Gaduh. Siapa yang menyukai gaduh dari setiap mulut yang tengah berebut sepasang mata bidadari di tengah lautan manusia yang bermuram durja?
Kau biarkan mereka meneriakkan satu nama sebagai miliknya. Kau menyukai banyak sayap-sayap patah berjatuhan di atas pusara keabadian. Kau tidak bisa berkata tidak, pada setiap riak-riak yang membuat dadamu sesak.
Kosong. Tak ada yang bisa aku lihat selain tetesan cairan infus yang berjatuhan di atas rintik-rintik kesedihan. Pelan-pelan, tapi menyayat perasaan.
Ada banyak persaingan diantara banyak kebingungan. Kata-kata yang menari bersama jari-jari kehidupan. Kau keindahan!
Dan mereka berjuang mati-matian. Tersesat dalam banyak tragedi yang mereka namakan patah hati. Mereka memujamu, sedang aku hanya mencintaimu.
Aku lelah, menyukai kupu-kupu yang dikelilingi oleh banyak kata rindu.
Aku lelah, dihujam banyak anak panah dari mereka yang mencintaimu.
Aku lelah, ditikam rasa marah dari mereka yang mengakuimu sebagai pujaannya.
Dan kini, aku ingin berterus terang kepada puisi.
Pada dinginnya malam di atas rasa takutku sendiri.
Aku ingin berhenti dan memilih untuk menikam diriku sendiri.
Aku ingin mati.
***
["Morning bro. By the way, gue mau minta tolong bisa ga bro, kalau mau posting ga usah disebut kalau Aucha mau kemo atau nunjukkin sakitnya dia. Menurut gue, orang-orang ga perlu tau dia sakit apa. Bisa kan ya?"]
Membaca pesan dari Alice, aku merasa tidak setuju dengan apa yang dia ucapkan. Aku selalu menulis apa yang Aucha ijinkan untuk ditulis. Aku bahkan tidak menyebutkan Aucha sakit apa. Aku hanya mengatakan kalau Aucha akan dikemo. Dan Aucha yang sebelumnya meminta aku untuk menuliskan permohonan maaf kepada orang-orang digrup melalui tulisanku.
["Maaf ya. Aku menulis sudah seijin Aucha. Dan kemarin juga, dia yang meminta aku untuk menulis permohonan maaf untuk teman-teman dicerbungku. Kamu tanya sendiri saja kepada orangnya. Kamu temannya atau pacarnya? Aku juga ga akan gegabah kalau itu ga ada ijin dari dia. Thanks. Oya, Sakit dan kemo bagi aku dan Aucha bukan aib. Kita malah saling mendoakan. Lihat dari sudut pandang yang positif. Kalau orangnya saja yang ngijinin. Kenapa kamu yang protes?"]
["Iya, tapi Aucha sebenarnya ga mau kalau orang-orang tahu dia sakit apa bro. Jadi ya kita jaga aja hal-hal yang orang lain ga perlu tahu. Gue tahu dia, dia ga enakan orangnya, jadi perasaan ga enaknya dia, jangan lo manfaatin buat kepentingan pribadi lo oke."]
["Maaf, aku menulis itu udah seijin dia. Aku ga mungkin ngelakuin sesuatu tanpa sepengtahuan dia. Enak aja aku manfaatin dia. Kamu tanya sendiri aja sama orangnya. Aku ga mau cari masalah dengan orang yang ga punya kepentingan apa-apa sama aku. Jadi kamu jangan bersikap seolah-olah kamu tahu segalanya tentang dia."]
Emosiku mulai naik, ketika membalas pesan dari Alice. Sudah dari semalaman emosiku kurang stabil, dan aku menangis semalaman. Aucha juga sempat bertanya semalam, aku kenapa. Tapi, aku hanya membalas seperlunya. Beberapa hari ini, aku merasakan turun naik emosi yang begitu cepat, disertai sakit kepala hebat yang kadang-kadang membuatku mimisan dan dada terasa sesak.
Sepertinya usiaku tidak akan lama lagi dan aku dihantui oleh banyak ketakutan. Aku bahkan sering terbangun satu jam sekali dan selalu mimpi buruk.
Dan pagi ini, ketika aku sudah berada di rumah sakit. Alice membuat suasana hatiku kembali terusik. Aku tidak suka membaca pesan darinya. Tanganku menjadi dingin seketika dan aku merasa sesak nafas. Aku lalu lost control dengan menulis pesan digrup dan mengatakan kalau aku tidak setuju dianggap memanfaatkan Aucha dalam tulisanku. Aku juga share screenshoot pesan dari Alice dengan mencoret namanya terlebih dahulu. Aku lalu meminta maaf dan berpamitan, karena aku merasa kondisi kesehatanku semakin menurun.
KAMU SEDANG MEMBACA
AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)
RomanceBecky adalah perempuan yang sudah menutup hatinya selama dua tahun. Dia tidak pernah ingin menjalin hubungan lagi dengan siapapun. Sampai suatu hari, dia berkenalan dengan Freen Sarocha yang dia panggil Aucha dalam sebuah grup khusus lesbian. Becky...