PEREMPUAN

240 18 2
                                    

[“Kamu lanjut nulisnya kak? Kamu harus istirahat loh ya, sudah malam. Jangan bergadang. itu ga bagus buat kesehatan.”]

Satu pesan masuk. Dari Ay rupanya. Dia memang orang yang paling perhatian selama ini. Dia dan Kholbi adalah orang yang paling rajin mengirimkan pesan, yaitu saat sahur, pagi, siang, sore dan malam hari. Selain beberapa anggota digrup, salah satu mantanku yang berprofesi sebagai dokter gigi juga masih sering menyemangati dan memberikan motivasi setiap hari. Aku memang merasa beruntung, karena masih banyak yang sayang dan memperhatikanku, meskipun hatiku saat ini sedang berbunga-bunga kepada orang lain.

[“Iya, itu sudah aku posting. Aku lagi sedih. Kamu tidur duluan saja.”]

[“Wait ya, aku baca sekarang.”]

Ketika aku sedang menunggu Ay yang masih sibuk membaca, tiba-tiba ada nomor baru yang mengirimkan pesan yang cukup mengejutkanku.

[“Kamu tahu apa itu karma? Karma adalah ketika kamu tiba-tiba menyukai Aucha. Kamu kena batunya sekarang. Mana prinsip yang sering kamu sebut itu? Mana kata taubat yang sering kamu dengungkan? Mana kamu yang dulu? Orang pintar yang kerap memakai otaknya, dan bukan perasaannya. Percuma kamu bilang sudah taubat selama dua tahun, kalau sekarang kamu jatuh cinta kepada ular betina yang suka memangsa korbannya. Siap-siap saja kamu menerima karmamu sendiri, karena kamu selalu mempermainkan perasaan perempuan yang sayang dan tulus sama kamu. Si Aucha juga sepertinya sedang kena karmanya. Kalian memang pasangan yang serasi. Sama-sama suka memainkan hati. Aku yakin hubungan kalian hanya seperti racun yang akan membunuh diri kalian pelan-pelan. Buaya jatuh cinta dengan buaya. Lucu memang, tapi itulah takdir. Orang jahat akan bertemu dengan orang jahat. Semoga kejahatan cinta kalian abadi ya.”]

Aku sangat geram membaca pesan itu. Aku sudah menduga siapa pengirimnya. Suasana hatiku sedang tidak baik malam ini dan orang ini tiba-tiba memancingku. Ingin rasanya aku membalas dengan memaki-maki dia. Tapi, aku sadar kalau aku sampai melakukan itu, maka aku sama gilanya dengan dia. Aku lalu mengambil air wudlu kembali untuk meredakan emosiku. Rasanya memang sangat tenang, ketika kita sedang emosi lalu membasuh muka.

[“Aku tahu kamu siapa. Maaf, suasana hatiku malam ini sedang tidak bagus. Tidak usah mencampuri kehidupan orang lagi. Kamu juga punya kehidupan sendiri, jadi fokus saja dengan diri kamu. Terimakasih.”]

Nomor baru itu lalu terlihat “sedang mengetik”. Aku lalu berusaha untuk memejamkan mata, namun belum sempat aku melakukannya, telponku tiba-tiba berdering.

[“Sayang, kamu baik-baik aja kan? Aku lihat kamu masih online. Udah jangan mikirin urusan yang loss tadi. Nanti mending main krypto aja, lebih aman. Kamu bukannya dulu sempet main juga kan sama aku? Sekarang kamu istirahat ya, biar ga kesiangan sahurnya.”]

Ternyata Eve, mantanku yang berprofesi sebagai dokter gigi. Entah kenapa sekarang aku menjadi riskan dengan panggilan sayang yang dia ucapkan kepadaku. Apa karena aku sedang jatuh cinta kepada orang lain, atau karena  mood aku sedang tidak baik.

[“Aku baik-baik aja. Makasih ya. Sebetulnya aku sudah ingin berhenti main forex, karena aku lagi belajar saham Syariah. Tapi ga tahu kenapa hari ini, aku memang sangat berambisi untuk trading. Kalau krypto aku udah ga mau, kamu aja deh. Ya udah, aku tidur dulu ya.”]

Aku tutup telpon dari Eve dan aku matikan salah satu ponselku agar dia mengira aku sudah tidur. Aku lalu melihat kembali handphone aku yang satunya untuk membaca balasan pesan dari nomor yang tidak dikenal tadi.

[“Buka mata, buka hati dan buka pikiran. Kamu sedang dibutakan oleh perasaan. Aku lebih setuju kamu sama Ay atau Kholbi, daripada sama play girl itu. Kamu boleh ga mendengar saran dari orang-orang yang sudah memberitahu kamu tentang dia. Nanti kamu akan merasakan sendiri setalah kamu menjadi korban kesekian dari Aucha. Sekarang kamu buta, karena kamu sedang jatuh cinta. Tapi, nanti setelah kamu bisa melihat dengan jelas, maka kamu akan berterimakasih kepadaku. Ay itu adalah orang yang paling tulus yang aku lihat. Dia hanya posesif dan cemburuan saja. Selebihnya, aku merasa dia bisa lebih memperhatikanmu dibanding dengan Aucha. Aucha ga akan punya banyak waktu untuk sekedar membalas pesanmu, karena dia harus membalas pesan dari pacar-pacarnya yang lain juga. Kamu harus cerdas sedikit. Kamu juga memang buaya, tapi aku yakin kamu jauh lebih baik dari dia, karena kamu hanya menggombal untuk bercanda dan bukan untuk memiliki banyak pacar seperti dia.”]

AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang