46-Si wanita cilik

54 6 5
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Mobil hitam masuk ke area parkiran hotel, di dalamnya keluarlah Gavin dan Vanara yang berada di gendongan, tentu saja dalam kondisi yang tak sadar.

Mata bulat Vanara terus memandang ke arah Gavin dengan senyuman lebar di bibirnya, kaki yang terjuntai ke bawah itu ia ayun-ayunkan dengan semangat.

"Jangan banyak gerak, nanti jatuh." Gavin berujar pelan, dengan sedikit kesusahan dia menempelkan cardlock nya, lalu pintu kamarnya pun terbuka.

Kaki panjang Gavin berjalan masuk, dengan pelan ia menaruh Vanara duduk di pinggiran ranjang. Sekarang sudah pukul 1 siang dan mereka baru saja pulang dari acara pernikahan itu.

Gavin langsung saja merebahkan tubuhnya di ranjang empuk itu, memejamkan matanya guna merilekskan tubuhnya.

"Gavin sekarang sudah tidak jahat lagi."

Kepala Gavin sontak saja tertuju pada Vanara, dan pandangan yang ia dapat adalah Vanara yang sedang tersenyum lebar ke arahnya. Vanara pun langsung mendekatkan tubuh mereka berdua, wajah Vanara tertompang pada tangannya yang bertumpu di kasur dengan sikunya.

"Aku makin cinta sama Gavin yang seperti ini, gimana dong~" bibirnya Vanara majukan, sesekali kepalanya terayun kedepan karena sangking beratnya.

"Ugh.. mau cake lagii~"

Setelah melantur seperti itu, Vanara meletakkan kepalanya di lengan Gavin membuat Jarak keduanya semakin dekat. Gavin membalas pandangan kosong Vanara itu dengan senyuman tipisnya.

Dia menahan pergerakan tangan Vanara yang terus mengorek-ngorek di atas dadanya, itu sangat menggelitik bagi Gavin.

"Sekarang manggilnya udah kayak biasa? ngga pake 'mas' lagi?"

Kepala pusing Vanara itu langsung terangkat mendengar penuturan dari Gavin, sontak tatapan mereka bertemu. "Mas Gavin!" Vanara memanggil riang, senyumannya semakin lebar hingga membuat gigi rapinya terlihat.

Mau tak mau Gavin pun ikut tersenyum melihat raut Vanara yang sangat manis itu, wajahnya memerah karena efek dari alkohol itu, dan jangan lupakan dengan tingkahnya yang terus-terusan ingin menempel pada Gavin.

Tapi momen manis itu harus terhenti karena..

"HUEEKKK!!"

"Astaga Vanaraaa!"

Gavin mengerang kesal saat muntahan Vanara itu lagi-lagi mengenai pakaiannya, dan yang lebih bikin ngeselinnya lagi, Vanara langsung saja tertidur pulas seakan-akan tak terjadi apapun.

Gavin menatap lama wajah polos Vanara yang sedang tertidur itu, dan tanpa ia bisa tahan, senyuman hangat terukir di sudut bibirnya. selalu saja tingkah Vanara yang polos mirip anak kecil ini mampu membuat hati seorang Gavin bergetar dengan sensasi yang aneh.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang