03-kencan

209 43 9
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Baik, rapat hari ini kita akhiri sampai di sini, kalian boleh kembali ke ruangan masing-masing."

semua karyawan yang ada di ruangan rapat itu mulai beranjak dari sana satu-persatu. Begitupun dengan Zora ia mulai membereskan berkas-berkasnya.

"Bu Zora."

Zora tersentak ia menoleh ke belakang nya. ia dibuat semakin terkejut saat mendapati sosok tak asing di belakangnya.

"Eh?"

orang ini menjulurkan tangannya, seperti mengajak berkenalan, lantas Zora menyambut uluran tangan tersebut.

"saya Simon, karyawan baru yang baru saja diangkat jadi manajer keuangan."

"aaa..."

Zora mengangguk mengerti Oh jadi karyawan baru ini bernama Simon.

"aku Geazora, Kamu bisa panggil zora tanpa harus ada embel-embel Bu."

Simon tersenyum menanggapi. ia melepaskan jabatan tangannya,"kalau saya boleh tau, Zora nanti pulang sendiri atau mau saya anterin kalau boleh?"

Zora tertegun mendengar nya, waduh langsung gaspol aja ini bule. Matanya menatap ke arah Gavin yang sedari tadi melihat ke arah mereka dengan tatapan tajam.

"Ah enggak usah aku pulang sendiri aja, tidak usah repot-repot." Tentu saja Zora menolak, dia tak mau ya nanti pulang-pulang Simon udah tanpa kepala.

"Tidak, saya tidak akan kerepotan. Mengantar anda pulang adalah kehendak saya sendiri. Jadi, bagaimana?"

Zora bingung harus menolak bagaimana lagi, ia menatap takut ke arah belakang Simon. Disana Gavin dengan raut kesalnya berjalan mendekat ke arah Simon dan Zora.

Zora meneguk kasar liurnya 'matilah' ucapnya dalam hati.

Grep!

Gavin menarik pundak Simon hingga keduanya berhadapan.

"Dia pulang bareng saya jadi anda tidak usah repot-repot mengantarnya pulang."

Simon terdiam, Iya menoleh kearah Zora yang ada dibelakangnya

"Sorry" Zora berucap pelan, berbisik maksudnya.

Simon tersenyum lalu ia mengangguk.
"Baiklah, kalau begitu saya permisi kembali ke ruangan."

"Silahkan."

setelah mendapat izin dari Gavin, Simon membungkukkan badannya lalu ia pergi dari sana.

Zora berjalan mendekat ke arah Gavin "Serem amat pak."

Gavin melirik sinis ke arah Zora. "kenapa, kamu mau tadi di anterin pulang sama dia?"

Zora mengerutkan dahinya tak suka saat mendengar perkataan Gavin. "ya gak lah. Kamu kenapa sih selalu curiga sama aku?"

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang