Begitu banyak hal manis yang Haruhi dengar dari semalam. Pasti ia bisa kembali seperti semula jika suasana hatinya terjaga seperti ini.
Ya, pasti. Jika tidak ada sesuatu yang kembali menjatuhkannya.
Haruhi yang tidak sengaja menekan tombol menerima panggilan itu harus mendengar suara yang tidak mengenakkan dan menjatuhkan suasana hatinya yang semula baik itu.
"Sudah kubilang lebih baik kau berhenti. Sepak bola tidak cocok untukmu. Kau tidak mungkin bisa bermain dengan keadaan tubuh seperti—"
"APA-APAAN SIH?! SAAT AKU BERMAIN DENGAN BAGUS, KAU DIAM. SAAT AKU BERMAIN DENGAN BURUK, BARU KAU MENGOCEH SESUKAMU!! JIKA KAU MEMBERIKAN NOMORMU HANYA UNTUK MENGATAKAN HAL SEPERTI ITU, LEBIH BAIK JANGAN HUBUNGI AKU LAGI, SIALAN!!!" seru Haruhi melampiaskan emosinya. Gadis itu langsung menutup panggilan dan melemparkan handphone-nya sembarangan.
Gadis itu memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya. Emosi dan mentalnya benar-benar tidak stabil sehingga ia hanya bisa menangis untuk mencurahkan emosinya.
Di sisi lain, Sae menggaruk-garuk kepalanya kala mendengar teriakan Haruhi.
"Haah... Makin lama mereka berdua makin mirip aja. Remaja labil memang susah dihadapi" gumam Sae setelah mendapat amukan dari Haruhi. Ia jadi teringat dengan Rin yang memiliki usia yang sama dengan gadis itu.
Saat Sae merasa hal seperti itu hanya ledakan masa remaja labil, Haruhi benar-benar merasa emosional karena perkataan Sae yang sangat menyinggungnya.
"Aku akan membunuh Itoshi Sae... Tidak, aku akan membunuh semua orang dan merampas semua yang mereka punya... Aku akan menghancurkan mereka semua dan memusnahkannya sampai akar..."
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Semenjak hari itu, Haruhi benar-benar tidak bisa diganggu oleh siapapun. Bukan karena kejadian memalukan saat melawan Ubers, melainkan karena aura hitam pekat seperti arwah pendendam yang memancar dari gadis itu. Bahkan mata merahnya terlihat seperti kerasukan setan. Baik Kaiser maupun Isagi, bahkan Anri sekalipun tidak bisa berbicara seperti biasanya pada gadis itu.
Jika ada yang bertanya tentang Rin, tentu saja lelaki itu sangat khawatir saat melihat pertandingan Bastard Munchen vs Ubers kemarin. Hanya saja, karena Haruhi akan menjadi lawannya selanjutnya, ia tidak boleh menunjukkan rasa khawatir pada gadis itu demi menghormatinya.
Selama 10 harian ini, Haruhi terlihat tidak begitu banyak berlatih. Gadis itu lebih sering duduk di bangku ataupun berada di ruang monitor. Saat latih tanding juga seperti itu. Apalagi saat latih tanding Noah tidak memperbolehkannya mengambil posisi selain kiper. Haruhi hanya mengiyakan perintah itu dengan wajah datar. Gadis itu tidak banyak memprotes.
Keahlian gadis itu juga tak begitu terlihat karena ia banyak bermain di daerah gawang. Entah perutnya masih suka kram atau apapun itu, Haruhi lebih sering berdiam, menonton, dan menyendiri.
Ya, itulah yang dilihat orang-orang. Mereka tidak tau apa yang gadis itu lakukan di ruang monitor seharian. Tidak ada yang berani masuk ke ruang monitor karena aura gadis itu.
Sehari sebelum pertandingan melawan PxG, Haruhi pergi ke suatu tempat yang sudah beberapa kali ia kunjungi akhir-akhir ini.
Brak!!
Haruhi mendobrak sebuah ruangan. Seketika seluruh penghuni ruangan itu memusatkan atensi padanya.
"Aiku, Aryu, ...."
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Tibalah hari pertandingan terakhir. Bastard Munchen vs PxG.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Thief] Blue Lock x Female
أدب الهواةHaruhi, perempuan yang mulai menyukai sepak bola karena kagum dengan permainan seseorang. Namun ia tidak diperbolehkan ikut bertanding di klub sekolah hanya karena dia seorang perempuan. Haruhi juga sangat menyukai karuta. Telinganya sangat tajam da...