47-Okaeri, Vanara

42 7 3
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Pesawat berjenis Garuda Indonesia itu mendarat dengan aman di bandara Haneda. Lalu dari dalamnya keluar lah beberapa penumpang yang salah satunya adalah Gavin dan Vanara.

Keduanya bergandengan tangan karena Gavin takut Vanara akan terseret oleh kerumunan orang yang ada bandara. Gavin membawa Vanara ke area bagasi untuk mengambil kembali koper mereka.

Vanara menoleh ke arah ponselnya ketika merasakan getaran dari telponnya. Ternyata itu adalah Lia, sang mama.

"Halo ma.." Vanara segera menjawab ketika mengetahui sang penelepon.

'udah sampe belum, van?'

"iya ma udah di bandara, papa gimana ma, baik-baik aja kan?" Vanara bertanya khawatir, Gavin yang di sampingnya dan ikut mendengarkan itu merangkul bahu Vanara, menuntunnya agar kembali berjalan dengan satu koper di tangannya.

'kamu cepat aja dulu sini kerumah, papa udah nungguin. oiya, mama udah kirim jemputan, dia udah standby di terminal 3.'

mata Vanara kembali berkaca-kaca ketika mengetahui jika sang papa menantikan kehadirannya. Vanara mengangguk, "iya ma, makasih ya ma." Setelahnya sambungan telepon itu terputus.

"Mas, kata mama jemputan udah nungguin di terminal 3."

Gavin mengangguk mendengarnya, "ya udah, ayo kita kesana." keduanya bergandengan tangan tanpa sengaja dan sepertinya sama-sama tidak sadar. Gavin membawa Vanara berlari kecil ke arah terminal 3 kedatangan.

Dan benar saja, ternyata sudah ada mobil yang terpakir di depan sana berjenis Datsun 240Z berwarna hitam. Vanara berjalan lebih dulu dan menyapa seorang bapak paruh bayah yang berdiri tak jauh dari mobil mewah itu.

"Yōkoso Vanara-san, o genkidesu ka?" Sopir itu membungkuk dan menyapa ramah pada Vanara di hadapannya.

"Genkidesu.. paman, keadaan otousan gimana?" Vanara bertanya khawatir, dia bahkan sampai lupa dengan kehadiran Gavin di belakangnya.

Sang sopir itu tampak bingung, tapi sedetik kemudian ekspresi bingungnya langsung berubah, "ah! hai! tuan sedang sakit sekarang dan anda cepat diminta untuk pulang." Sopir itu menghembuskan nafasnya berat, matanya beralih ke arah Gavin dan segera mengambil alih koper yang ada di tangan Gavin. "saya akan masukkan ke bagasi, anda silahkan masuk ke mobil." katanya sembari menggeret koper itu ke arah bagasi.

Gavin dan Vanara pun memasuki Mobil, keduanya sama-sama diam menunggu sang sopir masuk dan mulai melaju ke arah kediaman mewahnya Hiro.


.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang