27-Baru bisa ngerasain jadi pasutri

121 15 4
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Zora meminum kopinya, dia sudah berada di bandara sekarang, hanya tinggal menunggu pengumuman untuk segera ke boarding gate doang. Pikiran Zora masih melayang memikirkan Gavin, kira-kira dia sakit apa ya? Kok sampai gak bisa ngomong gitu.

Karena tak ingin pusing-pusing lagi memikirkannya, Zora memilih untuk vidio call sama Gavin, tapi udah beberapa kali coba panggilan nya di tolak sama Gavin, kenapa ya?

Tak lama kemudian suara di speaker menyadarkan Zora, itu pengumuman untuk para penumpang agar segera menuju ke boarding gate. Zora menatap ponselnya, dia sebentar lagi mau berangkat, kenapa Gavin sangat susah di hubungi, padahal dia ingin mengucapkan selamat tinggal dulu.  Zora menghela nafasnya sedih, dia berjalan ke arah boarding gate dengan lemas.

Tak apa mungkin Gavin sedang istirahat atau apa, hingga dia tidak mengangkat panggilan nya. Pikir Zora.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Vanara menyiapkan makan malam, dia menoleh ke arah Gavin ketika melihat sang empu duduk di kursi makan. Vanara merasa gugup sekarang, mengingat ini adalah pertama kalinya dia benar-benar mengurus dan memperhatikan Gavin setelah 4 bulan mereka menikah.

Vanara duduk di samping Gavin setelah menyiapkan semuanya. Tangannya mengambil satu catu nasi untuk Gavin, "kamu mau pake lauk apa?" Tanya Vanara pelan, matanya bergerak pada Rica Ayam Kecap. Lalu tanpa kelamaan dia mengambil satu sendok untuk lauk Gavin.

"Nih, kamu makan ya.. kalo gak enak bilang aja, soalnya itu buatan aku.." Vanara melihat Gavin mengangguk pelan, dan mulai makan sedikit demi sedikit. Vanara maklum sih, rahangnya masih sakit kayaknya.

Vanara mulai menyusul Gavin untuk makan, mereka makan dengan hikmat dan hening. Hingga Vanara mendengar Gavin mendesis sakit, dia menoleh ke arah Gavin guna melihat apa yang terjadi.

"Gavin kenapa?" Ekspresi kesakitan membuat Vanara khawatir dia mendekat ke arah Gavin lalu menjulurkan tangannya di depan mulut Gavin.

"Gapapa, lepehin aja di tangan ku" kata Vanara saat menyadari bahwa Gavin seperti ingin membuang makanan yang ada di mulutnya.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang