34-Sesakit itu van

80 13 1
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Gavin terdiam beberapa saat ketika merasakan beban yang menimpa sebagian tubuhnya, dengan perlahan namun pasti dia menolehkan kepalanya ke arah berat itu.

Tepat setelah mengetahui apa yang menimpanya, Gavin di buat tak bisa berkata-kata. tatapannya terpaku pada orang yang kelihatannya sangat lelap tidur di atas dadanya.

Itu Vanara.

Senyuman terpatri di bibir tipisnya mengingat momen kemarin malam, tapi sedetik kemudian Gavin tersadar, dia menyembunyikan senyumnya dengan mengerutkan dahinya. Ga boleh keliatan saltingnya.

tok tok tok

suara ketukan pintu itu mengalihkan atensi Gavin, siapa pagi-pagi gini bertamu ke kamar Vanara?

"Van?"

Gavin terkejut setengah mampus mendengar suara Darren di depan sana, untuk apa pagi-pagi begini itu manusia datang ke kamar Vanara?

Tangan besar Gavin menggoyangkan lengan Vanara pelan untuk membangunkannya, Vanara yang merasakan ada guncangan di tubuhnya tentu saja terbangun, dengan perlahan dia membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk.

Vanara dibuat mati kutu di tempat mendapati Gavin berada tepat di depan wajahnya, mata bulatnya menatap lekat ke arah manik caramel Gavin. Bibir kecil Vanara seakan terkunci tak mampu mengatakan satu kata patah apapun, begitupun dengan jantungnya yang berdegup kencang dengan situasi yang mereka alami ini.

"Vanara udah bangun belum?" Suara Darren itu berhasil membuyarkan mereka dari pandangan-pandangan cinta, Vanara dengan sigap langsung turun dari ranjangnya dan Gavin yang dengan cepat mengubah posisinya menjadi duduk.

"Iya bentar" jawab Vanara dengan sedikit berteriak, kakinya melangkah ke arah pintu lalu tangannya memutar gagang pintu untuk membukanya.

"Van, kamu gapapa kan? kemarin malam-" perkataan Darren terputus di tengah jalan saat matanya tanpa sengaja melihat Gavin yang berada di dalam kamar Vanara. mata Almond itu sedikit melebar atas apa yang di lihatnya, "Gavin?"

Vanara yang menyadari itu tersenyum canggung, "eh, hehe iya.. Gavin kemarin tidur sini." Vanara melihat ke arah Gavin yang ternyata juga sedang memperhatikan mereka berdua.

Darren di buat habis kata-kata, bibirnya keluh hanya untuk menanyakan apa yang terjadi semalaman. Jadi dia hanya mampu merespon dengan senyuman tipisnya.

"kamu pasti khawatirin aku kan? aku gapapa kok, kemarin malam soalnya aku di temenin Gavin." penuturan Vanara itu semakin membuat hati Darren bagaikan di tusuk beribu duri, sakit dan perih.

Gavin bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah mereka berdua, "lanjutin aja kalo mau ngobrol, gue balik ke kamar duluan." Gavin menepuk pelan bahu Darren lalu berlalu dari sana meninggalkan mereka berdua, dia juga sudah sangat terlambat sekarang, rencananya dia akan berangkat ke kantor bersama Zora.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang