36-Ada apa dengan mereka?

58 10 2
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Sudah setengah jam Zora dan Vanara berada di taman bunga tersebut, dan tampaknya tak ada tanda lelah di wajah mereka masing-masing. Keduanya masih sangat bersemangat dan menikmati waktu bersama dengan bercanda gurau.

"Eh, aku haus banget nih, beli jus mangga yuk. Tadi aku lihat ada yang jual jus di seberang sana."

Zora yang mendengar ajakan Vanara itu menganggukkan kepalanya, dia juga merasa haus ketika terus-terusan berbincang dengan Vanara, soalnya seru sih jadi dia lupa waktu.

"Ayo lah, aku juga haus, aku beliin ya kamu tunggu disini." belum sempat Zora beranjak dari duduknya, tangannya sudah di tahan sama Vanara.

"Ah, ga boleh seperti itu, aku juga mau ikut, ayo sama-sama aja." Vanara menempelkan jarinya di mulut Zora saat mengetahui sang empu akan memprotes. "Aku baik-baik saja Zora, malahan aku tidak enak jika hanya menyuruhmu."

"Tapi kamu beneran tidak apa-apa? kamu kan baru pulih." Penuturan Zora mendapatkan anggukan dari Vanara sebagai respon. Zora pun menghela nafasnya, yasudah jika Vanara memaksa.

Mereka berdua kembali berjalan beriringan keluar taman, menyusuri jalan setapak untuk menuju ke jalan raya, lokasi penjual jus itu memang berada di seberang taman, yang bertepatan di depan jalan raya yang ramai dengan hiruk pikuk kendaraan dan lalu lalang orang-orang.

"Zora, makasih ya."

Suara Vanara membelah keramaian di siang hari itu, Zora menoleh ke arahnya dengan raut wajah bingungnya. "makasih buat?"

Vanara tersenyum simpul, "buat semuanya, kamu benar-benar banyak membantu aku, aku bersyukur banget punya teman sebaik kamu Zora."

Zora tertawa pelan, kepalanya menggeleng kecil mendengar perkataan Vanara, menurutnya pujian Vanara terlalu berlebihan untuknya, andai saja Vanara tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik kebaikan Zora. Zora berdehem sebentar, jantungnya tiba-tiba saja berdebar mengingat kebaikan yang dia lakukan karena ada tujuan tertentu.

"Van, jika aku bikin kesalahan yang membuat kamu sangat kecewa, apa yang akan kamu lakukan? apa kamu akan memutuskan hubungan pertemanan kita?" Vanara terdiam sebentar mendengar pertanyaan tiba-tiba itu dari Zora. Zora sendiri mulai merasa tak tenang ketika melihat diamnya Vanara.

Tangan Vanara bergerak menggenggam tangan Zora, barulah dia membuka suara, "aku bakal tetap berteman sama kamu kok. dengar ya Zor, mau sebesar apapun kesalahan kamu, itu tidak akan buat aku kecewa, apalagi sampai memutuskan pertemanan kita. Kebaikan kamu sama aku sudah bisa menutupi kesalahan itu." Di akhir kalimatnya Vanara menampilkan senyuman tulusnya. Tentu saja itu membuat perasaan Zora campur aduk, bagaimana Vanara bisa berkata seperti itu padahal dia tidak tahu bahwa kesalahan yang Zora lakukan akan sangat menyakiti hatinya.

Zora menunduk, ia tak kuasa menatap wajah polos Vanara yang menatapnya dengan penuh rasa syukur dan terimakasih itu. Tapi manik cokelatnya di buat gagal fokus pada cincin cantik yang melingkar di jari manisnya.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang