12-Duren

86 19 2
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

2 hari berlalu, sekarang Gavin sudah melupakan kecemburuannya terhadap Simon. Bisa Zora lihat dari ruangannya kalau Simon sama Gavin lagi membicarakan suatu hal yang sangat penting, dan pastinya itu menyangkut perusahaan.

Sebenarnya Zora itu masih khawatir terhadap Gavin, takut-takut Gavin kumat dan malah membuat keributan di kantor. Mangkanya dari tadi Zora tuh gak fokus berkerja karena selalu curi-curi pandang keruangan Gavin yang hanya di batasi Dinding kaca.

Di saat Zora sedang berfokus pada pekerjaannya malah ada saja telpon yang menggagalkan fokusnya. Tangan Zora tergerak untuk mengecek siapa gerangan yang menelfon dirinya.

"Eh, Vanara?"

Zora buru-buru membereskan berkas-berkas yang berserakan di meja kerjanya, lalu mengangkat telfon yang dari tadi berdering.

"Halo, van?"

"zora."

Zora mengernyit heran, ia menjauhkan ponsel itu dari telinganya dan melihat kembali nama yang tertera di sana.

'bener kok vanara.'

"Van, kok suara kamu berubah cowok gini?"

"Ini aku, Darren."

Zora di buat kaget setengah mati, reflek saja ia membetulkan posisi duduknya. Entah apa ke gunanya.

"Lho, kok bisa? Maksudku, kemana Vanara?"

"Bisa kamu kerumah? Ini penting."

Zora melihat ke arah Gavin yang masih berbincang serius dengan Simon. "Iya, aku bisa."

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Darren."

Darren menoleh ke asal suara, di ambang pintu ternyata sudah ada Zora berdiri di sana. Zora berjalan mendekat ke arah Darren ketika mendapat suruhan dari sang empu.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang