara dan juga Tasya.

"Kamu itu ibarat berjalan ditepi jurang. Berteman dengan mantan pacar atau perempuan yang kamu sukai itu sungguh sangat beresiko. Resikonya ya seperti kamu berjalan di tepi jurang, padahal jalanan itu luas, tapi kamu memilih jalan yang bisa dengan mudah membuat kamu terpeleset."

Itu adalah nasehat Ibu Komara tahun kemarin kepadaku, saat aku masih bersahabat dengan mantan pacar dan juga orang yang aku sukai. Lalu, ada lagi ucapan Tasya yang merupakan seorang psikolog, dia mencoba menyadarkanku, saat tahun kemarin aku tergila-gila dengan seorang Caddy Golf.

"Kamu masih belum jawab pertanyaan aku sampai sekarang loh. Aku mau tanya, niat kamu bahagiain Eve, Anna dan Caddy itu apa ya? Kamu dapat apa dengan membahagiakan mereka? Becky, sebetulnya fokus kamu kemana? Prioritas hidup kamu itu siapa? Mamah kamu atau cewek-cewek itu? Kalau prioritas hidup kamu itu mamah kamu, ya berjuanglah dari sekarang, jangan sampai kamu nyesel. Kita ga akan pernah tahu punya waktu sampai kapan. Jangan sampai disaat kamu ingin berjuang untuk kebahagiaan mamah kamu, mamah kamu udah ga ada, dia udah dipanggil Tuhan, atau sebaliknya, bisa jadi kita yang ga sempat untuk bahagiain dia, karena kita udah dipanggil duluan sama Tuhan. Jadi, sekali lagi aku cuma mau ngingetin kamu, fokus kamu kemana? Prioritas hidup kamu siapa? Itu aja yang mau aku tanyakan."

Kata-kata mereka terus terngiang-ngiang dikepala, hingga membuatku merasa tersesat dalam kebingunganku sendiri. Aku lalu mencoba menutup mata kembali dan tertidur.

AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang