04-Pertemuan pertama

168 42 7
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Kendaraan beroda empat itu berhenti di sebuah apartemen. pintu mobil itu terbuka, dari sana turunlah seorang wanita dengan stelan kantornya, itu zora.

"Makasih Gavin."

"Iya sama-sama."

"Jadi, besok pagi jadikan? kamu enggak boleh nolak, udah janji tadi."

Gavin memijat pangkal hidungnya. ia menghembuskan nafasnya pasrah. "Huh....iya-iya."

Zora tersenyum senang, Ia mengusap lengan Gavin sayang. "Oke! besok pagi aku bakal jemput kamu. Dah sana pulang. Selamat malam."

Gavin menggenggam tangan zora, "Iya sayang. kamu juga masuk dulu, nanti kalau kamu udah masuk aku baru pulang."

Zora Melambaikan tangannya sembari berjalan memasuki apart-nya. Setelah dirasa Zora benar-benar udah masuk, Gavin pun mulai melajukan mobilnya.

Saat pintu apart tertutup, Zora langsung menghembuskan nafasnya kasar. Badannya merosot dari pintu, kepalanya merasa pusing membayangkan Hal apa yang akan terjadi esok harinya.

"Hah.... keputusan yang aku ambil udah benar, kan? tapi kenapa aku merasa takut?" zora meremat kedua tangannya dengan gusar. ingatannya kembali berputar pada saat ia berbicara dengan Willy di toilet Cafe.

"Gak, Gak, Gak! yang mau aku lakuin udah tepat. sebelum aku yang di labrak dan dipermaluin di kantor, lebih mending aku aja yang ngelabrak duluan ke rumahnya. Dengan begitu gak akan ada drama aku dipermaluin di kantor. Ya, ya kayaknya itu ide yang bagus."

Zora beranjak dari terduduknya, tangannya ia kepal kuat, lalu ia ayunkan ke atas. "semangat zora! semangat untuk melabrak istri Gavin!"
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Kendaraan beroda empat yang berwarna putih itu berhenti di depan sebuah rumah yang mewah. Pemilik mobil itu tentu saja Zora. Zora menurunkan kaca mobilnya. Matanya menatap lurus kearah rumah mewah itu.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang