Perfect Imperfection #4

414 66 33
                                    

Perfect Imperfection #4

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam, akhirnya Yisa tiba di sebuah rumah yang akan menjadi tempatnya mencari nafkah. Dia sangat bersemangat untuk pekerjaan perdananya kali ini. Usaha yang gigih, kesabaran, dan penantian panjang Yisa selama melakukan pelatihan di Yayasan ART akhirnya membuahkan hasil. Hanya dengan melihat rumah megah di hadapannya saja gadis itu sudah ingin meneteskan air mata.

Perasaan haru bercampur senang berpadu jadi satu, terus menerus merayu air matanya untuk tumpah akan tetapi Yisa tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia tidak akan mengacaukan hari penting ini. pekerjaan ini sangat sulit ia dapatkan, tidak gegabah adalah kunci untuknya bertahan di sana.

"Kau pasti bisa Yisa, semangat!" batinnya penuh antusias menyambut hari baru yang indah ini.

"Nah, Yisa, ayo turun," kata seorang perempuan berusia 50 tahunan.

Beliau adalah ketua yayasan tempat Yisa menimba ilmu selama satu tahun lebih. Durasi training Yisa memang lebih lama dibandingkan teman-teman seangkatannya. Banyak hal yang menjadi pertimbangan kenapa Yisa selalu tersisih dalam pemilihan ART. Sebenarnya dalam nilai kerapihan, etika, dan keahlian memasak Yisa ini jauh lebih unggul dibanding teman-temannya. Namun naas, keberuntungan seperti memusuhi Yisa sehingga dia selalu gagal lagi dan lagi. lolos di tahap pertama, kedua, tapi begitu tahap tiga yang merupakan proses wawancara dengan calon majikan Yisa selalu gugur sebelum bertempur.

Dia hampir putus asa, merasa menjadi manusia paling tidak berguna karena selama satu tahun tak sekali pun kesempatan baik datang padanya. Yisa berpikir, mungkinkah dia adalah manusia terkutuk yang tak diizinkan untuk berhasil? Membandingkan prosesnya dengan proses orang lain benar-benar membuat Yisa patah hati. Orang-orang begitu mudah mendapatkan apa yang mereka inginkan sedangkan dirinya? Ah, sesak rasanya jika diingat kembali masa-masa itu.

Yisa paham betul bahwa hujan akan memiliki reda. Bahwa terik akan berganti teduh. Bahwa sakit akan perlahan sembuh jika sudah waktunya. Oleh karenanya dia memutuskan tetap bertahan di yayasan meski tanpa kepastian kapan dia akan mendapatkan pekerjaan. Dipertemukan dengan ketua yayasan yang sangat baik dan mengasihinya saja sudah merupakan sebuah anugerah. Bahkan Yisa berniat jika dia tak kunjung mendapatkan pekerjaan maka dia akan mengabdikan dirinya di yayasan itu secara cuma-cuma. Sebagaimana ketua yayasan merawatnya selama ini tanpa memungut biaya sepeser pun.

"Yisa, kau masih ingatkan dengan perkataanku tempo hari?"

Ketua yayasan itu memegang kedua bahu Yisa, menatap dalam si gadis cantik yang menyimpan luka teramat dalam di hatinya.

"Setiap orang memiliki masanya masing-masing. Masa untuknya bahagia, masa untuknya terluka, masa untuknya berhasil, masa untuknya gagal. Jangan pernah merasa bahwa Tuhan tidak adil padamu hanya karena prosesmu tidak secepat orang-orang. Dia hanya sedang menunggu momen paling tepat untuk memberikan setiap hakmu di saat kau benar-benar siap menerima itu semua."

Mata Yisa berkaca-kaca mengingat perkataan sang ketua yayasan yang sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri. Sosok yang benar-benar mengenalkannya pada kehangatan cinta seorang ibu yang tak pernah ia dapatkan sejak kecil.

"Inilah masamu, Nak, jangan sia-siakan kesempatan yang datang padamu. Hari ini adalah hari yang paling kau nantikan kedatangannya. Ibu akan selalu mendoakanmu semoga kau bisa menjalani hidup lebih baik di sini."

Yisa mengangguk dan tentu saja disertai air mata yang tidak tertahan lagi. Gadis itu memeluk sang ketua yayasan, menumpahkan rasa terima kasih dan permohonan maaf sedalam-dalamnya karena selama ini dia selalu merepotkan orang tua itu.

"Calon majikanmu mungkin sudah menunggu di dalam sana, cepat masuk dan sapa dia dengan baik. semua proses administrasi dan kontrak kerjamu sudah selesai diurus. Masa kerjamu terhitung dari hari ini sampai batas waktu sesuai yang tertera di kontrak. Jaga dirimu dan hubungi ibu jika terjadi sesuatu."

Mini SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang