Catatan Penulis (Tambahan)

153 3 0
                                    

Dear Meidy (Aucha), novel Aucha 1 & 2 adalah bukti rasa cinta, kesungguhan dan keseriusanku untuk menjalin hubungan denganmu. Semua yang aku tuliskan di sini, 90% adalah kisah nyata, dan sisanya adalah harapan kita (menikah, tinggal bersama dan memiliki anak). 

Aku jatuh cinta kepadamu, disaat aku sudah menutup hatiku selama 2 tahun dan aku hanya fokus kepada Tuhan, sehingga ketika teman-teman di dalam grup mencoba untuk membuka hatiku, aku dengan tegas menolak mereka. Namun, ketika aku jatuh cinta denganmu, aku sulit untuk menutup hatiku kembali. Ada pergolakan batin ketika aku jatuh cinta kepadamu, sebab aku harus memilih antara keputusanku untuk bertobat atau mengikuti perasaanku. Aku berada dipersimpangan saat itu. Hingga kemudian kita menjalin sebuah hubungan, aku masih mati-matian memiliki prinsip dan bersikeras bahwa aku tidak ingin untuk mengkhianati Tuhan, sehingga aku tidak pernah menemuimu ke Jakarta, bahkan saat kamu datang ke Bandung bersama keluargamu dan meminta untuk bertemu, aku menolaknya.

Kamu dan semua orang saat itu kemudian menganggapku aneh dan mengira bahwa aku hanya main-main denganmu. Teman-temanku bahkan mengatakan kalau aku adalah seorang player, padahal tidak. Aku sedang berada di dalam persimpangan. Dan saat itu, aku hanya mencoba untuk mencintaimu dengan caraku, mendoakanmu dari jauh dan membebaskanmu untuk dekat dan menjalin hubungan dengan siapa saja. Aku sudah berada dititik 'Melepaskan Kemelekatan'. Mungkin itulah ikhlas yang sering orang lain maksud, rasanya tenang bukan main, karena aku tidak merasa 'memilikimu', sehingga aku tidak ingin 'mengekangmu'.

Hingga kemudian kehadiran Mrs. X dalam hubungan kita membuatmu cemburu. Dia sebetulnya hanya berniat belajar ilmu agama, namun belakangan aku tahu bahwa dia ngefans kepadaku. Kamu cemburu dan sempat sangat marah kepadaku, ketika dia sering memuji fisik aku, dan puncaknya adalah ketika aku mengirimkan hoodie yang aku tanda tangani untuknya (padahal dia membeli hoodie itu dan aku tidak memberikannya secara gratis). Saat itu, aku memang mengirimkan paket untukmu dan untuknya. Paket untuknya, aku anggap sebagai paket biasa yang aku kirim untuk seorang pembeli, namun paket untukmu aku kirim sebagai hadiah dari seorang pacar. Kamu marah bukan main, karena kamu tahu hal itu dari jin pendampingmu. Aku kemudian menjelaskan semuanya kepadamu, saat kamu marah, karena aku tidak mengatakan sebelumnya kalau aku mengirimkan paket untuk Mrs. X. Aku tidak menjelaskan perihal pengiriman paket, karena aku menganggap kalau itu hanyalah jual beli biasa. Sebelumnya, aku juga mengirimkan buku kepada Mrs. X dan juga Ica disaat mereka ingin belajar dariku. Mrs. X bahkan ingin membayar buku itu, namun aku menolaknya, hingga kemudian dia memberikan uangnya kepada anak yatim sebagai sodakoh atas nama aku.

Setelah itu, kecemburuan kamu terhadap Mrs. X belum juga mereda. Kamu sering membahas itu, namun aku sering mengatakan kepadamu bahwa aku tidak memiliki perasaan apa-apa kepada dia. Aku memang pernah mengatakan satu kalimat kepadamu yang masih kamu ingat sampai detik ini, disaat aku merasakan sendiri kecemburuan itu, "Pacaran itu buat happy-happy dan bukan untuk cemburu-cemburuan."

Kamu sering mengatakan kalau aku meremehkam kecemburuan kamu saat itu. Dan memang, setelah itu Tuhan mengujiku. Aku dihadapkan dengan ujian kecemburuan yang harus aku rasakan sendiri.

Bermula dari keisenganmu yang pura-pura suka dengan D menjelang hari ulang tahunku, hingga kemudian pada tanggal 10 Agustus, kecemburuanku meledak karena komunikasi kalian semakin intens. Aku memang sudah kehilangan nalar dan logikaku saat itu. Kita sempat putus, namun esok harinya kita sudah nyambung lagi. Kita mencoba untuk memperbaikinya. Namun, seiring waktu hingga tanggal 3 September, D semakin terang-terangan memposting hal yang sama denganmu, namun kamu sering mengatakan kepadaku bahwa kamu sudah tidak berkomunikasi dengannya, kamu bahkan sudah memblockirnya. Tapi, saat aku mengklarifikasi kepada D pada hari itu dengan menyebut nama Tuhan, D akhirnya mengatakan bahwa dia memang masih berkomunikasi denganmu dan kamu tidak pernah memblockirnya. D bahkan tidak merasa bersalah sama sekali dan dia merasa senang, saat aku memutuskanmu pada hari itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang