Mengaji dan Mengkaji

22 0 0
                                    

Menjadi seorang eksekutif muda yang tinggal dirumah kayu, kerap menjadi buah bibir bagi setiap pasang mata yang melihatnya. Mata mereka menjelajah, pada setiap sudut di halaman rumah yang tampak biasa-biasa saja. Tak ada satupun kendaraan mewah diparkir di sana. Tak ada pilar-pilah kokoh yang biasa menampilkan kesan mewah, ketika langkah kaki mulai berjalan masuk ke dalam rumah. Di dalam istana kecil itu, mereka bahkan tidak bisa melihat koleksi barang-barang branded yang biasa orang lain pajang untuk menunjukkan siapa diri mereka yang sebenarnya. Dia tidak menyukai kemewahan dan gemerlapnya hidup. Rumah baginya, hanyalah tempat berteduh dari terik matahari dan hujan. Tempat beristirahat dan bercengkrama bersama istri dan anak-anak tercinta.

"Yah, kenapa kita harus berkeliling dulu keluar rumah, sebelum kita mau makan?"

Tanya anakku Subhi tiba-tiba, ketika kita baru saja selesai membagikan makanan dan kini kita tengah duduk dimeja makan.

"Iya nak, Rasulullah mengajarkan begitu. Jangan sampai perut kita kenyang, tapi ada tetangga yang tidak bisa makan. Di luar sana, ada banyak orang yang tidak seberuntung kita. Bahkan, buat makanpun sangat susah. Jadi, kita harus berkeliling dulu dan mengecek, apakah mereka sudah bisa makan atau belum, karena semua makanan dan uang yang kita punya saat ini adalah milik Allah. Dan ada rezeki orang lain yang Allah titipkan melalui kita, sehingga kita harus menyalurkannya."

Subhi mengangguk, seraya melahap makanan yang ada di piringnya. Aucha tersenyum mendengar penjelasanku. Tangannya yang mulus, kini tengah sibuk memotong mangga untuk penutup makan siang kita.

"Ayah, kata temen-temen Dede, katanya ayah pelit. Bajunya juga itu-itu aja dan ga ganti-ganti. Kenapa ayah ga kaya ayahnya Nomnom yang suka pakai baju bagus, mobil bagus dan jam tangan bagus?"

Aku tersenyum mendengar pertanyaan anak perempuanku yang bernama Alesha Bilqis Ufaira (Arti nama Alesha tercantum dalam ayat suci di Alquran. Dalam bahasa Arab, Alesha memiliki arti Selalu dilindungi Allah SWT. Kata Alesha ini juga dianggap sebagai doa keberuntungan dan wujud permohonan, agar selalu diberi perlindungan, di mana pun berada. Bilqis Ufaira artinya Ratu yang pemberani. (Sumber: https://www.gramedia.com/best-seller/nama-bayi-perempuan-islami/). Kedua anakku kini sudah mulai masuk bangku Sekolah Dasar, sehingga mereka sudah mulai banyak bertanya dan memperhatikan lingkungan sekitarnya, terutama keluarga)

"Nak, kamu pernah melihat anak-anak di jalan yang meminta-minta? Atau yang ga bisa makan seperti kita? Ada yang ga bisa sekolah dan bahkan bajunya compang-camping ditengah jalan? Kalau ayah beli baju belasan juta, seperti ayahnya Nomnom, maka ayah akan sangat bersalah dengan orang-orang tidak mampu di luar sana yang bahkan mencari uang buat makanpun susah. Memakai kaos seharga Rp. 50.000,00, dengan kaos seharga Rp. 15.000.000,00, rasanya juga tidak jauh berbeda. Yang penting fungsi dari pakaian adalah menutup aurat, agar tidak telanjang. Sekarang, Dede bayangin ya, uang Rp. 15.000.000,00 akan lebih bermanfaat untuk membantu orang-orang miskin yang kekurangan atau anak-anak yang tidak bisa membayar SPP sekolah, dan juga hal-hal lain yang lebih bermanfaat, daripada hanya dibelikan satu kaos branded. Lalu untuk mobil, kita juga harus bersyukur ya punya satu mobil yang bisa dipakai untuk pergi kemana-mana dan ga perlu mobil mahal atau mobil yang banyak, hanya untuk pamer. Kembali lagi, yang kita cari itu fungsinya. Dede nanti harus begitu juga ya, membeli sesuatu berdasarkan kebutuhan dan bukan keinginan. Jangan fokus sama merk dan harga, tapi fokus pada fungsi dari barang tersebut. Rumah juga begitu De. Kita cuma butuh rumah buat berteduh dari panas dan hujan, jadi ga usah mewah-mewah, karena suatu saat, rumah juga akan ditinggalkan. Kita semua akan pulang kembali kepada Allah dan dunia ini akan kita tinggalkan. Dede masih inget ga, waktu kita semua menginap dihotel mewah? Dede seneng kan, tapi besoknya kita harus pulang ke rumah sendiri. Nah, dunia juga begitu, dunia seperti hotel itu, walaupun semua mewah dan nyaman, nanti semua akan kita tinggalkan. Yang akan kita bawa hanyalah amal kebaikan dan bukan harta, serta barang-barang mewah."

AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang