09-Kembali berharap

91 22 2
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Gavin, kamu denger kan??"

"Apaaa?"

"Astaga! Dari tadi aku nyerocos gak ada satu hal pun yang kamu denger?!!"

Gavin menyandarkan kepalanya ke kursi kerjanya, ia menatap Zora lelah.

"Kamu kenapa sih Zor? Dari kemaren nyari ribut mulu."

Zora menegakkan badannya. Ia menatap Gavin dengan tatapan sendu nya.

"Aku bikin kamu marah yaa?"

Gavin tak menjawab. Ia memilih menenangkan dirinya. Tangannya terangkat memijat pelan pelipisnya. Gavin terlihat sangat lelah. Dengan mata yang terpejam ia berucap dengan pelan namun tegas. "Udah 2 hari ini mood aku lagi gak bagus. Dan kamu tentu tau itu karena apa. Kamu tau kalau aku orangnya emosian, aku gak bisa mengendalikan tubuh hingga pikiran aku kalau lagi emosi. Soal Vanara aku tau aku salah, aku juga lagi nunggu waktu yang pas buat minta maaf langsung ke dia. Kalau kamu maksa aku atau ngucapin hal yang aku ga suka, hal itu malah bisa ngebuat aku melampiaskan semuanya ke Vanara. Kalau sama kamu, aku gak bakal bisa."

Setelah berbicara panjang lebar seperti itu, Gavin memilih buat pergi ke balkon yang ada di ruangannya. Meninggalkan Zora yang hanya terdiam di sana.

Zora menatap Gavin yang sedang menenangkan dirinya di balkon dengan matanya yang sudah berkaca-kaca. Gavin bener, seharusnya Zora tak usah berlebihan seperti itu, Gavin pasti tau jika perbuatannya salah. Dengan Zora yang terus menceramahi Gavin sama aja kayak Zora yang memperkeruh keadaan.

Zora berjalan mendekat kearah Gavin dengan perlahan. "Maaf, Gavin."

Zora semakin di buat sedih saat Gavin tak menjawab permintaan maafnya. Tangannya terangkat memegang tangan Gavin yang bertumpu di pembatas balkon. "Gavin..."

Gavin menghela nafas panjang, di genggamnya tangan yang ada di lengannya, "Gak usah minta maaf, kamu gak salah sayang. Maafin aku ya. Aku ga tau kenapa dari kemarin rasa emosi aku meluap-luap dan pada akhirnya aku berbicara seperti itu ke kamu. Maafin aku."

Zora menggeleng, di peluknya tubuh sang kekasih yang berhasil membuat dirinya aman dan nyaman. "Maafin aku juga Gavin, aku gak bakal gitu lagi. Aku janji."

Zora menyodorkan kelingkingnya ke hadapan Gavin yang mana langsung Gavin satukan dengan kelingking nya. Zora tersenyum begitupun dengan Gavin. Zora melihat ke arah jam tangannya, ekspresi nya berubah saat mengingat sesuatu. "Astaga! Gavin, aku lupa ada janji sama Willy. Kamu pulang sendiri yaa, aku udah telat 5 menit ini."

"Eh, kiss dulu!"

Zora yang tadinya udah setengah berlari kini kembali berbalik ke arah Gavin.

Cup!

"Hati-hati di jalan sayang!"
.
.
.

"Hati-hati di jalan sayang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang