05-Menjadi teman

126 38 6
                                    

Enjoy
.
.
.

Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Mobil bercat putih itu berhenti di parkiran, di dalam sana terdapat 2 makhluk yang sama-sama enggan beranjak dari duduknya.

"Kenapa kamu gak bilang?"

Gavin menoleh ke arah Zora yang menatap lurus ke depan, "gak bilang apanya?"

Zora menghela nafasnya kasar. Ia juga ikut menoleh ke arah Gavin. Gavin dibuat terkejut saat melihat mata Zora yang berkaca-kaca.

Tangan Gavin terangkat menangkup wajah zora. "Zor-"

"Kenapa kamu gak bilang kalau Vanara sakit, hmm. Kenapa gak bilang? Kamu sengaja bikin aku ngerasa bersalah kayak gini, Kamu sengaja kan, Gavin?"

Langsung saja Gavin menarik Zora yang sedang menangis itu ke dalam pelukannya. "Kamu dengerin dulu penjelasan aku."

"Penjelasan apa? kamu mau cari alasan apa, hm?"

"Alasan aku gak mau ngenalin kamu sama Vanara ya Ini. Aku tau kamu orangnya gak tega, dan aku juga tau kamu bakal kayak gini. Please Udah jangan nangis, ya?"

Zora melepaskan pelukan Gavin. "Kamu jahat! istri kamu sakit dan kita malah..... Dari penjelasan kamu juga, kamu cuman mikirin hubungan kita, gak ada sepintas pun kamu mikirin istri kamu. ini semua karena hubungan kita, aku mau kita-"

"Gak ada!" Gavin kembali menarik Zora ke pelukannya. Gavin berusaha menenangkan Zora yang memberontak di pelukannya. "Aku gak mau Kita pisah. Kamu tau sendiri kalo aku gak cinta sama dia. Aku nikah sama dia cuman atas dasar Perjodohan. Wanita yang aku cinta cuma kamu, Zora. Tolong, tolong jangan ucapkan perkataan yang bakal ngebuat kita berdua sakit."

Gavin merasakan Zora yang udah tenang di dekapannya. Ia kembali membuat Zora menatap matanya. "Zora, lihat aku, lihat mata aku dulu, kita udah menjalin hubungan 2 tahun lamanya, dan kamu tau sendiri kita sama-sama bahagia. Kita masih sama-sama saling membutuhkan, aku mohon banget sama kamu, jangan ya? aku gak mau pisah sama kamu."

Zora menatap mata Gavin, di sana sangat jelas ketulusan cinta yang tersirat. kalau begini Zora semakin tak rela, dia yang awalnya ingin mengakhiri hubungan ini menjadi enggan. Benar kata Gavin, mereka masih sangat saling mencintai.

"Tapi Vanara?"

Gavin menggelengkan kepalanya. Di kecupnya sayang kening Zora. "Udah, kamu gak perlu mikirin vanara untuk saat ini, fokus ke kehidupan kita aja."

"Tapi dia lagi sakit, Vin." Zora kembali menangis, betapa jahat dirinya. padahal Vanara sudah menganggap dirinya sebagai teman.

Gavin kembali memeluk tubuh kesayangannya."Dia bakal sembuh, sayang."

"tapi lama kan?"

"bentar."

"beneran?"

"Iya sayang."
.
.
.

Bahagia lewat luka (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang