Tentang Rabiah al-Adawiyyah

25 1 0
                                    

Mereka berbicara tentang pernikahan. Tentang sunah yang kemudian dijadikan patokan sebagai iman. Tentang rahim yang harus menjadi tempat untuk menghasilkan keturunan. Dan 'patuh' menjadi jalan bagi para perempuan untuk mengabdikan diri kepada para imam. Kepada Laki-laki, yang mereka sebut tujuan untuk menyempurnakan iman.

Tidak! Tidak sedangkal itu iman yang Tuhan mau. Bukan perihal menikah dan memiliki anak. Bukan perihal Surga dan Neraka yang akan kau pilih kelak. Bukan! Cinta tidak sedangkal pemikiran manusia yang mengatasnamakan pernikahan sebagai buah dari ketaatan.

Ada satu perempuan yang Tuhan ceritakan bersama hujan yang tengah merintih memohon ampunan. Ada satu cinta di balik hidup sendiri tanpa pasangan yang bisa melahirkan generasi para raja. Ada tingkatan tertinggi bagi cahaya Ilahi untuk kasih yang tidak mengikatkan hatinya kepada selain dari yang terpilih. Ada kecintaan luar biasa yang Tuhan jabarkan bagi jiwa-jiwa yang berserah memuja-Nya. Dia, Rabi'ah al-Adawiyyah.

"Aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut neraka, bukan pula karena mengharap masuk surga. Tetapi, aku mengabdi, karena cintaku pada-Nya. Ya Allah, jika aku menyembah-Mu karena takut neraka, bakarlah aku di dalamnya. Dan jika aku menyembah-Mu karena mengharap surga, campakkanlah aku darinya. Tetapi, jika aku menyembah-Mu demi Engkau semata, Janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi padaku." (Rabi'ah al-Adawiyyah).

***

Rabiah Al-Adawiyah dikenal juga dengan nama Rabi'ah Basri adalah seorang sufi wanita yang dikenal karena kesucian dan kecintaannya terhadap Allah. Rabi'ah merupakan klien (bahasa Arab: Mawlat) dari klan Al-Atik suku Qays bin 'Adi, di mana ia terkenal dengan sebutan al-Qaysiyah. Ia dikenal sebagai seorang sufi wanita yang zuhud, yaitu tidak tertarik kepada kehidupan duniawi, sehingga ia mengabdikan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah. Rabiah diperkirakan lahir antara tahun 713 - 717 Masehi, atau 95 - 99 Hijriah, di kota Basrah, Irak dan meninggal sekitar tahun 801 Masehi / 185 Hijriah. Nama lengkapnya adalah Rabi'ah binti Ismail al-Adawiyah al-Basriyah. Rabiah merupakan sufi wanita beraliran Sunni pada masa Dinasti Umayyah yang menjadi pemimpin dari murid-murid perempuan dan zahidah, yang mengabdikan dirinya untuk penelitian hukum kesucian yang sangat takut dan taat kepada Tuhan. Rabi'ah Al-Adawiyah dijuluki sebagai "The Mother of the Grand Master" atau Ibu Para Sufi Besar karena kezuhudannya. Ia juga menjadi panutan para ahli sufi lain, seperti Ibnu al-Faridh dan Dhun Nun al-Misri. Kezuhudan Rabi'ah juga dikenal hingga ke Eropa. Hal ini membuat banyak cendekiawan Eropa meneliti pemikiran Rabi'ah dan menulis riwayat hidupnya, seperti Margareth Smith, Masignon, dan Nicholoson.

Rabi'ah dilahirkan di kota Basrah, Irak, sekitar abad ke delapan tahun 713-717 Masehi. Ia dilahirkan dari keluarga yang sangat miskin dan merupakan anak keempat dari empat bersaudara, sehingga ia dinamakan Rabiah yang berarti anak keempat. Ayahnya bernama Ismail, ketika malam menjelang kelahiran Rabi'ah, keadaan ekonomi keluarga Ismail sangatlah buruk, sehingga ia tidak memiliki uang dan penerangan untuk menemani istrinya yang akan melahirkan. Beberapa hari setelah kelahiran Rabi'ah, Ismail bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad, dalam mimpinya dia berkata pada Ismail agar jangan bersedih karena anaknya, Rabi'ah, akan menjadi seorang wanita yang mulia, sehingga banyak orang akan mengharapkan syafaatnya.

Sejak kecil, Rabi'ah sudah dikenal sebagai anak yang cerdas dan taat beragama. Beberapa tahun kemudian, ayahnya, Ismail, meninggal dunia, kemudian disusul oleh ibunya, sehingga Rabi'ah dan ketiga saudara perempuannya menjadi anak yatim piatu. Ayah dan Ibunya hanya meninggalkan harta, berupa sebuah perahu yang kemudian digunakan Rabi'ah untuk mencari nafkah. Rabi'ah bekerja sebagai penarik perahu yang menyebrangkan orang dari tepi Sungai Dajlah ke tepi sungai yang lain. Sementara ketiga saudara perempuannya bekerja dirumah menenun kain atau memintal benang.

AUCHA (Idola yang Saling Jatuh Cinta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang