11-Cemburu day!

109 20 3
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Mobil silver itu berhenti di Parkiran Gedung pencakar langit itu. Yap betul sekali, itu adalah Bagaskara Company. Dari sana turunlah Zora dan Simon, keduanya bergegas berjalan masuk ke lobby karena takut telat.

"Selamat pagi bu Zora, pak Simon."

Zora dan Simon Tersenyum dengan kompak saat mendapat sapaan dari security saat keduanya memasuki kantor.

"Sim, makasih lagi ya udah mau repot-repot anterin aku."

"Ah~ gak repot-repot kok."

"Aaaaa cie cie yang barengan nihhh."

Keduanya sontak menoleh ke asal suara, ternyata di sana ada Serren dan Satria. Mampus sekarang Keduanya udah di sorakin satu lobby.

Simon tersenyum menanggapi ucapan Serren. Sedangkan Zora ia malah heboh menyangkal perkataan Serren tadi.

"Apaan sih, ini tuh gak kayak yang kalian pikirin yaa. Aku sama Simon-"

"Udah deh Zor, jangan nyangkal lagi. Lagian bagus juga kalau kamu berangkatnya sama Simon, itu ngebuat dia lebih lancar jaya ngedeketin kamu," Satria berucap dengan gelak tawa di akhir karena berhasil menggoda Zora yang cengo di tempatnya.

Zora menatap Simon, dari tatapannya bertanya apakah yang di katakan Satria benar adanya? Dan Zora tahu bahwa ucapan Satria bener saat Simon juga menatapnya, gak lebih tepatnya menatap matanya, lalu ia tersenyum dan mengangguk tipis.

"Kamu juga kan lagi gak ada gandengan nih, nah cocok banget ada Simon, mana orangnya pinter, ganteng lagi. Dari pada kamu nempel terus sama Pak Gavin, udah kayak perangko aja."

Ah iya! Soal Gavin Zora baru ingat kalau mereka ada Meeting dengan Direktur Kim.

"Apasih kalian, udah ah jangan ngomong yang macem-macem. Aku harus keruangan buat nemeuin Pak Gavin. Pak Gavin udah datengkan?"

Serren mengernyitkan alisnya heran. "Enggak tuh, aku gak liat pak Gavin masuk. Emang kamu liat, yang?"

Satria menggeleng menanggapi perkataan Serren.

"Loh kok bisa? Bukannya tadi kata dia, dia duluan?"

"Makanya kita heran, kok tumben kamu ga bareng pak Gavin. Biasanyakan barengan terus."

Entah kenapa perkataan Satria membuat Zora gugup sendiri. Dia mengalihkan gugupnya dengan berjalan cepat ke ruangannya, bermaksud mengecek langsung apakah Gavin udah datang atau belum. Secara ruangan Zora itu berada satu tempat dengan ruangan Gavin. Hanya saja ada kayak pintu kaca gitu yang membatasi ruangan mereka.

Zora memasuki rungan, dan bener saja disinya tak ada tanda-tanda Gavin. Zora melihat ke arah jam yang ada tangannya, Gawat! Waktu mereka udah gak banyak dan sekarang malah Gavin yang telat.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang