06-Darren, vanara?

136 37 7
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Mobil hitam itu berhenti didepan rumah mewah. Dari dalamnya turun Darren yang dengan cekatan membuka pintu belakang.

Darren membantu Vanara turun setelah ia menyiapkan kursi rodanya. Ia gendong tubuh kurus Vanara.

"Turunin kakinya pelan-pelan aja, kalo kepentok atau kesenggol dikit aja kaki kamu bisa bahaya." Dengan pelan dan telaten Darren menurunkan Vanara ke kursi rodanya.

Hal itu sama sekali tak luput dari penglihatan Zora. Zora bertanya-tanya, kenapa Darren bisa sekhawatir itu? kayak, khawatirnya Darren itu bukan sebagai sopir dan nyonyanya, tapi kayak lebih aja. Bukan tanpa alasan Zora berpikir seperti itu, sedari di rumah sakit sampai di rumah pun Darren tak henti-hentinya selalu mengucapkan hal yang sama. Di tambah dengan tatapan tulus yang Darren pancarkan dari matanya. Hal itu tambah membuat Zora yang berpikir macam-macam.

"Anda mau turun atau tidak?"

Zora tersentak dari pikirannya, tanpa sadar ia melamun.

"Zora kayak nya suka kamu deh Ren. Liat, dia aja sampai ngelamun gitu liatin kamu."

Zora tercengang mendengar perkataan Vanara, ditambah dengan ekspresi dingin yang Darren tunjukkan ke arah nya.

Zora menggeleng membalas ucapan vanara. Sembari turun dari mobil ia menjawab, "enggak lah, Van. Kamu aneh-aneh aja."

Vanara tertawa menanggapi.
"Aku hanya bercanda."

Zora tersenyum, "ya ampun udah sore aja! aku harus balik ke kantor, Van."

Vanara membalas senyuman Zora. Ia menarik tangan Zora untuk ia genggam.

"Makasih ya untuk hari ini. Ini kali kedua kamu membuat aku bahagia. Makasih Zora hari ini aku seneng banget, dan itu berkat kamu."

Zora membalas genggam tangan hangat itu. "Iya sama-sama, hari ini juga seru kok buat aku. Aku balik dulu ya."

"Daaa, Zoraa!"

Zora hanya tersenyum dan mulai memasuki mobilnya, mengklakson sebagai tanda ia akan pergi.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang