Enjoy
.
.
..
.
.Setelah beberapa menit menangis akhirnya Zora berhasil tenang.
"Udah baikan?" Darren bertanya, dia menatap mata sembab Zora.
Zora mengangguk.. "iya.." katanya dengan suara seraknya..
Darren mengangguk, dia berjalan ke arah meja kasir lalu membayar semuanya. Tak lama, dia kembali lagi, mengambil kunci motornya di atas meja. "Ayo, aku anterin pulang.."
Zora menatap Darren dengan mata basahnya.. Zora berpikir sebentar lalu mengangguk. Lagi pula jika dia menolak, Zora terpaksa harus balik ke gedung itu untuk mengambil mobilnya dan nanti bertemu dengan Gavin, Zora belum siap jika harus bertemu dengannya pada saat ini.
Darren memimpin jalan untuk keluar dari cafe itu dan menuju motornya, hujan juga sudah mereda. Darren menaiki motor Ninja hitamnya, "Ayo naik.." Kata Darren.
Zora menaiki motor itu dengan kesusahan tapi akhirnya dia berhasil.. tubuhnya agak merosot ke arah Darren karena tempat duduk yang menungging. Zora sudah berusaha menahan tubuhnya untuk tetap berjarak dengan Darren, tapi hasilnya sama saja.. tubuhnya tetap saja merosot..
Darren sampai kesal sendiri karena Zora yang terus-menerus memundurkan tempat duduknya tapi pada akhirnya akan menempel lagi pada dirinya..
"Biarkan saja seperti itu.." ucap Darren dengan geram..
Zora hanya mengangguk dan membiarkan tubuhnya menempel dengan punggung Darren.
Di sepanjang perjalan hanya kesunyian yang terasa.. mereka berdua benar-benar tak bicara satu sama lain. Zora mengeratkan jaket yang ada di pundaknya.. angin terasa seperti menusuk-nusuk sampai ke tulangnya, dan itu membuatnya sangat kedinginan..
Tak lama, mereka pun sampai.. Darren memberhentikan motornya tepat di depan gedung apartemen Zora.
Zora turun dari motor Darren, "Terimakasih Darren.." Kata Zora, dia menatap Darren menunggu responnya..
"Sama-sama, kamu bisa kembalikan jaket ku besok," kata Darren, "aku pulang duluan." setelah mengatakan itu Darren langsung menancap gas dan meninggalkan Zora yang memandang bingung ke pergiannya.
Flashback end
"Hanya seperti itu kok.." ucap Zora pelan.. dia menundukkan pandangannya.
Gavin menghela nafasnya lelah.. tangannya menarik Zora dalam pelukannya lalu mencium pucuk kepala Zora. "Untuk kaki ini aku maafin kamu, tapi lain kali tak akan ku biarkan kamu dekat-dekat dengan dia lagi."
Zora hanya mengangguk..
"Ya udah kamu istirahat sana, aku mau balik ke kantor.."
Zora mengangguk lagi, dia berjalan ke arah kamarnya saat Gavin mulai berjalan keluar dari apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bahagia lewat luka (On Going)
General FictionGavin, Ceo dari Bagaskara Company. Statusnya sudah menikahi perempuan yang bernama, Vanara. Gadis lumpuh yang di jodohkan dengan Gavin, tetapi Gavin memilih untuk berselingkuh dengan sekretarisnya, Zora, karena menganggap Zora lah yang lebih pantas...