25-Rumit

74 15 1
                                    

Selamat malam yuhuu!!
Apa kabar kalian?

Yodahlah langsung aja
Happy reading!

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"tidak ada kerusakan parah.. hanya saja tulang rahang tuan Gavin ada keretakan sedikit, dan saya sudah membalut nya dengan perban, kemungkinan 3 hari kemudian rahangnya sudah bisa berfungsi normal lagi.."

Vanara mengangguk mendengar penuturan Dokter, "terimakasih dokter atas pengobatannya.."

Dokter mengangguk lalu tersenyum, "sama-sama nyonya Vanara," dokter membereskan peralatan medisnya, "kalau begitu saya pamit, undur diri.."

"Mari saya antar," Vanara mempersilahkan dokter untuk pulang.

Dia kembali ke ruang tamu mendekati Gavin yang masih duduk di sofa dengan ekspresi dinginnya.

"Gavin..."

Vanara memanggil pelan, dan tentu saja Gavin tidak akan menghiraukan. Vanara mulai duduk di samping Gavin, dia memperhatikan wajah penuh lebam Gavin dengan ekspresi sedihnya..

Tangannya perlahan mencoba mengobati lebam itu dengan kapas yang telah di tetapkan dengan antiseptik.

"Ah!"

Gavin menghindari tangan Vanara.. ekspresi nya masih sama, dia masih sangat kesal dengan Darren.

Vanara menghela nafasnya, dia mencoba memberikan pengertian..

"Gavin, ku mohon, biarkan aku mengobati wajahmu, jika terus di biarkan kamu tidak akan bisa berkerja lebih cepat"

Gavin terdiam memikirkan perkataan Vanara, benar juga, jika dia terus begini, bisa-bisa dia tidak akan bisa bertemu dengan Zora dalam waktu dekat ini..

Gavin berdehem, menandakan bahwa dia setuju di obati oleh, Vanara..

Vanara tersenyum, tangannya dengan pelan menekankan kapas itu ke lebam Gavin..

"Akh! Pelan bisa gak?" Tanya Gavin dengan suaranya yang agak menggeram..

"Eh, maaf-maaf.. aku akan lebih berhati-hati.." kata Vanara, dia semakin mendekat ke arah Gavin, dan meniup-niup lebam yang baru saja dia olesi obat..

Gavin tertegun saat Vanara melakukan itu, nafasnya dengan lembut menerpa wajah Gavin, tapi entah kenapa Gavin menyukai itu.. Gavin tersadar dari pikiran nya, dia menggeleng pelan, enggak mungkin, dia pasti cuman rindu dengan Zora..

Lah, apa hubungannya maleh! _-

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Malam ini, Darren sedang berbaring di kasurnya.. wajahnya sudah di obati tadi sama dokter, dan syukurnya wajahnya hanya mengalami lebam aja, tapi tubuhnya yang parah, karena Darren mengalami retakan di tulang rusuknya akibat tendangan Gavin.

Mengingat hal itu membuat Darren emosi lagi, matanya memerah dan urat-urat di wajahnya menonjol.

Tapi sedetik kemudian dia menghela nafas kasar saat mengingat bagaimana Vanara berteriak dan mengatainya gila.

Darren mengusap wajahnya frustasi.

"Apa gue udah benar-benar keterlaluan ya? Tapi gue ngelakuin itu demi Lo Vanara!" Darren menggeram kesal, dia benar-benar kesal dengan ke adaan. Dan di tambah sampai sekarang Vanara belum menemuinya..

"Apa gue benar-benar gak seberharga itu di mata Lo?" Darren mendesah sedih..

Dia bangkit dari berbaring nya, Darren turun kebawah untuk mengambil minum di dapur..  tapi dia di kejutkan dengan Vanara yang berdiri di ruang tamu..

"Van, ngapain kesini?"

Darren bertanya dengan guratan bingung di alisnya..

alah padahal mah seneng di jengukin ayang :)

Vanara tak menjawab, dia berjalan ke arah Darren lalu memberikannya makanan, dan obat juga..

"Ini, aku mau kasih ini, dan mau minta maaf juga atas nama Gavin.."

Darren tak menjawab, matanya melirik ke arah Tote bag yang disodorkan Vanara.

"Terimakasih."

"Kamu gak mau maafin Gavin?"

Darren hanya diam..

"Darren~" Vanara memelas, dia sangat ingin Darren memaafkan Gavin..

"Hahh.. ya udah, aku maafin.." jawab Darren ketus.. suasana hati nya memburuk lagi.

Vanara tersenyum, matanya melirik ke arah perban yang membalut tubuh Darren dan tangannya meraba bagian itu dengan pelan.

"Apa ini sakit?" Tanya nya khawatir..

Darren menggeleng.. "tidak juga.."

"Aku benar-benar minta maaf Darren.." Vanara menatap Darren dengan mata berkaca-kaca nya..

Darren mengusap rambut Vanara, dia membuat ekspresi setenang mungkin.

"Ini bukan salah kamu.. udah sana kamu pulang aja, ini juga udah mau larut.."

Vanara mengangguk, ia menampilkan senyuman manisnya..

"Selamat malam Darren.."

Darren mengangguk, dan menatap kepergian Vanara dengan tatapan sendunya..

"Kenapa Lo selalu kasih gue harapan, Van.."


Hai hai selamat malam Bersama kapucinola di sini!! Gimana kabarnya?Semoga baik-baik aja ya dan untuk yang lagi ngak enak badan atau mungkin lagi sakit semoga cepat sembuh 😊😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai hai selamat malam
Bersama kapucinola di sini!!
Gimana kabarnya?
Semoga baik-baik aja ya dan untuk yang lagi ngak enak badan atau mungkin lagi sakit semoga cepat sembuh 😊😉

Gimana part kali ini?
Suka?
Semoga aja suka yaaa~

_teruntuk Darren semangat 😉!_

aku tau banget rasanya cuma di kasih harapan wkwkw sakit bangetee gk sih?😭

Janlup bintang sama komentar nya yaaa!!

Ramein juga
Ig:@kapucinola_34
Tiktok:@kapucinola

Salam dari kami ber2
hwaniBee And uwonnaara

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang