21-Tertukar

71 17 1
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

" Hot chocolate nya, mas."

Darren menoleh ke asal suara, disana ada pelayan dengan nampan yang di atasnya sudah ada pesanannya. Lalu sang pelayan meletakkan pesanannya tepat di hadapan Zora.

"Makasih, mbak."

Si mbak pelayanan cuman tersenyum sambil mengangguk menanggapi ucapan Darren, lalu pergi meninggalkan Darren dengan Zora yang masih menangis di sana.

"Tuh, di minum."

Zora menatap Darren dengan mata sembabnya, lalu tangannya yang bergetar mengambil gelas Chocolate nya, dengan masih sesenggukan Zora menjawab, "makasih, Darren."

Darren melihat bahu Zora yang bergetar, pasti wanita di depannya ini sangat kedinginan, apalagi dengan pakaiannya yang begitu. Tak di pungkiri jika rasa dingin itu menyerang tubuhnya juga.

Tangannya tergerak mengambil jaket kulitnya yang tersampir di kepala kursinya, lalu ia berikan jaket tersebut kepada Zora.

"Nih, pake."

Zora kembali melihat ke arah Darren, lalu berganti menatap jaket yang terjulur itu.

"Aku tau kamu kedinginan."

"Tapi kamu pasti kedinginan juga, kan?"

Darren merotasi kan matanya jengah, "ck, gak usah mikirin orang lain kalau kamu emang lagi butuh. Cepat ambil tangan aku pegel."

Zora mengernyit heran, lah terus yang dia lakuin apa kalau gak mikirin orang lain?? Karena gak mau berdebat, lantas Zora ambil aja jaket yang di berikan sama Darren, lalu ia sampirkan ke pundaknya.

"Makasih Darren."

"Hmm."

Dan keduanya sama-sama diam, gak tau mau bahas apa lagi. Darren ikut menyesap kopi nya yang emang masih tersisa setengah, sesekali ia menggosok telapak tangannya menyalurkan kehangatan dari sana.

Darren yang sibuk dengan kegiatannya itu pun masih sedikit-sedikit melirik ke arah Zora yang sedang minum dengan tenang. Memang sudah tak lagi menangis, tapi sesenggukan itu masih keluar dari bibir kecilnya.

Darren kembali membuka topik, ia penasaran kenapa wanita di depannya ini bisa menangis sehebat itu.

"Gimana, udah baikan?"

Zora mengangguk kecil, "iya, makasih Darren."

"Ck, kamu udah 3 kali bilang 'makasih' gak ada kata-kata lain apa?"

Zora meremat kedua jemarinya yang masih bergetar karena dingin. "Maaf." Ucapnya pelan.

Darren mendengus, gak tau kenapa dia jadi merasa bersalah kayak gini.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang