13-Simon dan perasaannya

57 18 3
                                    

Enjoy
.
.
.

Zora berjalan cepat ke arah ruangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
Zora berjalan cepat ke arah ruangannya. Ia menghembuskan nafasnya berat saat mendudukkan dirinya ke kursi kerjanya. Tangannya terangkat guna memijat pelipisnya yang merasa pening.

Zora memandang ke luar jendela, udah mau magrib aja ternyata dan dirinya masih berada disini di temani tumpukkan berkas-berkas yang tersusun rapi di hadapannya.

Karena menemani Vanara, Zora harus rela untuk kerja lembur pada hari ini. Katakan saja Zora bodoh karena mau-mau saja menemani istri dari pacarnya untuk berobat. Bukankah pelakor lain akan ogah jika melakukannya?

Jika ada yang bertanya, mengapa Zora melakukan itu? Entah, Zora juga tak tahu, dirinya hanya mengikuti kata hatinya yang menyuruh dia untuk berbuat dan berperilaku baik terhadap Vanara. Zora memang tipe orang yang sangat baik, tapi kenapa keadaan malah menempatkan dirinya menjadi perebut suami orang kayak gini. Emang ada pelakor baik?

Atau, Zora melakukan ini karena rasa bersalahnya terhadap Vanara? Ataukah Zora melakukannya untuk membuat Vanara cepat pulih dari penyakitnya dan hal itu membuat Gavin dengan mudah menceraikan Vanara? Entahlah semuanya tak ada yang tau apa alasan Zora melakukannya.

Zora merenggangkan otot-otot jarinya untuk mulai mengetik di keyboard. Tadinya sih Gavin mau menemani tapi di tolak sama Zora, karena Zora sangat tahu jika Gavin pasti sudah sangat kecapean.

Tak hanya itu, Zora juga berpesan untuk tidak memarahi Vanara kembali sebab dirinya yang berkerja lembut ini karena menemani Vanara terapi. Zora meyakinkan bahwa itu kehendaknya sendiri tanpa paksaan dari Vanara. Gak tau deh Gavin bakal tepati janjinya atau gak buat tak memarahi Vanara.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Gavin."

Sang empu mengabaikan panggilan lembut itu, ia tetap berjalan menaiki tangga untuk menuju ke kamarnya. Bukan tanpa alasan Gavin melakukannya dia hanya tak mau meledak saat melihat Vanara. Perlu di ketahui bahwa Gavin sekarang sedang menahan amarah yang teramat sulit untuk di kontrol dirinya, jika saja dirinya tak berjanji kepada Zora tadi, sudah Gavin pastikan bahwa ia akan membuat Vanara menangis seperti kemarin bahkan lebih parah lagi.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang