01-Cerita di mulai

420 51 6
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Srek.... Srek....

Suara mesin foto copy terdengar dari ruangan yang cukup luas itu. Di depannya terdapat seorang wanita dengan rambut sebahunya terlihat seperti sedang menunggu berkas-berkasnya selesai terfoto copy.

Namanya Gheazora stevy erzabell, sering di panggil zora. Ia menjabat sebagai sekretaris di Bagaskara company sudah kurang lebih 3 tahun.

Dengan telaten ia membereskan semua berkas-berkas yang sudah selesai terfoto copy.

Grep!

Zora terkejut setengah mati, sontak ia langsung berbalik.

"Huuhh... Kamu! Aku kirain siapa."
Zora bernafas lega mengetahui bahwa yang memeluk dirinya adalah sang kekasih.

Gavin Neandro Bagaskara. Ceo dari Bagaskara company sekaligus kekasih dari zora. Tetapi hubungan dari mereka di rahasiakan karena sebenarnya gavin sudah memiliki istri. Yaa... Kalo kasarnya zora itu sebagai pelakor.

Gavin mengernyitkan alisnya.
"Emangnya siapa yang berani meluk kamu tiba-tiba kayak tadi selain aku? Mau kepalanya bolong?."

Zora bergidik mendengar penuturan gavin. Ia melepaskan pelukan gavin dari pinggangnya.

"udah ah! Kamu serius banget. Aku udah masakin kamu nasgor sama omelet. Aku tebak kamu pasti belum sarapan kan? Makanya bete gitu. " Zora menggeret gavin menuju sofa yang ada di sana. Ia menunjukkan masakan yang ia buat.

Gavin tersenyum, "cuman kamu yang ngertiin aku."

Zora membalas senyuman gavin. "gimana enak gak? "

Gavin mengangguk, ia telan habis makanan yang ada di mulutnya. "Enak banget. Emang kamu pernah masaknya gak enak? "

Zora mencubit pelan lengan gavin, "Gombal!"

Gavin tertawa kecil menanggapi perlakuan zora.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

"Aku udah cek schedule, kita masih punya waktu 20 menit untuk rapat dengan manajer. Jadi kamu gak usah terburu-buru sarapannya."

"iya sayang."

"Gavin! "

Gavin kembali tertawa keras. Menggoda zora adalah salah satu hal yang menyenangkan. Menjadi sepasang kekasih selama 2 tahun pasti membuat gavin sangat tahu hal apa yang di sukai dan tidak di sukai zora.

Untuk zora sendiri. Sekarang kondisi wajahnya memanas, pasti sudah sangat memerah.
Inilah yang membuat zora tidak menyukai setiap kata-kata manis yang terlontar dari bibir gavin. Pasti hal itu selalu membuat jantungnya berdebar kencang dan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus. Zora sangat membenci itu.

Tririring.... Tririring...

Ponsel gavin bergetar, menampilkan nama kontak
'pengganggu' di layar utamanya. Tapi oleh sang empu panggilan itu tak di hiraukan. Ia malah asik memakan sarapan yang di buat oleh zora.

"vin, itu ada yang nelpon."

"Gak penting." gavin menjawab asal.

Zora mengernyit, di lihatnya lagi ponsel gavin yang berdering. "gak penting apa nya? Itu nelpon berkali-kali loh. Angkat lah dulu."

Dengan malas gavin mengangkat sambungan telpon tersebut.

"kenapa?"

"a-aku udah bikinin sarapan"

"aku sarapan di kantor"

"ka-kalau begitu-"

"udah ya, aku lagi sibuk"

Tut....

"ketus amat." zora mencibir

Gavin yang mendengar itu menampilkan senyuman menggodanya. "Emangnya kamu mau kalau aku gak ketus ke dia, hmm? "

Zora diam sejenak, tangannya ia bawa untuk membereskan bekas makan gavin. "ya... Terserah kamu sih, orang itu istri kamu." baru saja zora ingin berdiri dan berniat menaruh bekas makan itu di kotak sampah. Tangannya di tahan oleh Gavin.

"tenang aja aku gak bakal ngelakuin itu. Aku cuman milik kamu." lalu gavin kecup punggung tangan yang ada di genggamannya.

Zora melemparkan kantung kresek yang berisi sampah gavin tadi ke arahnya. Dengan wajah yang memerah dan jantung yang berdebar ia memekik. "Gavin! "
.
.
.

       (Doyeon wekimeki as Zora)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Doyeon wekimeki as Zora)

.
.
.
Jadi dari sini sudah paham alurnya???

Kita pelan-pelan aja dulu, persiapan buat konflik kedepannya.

Kalian pasti tau cara menghargai karya orang lain......

See u<3

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang