42-Jaga Hati

55 5 0
                                    


Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.






Di kamar tidur yang bernuansa hitam putih itu, Vanara sedari tadi terus berjalan mondar-mandir antara lemari dan koper yang berada di atas ranjangnya, mempersiapkan segala kebutuhan yang di perlukan mereka selama di bali nanti.

padahalkan di sana hanya 1 hari, tapi persiapannya udah kayak menetap 1 bulan.

"bawa koper kecil aja."

Suara berat itu berhasil membuat sang empu yang sedari tadi sibuk dengan pekerjaannya menoleh ke asal suara, dan ternyata sudah ada Gavin di ambang pintu yang bersender memperhatikan Vanara.

"kita di sana cuman sebentar, bukanya mau berbulan-bulan."

ucapan jengkel Gavin membuat Vanara menyadari bahwa dirinya sepertinya sudah sangat berlebihan. Tawa canggung Vanara berikan, "eh, iya ya?" katanya sembari kembali membongkar isi koper.

Vanara kembali berjalan ke arah lemari dan mengambil koper kecil yang berwarna cokelat, itu warna favorit Vanara.

"barang aku gabungin aja sama punya kamu."

"eh?"

"biar ga ribet bawa banyak banyak barang" Gavin berujar santai.

Vanara yang mendengar itu berusaha mati-matian menahan senyumnya yang ingin terlihat, jantungnya sudah berdebar debar, tidak pernah dia membayangkan hal yang seperti ini.

"baiklah, akan aku bereskan jika begitu." katanya setelah berhasil menormalkan detak jantungnya.

Setelah 5 menit hening dan barang-barang yang Vanara butuhkan sudah selesai di kemas, Gavin pun tak kunjung bergerak dari tempatnya. hal itu tentu saja membuat Vanara bingung sekaligus penasaran.

"ada lagi yang di butuh kan, mas?"

suara lembut Vanara yang mengalun itu berhasil memecah lamunan Gavin. netra hitam nya sontak menatap ke arah wajah kecil Vanara.

"tidak." jawabnya singkat, "semua perlengkapan ku sudah aku letakkan di atas ranjang, kamu tinggal memasukkannya di koper mu, aku harus ke kantor ada urusan, dan mungkin akan pulang dini hari besok." lanjut Gavin panjang lebar, tungkainya ia bawa menjauh dari kamar Vanara tanpa mau mendengar interupsi nya dulu.

tentu saja, tujuannya kali ini ke rumah sakit untuk menjemput Zora pulang, dan menginap di apartemennya.


.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang